Ntah sampai kapan sesal ku usai
Sembari mengutip sisa puing yang lerai
Yang diporak-porandakan oleh kata usai
Sebab saat itu kau menjelma badai
Badai yang tak mampu ku lawan
Buana rasaku sudah kau hancurkan
Setelah itu apa yang kau lakukan?
Kau menjelma kelana dan berburu puan
Sementara aku, menatap punggung mu dari kejauhan
Merengkuh pilu, merutuki langkahmu yang amat keterlaluan27-8-22
Deira Hime
KAMU SEDANG MEMBACA
Nalar Gaduh ✓
PoetryJujur saja aku muak menuliskan aksara yang tak berujung. Setiap kali aksara ini terangkai, setiap itu pula ada darah yang menetes; tak akan bisa dilihat oleh siapapun. Tapi harus kemana lagi aku tuangkan, darah Atma yang kerap kali mengalir deras sa...