Seringai tajam rembulan membawa cahaya erotis untuk terpejam.
Deras angin menyapu kasar daunan jalan kota, menyeruakkan rasa dingin tak nyaman.
Berdiri kaki kokoh Alex berada di balkon favorite istrinya, menyeduh kopi hitam nafasnya melembut menatap tajam lurus tanpa minat.
Grepp
Terhuyung, tangan Alex reflek menyentuh batas pagar. Tanpa menoleh ia bisa langsung tau ulah siapa itu yang dengan berani menabrak tubuhnya.
"Sayyyuangjkkkiuu" Gumaman tak jelas keluar dari mulut kecil Kemila yang tertutup punggung lebar Alex. Tanpa melepaskan pelukan, mendongak mata kecil Kemila membulat melihat betapa mempesona suaminya ini.
"Hm"
'Sexy' Batin Kemila tersenyum sipu sambil menubruk kembali wajahnya pada punggung kokoh suaminya.
Bersemu "Dingin" Ucap Kemila kecil tapi mampu di dengar Alex jelas.
Meletakkan gelas berisi kopi, tubuh tegap Alex berbalik tanpa melepas pelukan istrinya.
"Dimana pakaian hangatmu?" Tanya Alex lembut menatap tubuh mungil istrinya.
"Di dalam." balas Kemila menampakkan deretan giginya.
Memeluk erat menyalurkan kehangatan. Mata elang Alex tidak lepas dengan bekas luka yang ada pada sang Istri. Dan hal ini tentu membuat Alex sangat kesal dan marah hingga ingin segera menghancurkan toko bunga kecil itu.
Bukan Alex jika tidak bisa mendapat informasi secepat itu bukan.
Tanpa berucap, di tuntun tubuh sang istri untuk segera masuk ke kamar tanpa membawa kembali gelas kopi miliknya.
"Mas, aku kan masih pengen di luar."
"Tidur." Balas Alex berusaha membenarkan tata letak selimut.
"Tapi... "
Ceklek...
Seluruh lampu di penjuru kamar padam menyisahkan satu penerangan kecil yang mengarah keluar.
Menyerah akhirnya Kemila memilih untuk memejamkan matanya. Berbanding terbalik dengan Alex, matanya menatap lurus ke arah pasangan hidupnya.
Mengamati lamat lamat rupa sang istri yang tentu mengalami perubahan. Jujur ia harus bingung atau justru bersyukur dengan keadaan yang sekarang.
Menyibak selimut, Alex melangkah santai ke kamar mandi guna membersihkan diri.
.....
"Hei, hei kalian mau bawa barang itu kemana!" Bergerak, mencoba menahan frustasi..
"Letakkan, hei letakkan sekarang juga!" Memutar sakit, kepala Liu terus berdenyut. Ia sungguh binggung sekaligus tidak faham dengan apa yang terjadi sekarang.
Beberapa bunga dan barang satu persatu terangkut di dalam truk sedang. Dan tidak ada satupun orang yang bisa dia ajak bicara karena mereka memilih diam dan mengerjakan sesuai perintah.
Jangan lupakan pemilik toko bunga 'Ku' yang antah berantah di mana batang hidungnya.
"Ya tuhan, apa yang mereka lakukan ini." Batin Liu berteriak.
Di sisi lain,
"Maaf anda di lar.... "
"Persetan dengan itu, saya tidak peduli."
Bruakkk
Seruan pintu menabrak dinding menggebu menampilkan seorang wanita beserta dua penjaga yang bermuka masam.
Tanpa permisi, perempuan tersebut masuk. Lalu menatap tajam pria dewasa yang sedang duduk santai di kursi kebanggaannya.
Merasa terusik, akhirnya pria tersebut mengalah. Menutup laporan yang baru saja di kirimkan bawahannya lantas perlahan ia mendongak menatap acuh tamu tak di undangnya.
"Ada yang bisa saya bantu Nona?" Ucap pemuda itu, melambaikan tangan lantas di balas anggukan para penjaga.
Dengan muka masam, perempuan itu mendekat.
Byurrr
Huh, helaan nafas keluar dari mulut Ru. Bukan sekali dua kali kejadian seperti ini terjadi. Dan apakah perempuan ini tidak bisa bersikap anggun untuk sekali saja.
"Bisa anda jelaskan maksud kedatanga anda nona?" Tanya Ru dengan intonasi ringan tanpa menunjukkan emosional berarti.
Berusaha mengenyahan apa yang terlintas di dalam kepala.
"Kamu sembunyikan di mana kepala bosmu itu hah?" Hardik perempuan tersebut dengan emosi yang menggebu.
"Katakan dia sekarang Ru! Menurutmu seberapa lama aku harus menunggu dia lagi hah?" Sambil mengetukkan sepatu perempuan itu lantas menaruh kembali gelas kosong yang baru saja ia pegang.
Memutar bola malas, akhirnya Ru tau apa permasalahan perempuan yang ada di hadapannya ini. Perempuan gila yang masih saja tidak dewasa dengan umurnya.
Mendongak pongah, perempuan itu duduk. Meletakkan pelan tas mewah miliknya lantas menatap tajam Ru yang sedang menatap balik dirinya dalam keadaan berbalik.
"Ehm, sepertinya ada sedikit kesalah pahaman dengan anda Nona." Jawab Ru sopan, lantas berdiri melepaskan jas hitam yang basah akibat terkena siraman sadis perempuan di depannya ini.
"Apa yang salah paham? Kamu berfikir aku ini bodoh! Sudah jelas jelas kesepakatan kedua belah pihak menyatakan setuju. Lantas mengapa berubah sedemikian cepat. Apa sebenarnya kamu mencoba mempermainkan kami Ru?" Gertak Perempuan bernama Surane tegas.
Menghela nafas sabar,
"Ba... "
"Ru, aku sudah bersabar untuk ini! Dan jika kamu menyuruhku untuk bersabar kembali aku tidak akan bisa dan lebih baik kamu simpan saja sabar itu."
"Bisakah kamu tenang Nona Surane, acaramu tidak akan batal hanya tertunda sebentar. Dan hentikan sifat bar baranmu itu. Kamu sudah 19 tahun."
"Tapi, aku tidak bisa bersabar lagi Ru! Acara ulang tahunku terlewat begitu saja. Dan apakah pesta tehku juga akan begitu? Aku tidak mempercayai ini!" Teriak Frustasi Surane menghentakan kaki acak.
Tolong berikan stok kesabaran untuk Ru sekarang.
"Bos ada di ruangannya sekarang." Ucap Ru setelah membaca pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya.
Tanpa membalas ucapan Ru, Surane bergegas pergi ke lantai atas guna menemui bos Ru.
![](https://img.wattpad.com/cover/320358182-288-k80246.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Liku itu Aku (kimsanyu2)
Random(Cerita ini hanya fiktif) Luna adalah seorang bartender di salah satu club milik kakak teman sekolah SMA. Meninggal akibat tembakkan dan kemudian tuhan membuat jalan baru untuknya. Memasuki tubuh seorang wanita bernama Kemila merupakan suatu kegila...