"Makasih Yor"
"Jangan yar yor yar yor napa Min. Kasep begini, panggilannya gak enak banget" Protes Junior, terus buka helmnya.
Mina cuman cekikikan aja nanggepin.
"Jehan. Jehan. Je atau Han kan masih mending enak di denger" Masih aja Junior ini maksa buat dipanggil Jehan.
"Jehan? Udah biasa Junior gua mah. Lagian kenapa sih tiba-tiba ganti nama panggilan?"
"Yaa gakpapa sih. Biarin suka-suka gua. Lagian vibes nya beda Min. Kaya apa ya, gua tuh berasa keren aja gitu"
Mina menggelengkan kepalanya, gak ngerti lah sama Junior ini.
"Serah lu aja deh. Emang Junior gak keren? Kan kayak kebarat-baratan gitu lho"
Junior naro telunjuk di dagu kaya lagi mikir, "Yaa--- pokoknya ada deh" Abis itu dia cengengesan gak jelas.
"Hahhh, apa kata anda saja lah"
Hening sebentar, gak tau mau ngomong apa lagi.
Mina liat jam tangannya, udah nunjukin pukul tujuh malam.
"Yor. Udah jam tujuh nih, pulang gih. Katanya mau nganterin Bina kondangan" Mina inget kemarin Junior nolak ikut main bulutangkis sama Baim karna mau nganter sodaranya itu, Bina.
"Yor lagi. Yor lagi. Btw iyasih setengah jam lagi gua nganter Bina. Yaudah gua balik." Karena lumayan jauh jarak rumah mereka Junior langsung pulang aja.
"Iya, hati-hati"
Junior pake helmnya lagi sambil parkirin motor buat balik arah.
Terus dia angkat tangannya. "Bye Min. Duluan Harun!" Katanya teriak, abis itu motornya berlalu meninggalkan jalanan depan rumah Mina.
Mina juga balas lambain tangannya, sebelum itu dia sempet nengok ke belakang setelah Junior sebut nama Harun. Ternyata adiknya itu ada di belakang etalase warung Ibunya, lagi balas angkat tangan ke Junior juga.
Setelah Junior gak keliatan, Mina nyamperin adiknya.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
"Harun yang jaga warung?" Tanyanya.
Ibunya Mina buka warung sembako gitu, tapi juga jual es seduh yang di plastikin sama mie matang.
"Iya teh. Ibu lagi nidurin si trio R, jadi Harun yang jaga warung sebentar"
Mina mengangguk terus duduk di bale-bale warungnya, adik-adik bungsunya itu emang agak susah tidur sekarang. Di usianya yang baru delapan belas bulan, lagi aktif-aktifnya. Makanya Ibunya sempet kewalahan.
"Teteh baru pulang jam segini?" Harun menghampiri Mina tapi gak ikut duduk cuman senderan di depan etalase.
"Iya, biasa tutup jam enam tadi. Kelar beberes setengah tujuh" Katanya.
Inget kan Mina ini kerja part time di kafe? Bareng Jihan, Junior sama Baim. Kafe itu punya Johan, kakak kelas mereka yang udah lulus.
Kalau Mina dia kerja dua hari, sabtu-minggu. Sabtu masuk closing itupun cuman enam jam kerja, sedangkan minggu dia full seharian kurang lebih sepuluh jam. Makanya dari sabtu ke minggu dia jumping.
Dan kalau Baim-Jihan-Junior mereka cuman di hari minggu aja. Soal gaji mereka semua digaji itungan jam kerja.
Yaa lumayan lah buat nambah uang jajan. Sukur-sukur bisa di tabung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious >< 97Line
Ficțiune adolescențiThis is our precious life story - 97line zitorie979 Agust'2022