Gemuruh mulai terdengar; memekakkan isi nalar.
Mencoba tenang mencari tempat berteduh; sialnya aku terjebak dalam perjalanan pulang.Jaraknya tak begitu jauh, tapi sialnya hujan turun; kebasahan tak terelakkan.
Meski sudah menemukan tempat berteduh; tetap saja hujan deras ini membuatku kuyup.
Menggigil; rasa dingin menguasai seluruh tubuh.Setelah ini, mungkin saja aku akan sakit.
Mengingat hujan sudah terlanjur membasahi tubuh.
Aku tak terlalu khawatir akan sakitnya; karena cepat atau lambat aku akan pulih.Mungkin ada satu hal yang tak akan aku lupa; yaitu tentang bagaimana mana cara hujan datang membasahi.
Aku amat merindukan rumah, tapi hujan masih deras.Dengan lapang dada aku harus menunggu hujan ini reda.
Jika aku menempuh hujan yang deras ini; aku tak yakin aku akan baik-baik saja.Andai saja hanya rinai; aku tak akan takut pulang ke rumah.
10-8-22
Deira Hime
KAMU SEDANG MEMBACA
Nalar Gaduh ✓
PoesíaJujur saja aku muak menuliskan aksara yang tak berujung. Setiap kali aksara ini terangkai, setiap itu pula ada darah yang menetes; tak akan bisa dilihat oleh siapapun. Tapi harus kemana lagi aku tuangkan, darah Atma yang kerap kali mengalir deras sa...