Begitu ya, semesta.
Kau hadirkan ia––keindahan yang hanya sesaat.
Tak peduli berapa kali ia di rindukan.
Ia akan selalu begitu.
Seakan takdirnya hanya untuk datang dan pergi.Saat mengenalnya pertama kali,
Siapapun akan terpana dengan keindahannya.
Kemudian teramat hancur saat ia pergi.Namun setelah tahu siapa dirinya,
Siapapun yang lama mengenalnya akan mengerti siapa dia dan bagaimana sifatnya––jadi tidak heran.Setelah kau mengerti, kau harus tahu bahwa swastamita hadir untuk kau nikmati bukan untuk di miliki.
Ia indah, tapi sesaat––swastamita.
15-8-22
Deira Hime
KAMU SEDANG MEMBACA
Nalar Gaduh ✓
PuisiJujur saja aku muak menuliskan aksara yang tak berujung. Setiap kali aksara ini terangkai, setiap itu pula ada darah yang menetes; tak akan bisa dilihat oleh siapapun. Tapi harus kemana lagi aku tuangkan, darah Atma yang kerap kali mengalir deras sa...