Snow menceritakan semuanya pada Isaiah. Malam itu, Isaiah mendengarkan dengan sangat baik tanpa banyak berkomentar. Snow memberitahunya ketika dirinya dan Jaenuary pertama kali bertemu. Bagaimana Snow tertarik pada anak laki-laki pemilik buku-buku itu. Snow juga mengingat bagaimana mereka selalu mengobrol banyak hal di gazebo kampus, berkeliling alun-alun Kota Pandawa, bahkan Snow dihadiahi tujuh buku Narnia cetakan terbaru olehnya. Semua itu, membuat Snow semakin tertarik pada anak laki-laki bernama Jaenuary. Semua perhatiannya, tingkahnya, sikapnya, bahkan senyum manis di kulit wajah putihnya selalu diingatnya.
Isaiah menenangkan Snow yang menangis dengan berkata, "Snow, tidak apa-apa. Take your times. Aku yakin kesalahpahaman kalian akan segera berakhir. Kalau kamu benar menyukainya, kenapa tidak katakan saja padanya, Snow?"
Gadis itu menggeleng, "Aku tidak bisa, Isaiah. Jangankan mengatakannya, bertemu dengannya saja aku tidak berani. Dia juga mengacuhkanku, tidak mau bertemu denganku lagi."
"Baiklah, pelan-pelan saja, Snow."
"Aku merindukannya, Isaiah."
"Oh, Snow yang malang..."
"Aku rindu padanya..."
***
Mark tidak pernah merasa semarah ini pada sahabatnya. Terutama pada Snow Kimmy, gadis yang sudah dikenalnya sejak kecil. Mark juga tak kalah kesal pada Jaenuary. Ia merasa dibohongi, dan dikhianati. Padahal, tidak ada yang benar-benar mengkhianatinya.
"Bagaimana kamu bisa mengenal Snow? Berapa lama kau mengenalnya, Ary?"
"Tanyakan saja pada gadismu."
Malam itu, setelah dari kafe, Mark mendatangi panti dan meminta waktu untuk bertemu dengan Snow. Sekitar sepuluh menit ia menunggu, gadis itu muncul di balik pintu dengan piyama berwarna hitam, mendekatinya dengan mata sembab.
"Kamu menangis?" tanyanya.
"Tidak. Katakan kenapa kamu ingin bertemu denganku. Kalau kamu ingin membahas Kak Janu, aku tidak mau menjawab." Snow menjawab dengan dingin.
"Itu dia. Kamu ternyata sudah mengenalnya? Berapa lama, Snow? Kenapa kamu tidak pernah bercerita padaku? Ary adalah teman bahkan sudah aku anggap sebagai saudaraku. Kenapa kamu tidak pernah memberitahuku atau bahkan bertanya padaku?" Nada suara Mark begitu sendu.
Snow mulai berkaca-kaca netranya. "Maaf."
"Aku sedang kesal dan jawaban yang ingin aku dengar bukanlah kata maaf, Snow."
"Maaf. Aku merahasiakannya darimu. Kita bertemu secara tidak sengaja di bis kota, Mark. Aku melihat dia membawa buku sastra, jadi aku kira dia mahasiswa bahasa dan ternyata benar. Aku hanya mendekatinya untuk mendapat bantuannya mengerjakan tugas bahasaku. Entahlah, aku tidak pernah berpikiran bahwa kamu mungkin mengenalnya karena mahasiswa di sana sangat banyak. Ternyata semesta tidak sebesar itu."
"Kenapa kamu repot-repot meminta bantuannya disaat ada aku? Aku sahabatmu, Snow. Aku mahasiswa jurusan bahasa juga! Apakah aku terlihat sebodoh itu di matamu ya? Memang benar, semua orang akan selalu melirik dan tertarik pada Jaenuary yang tampan dan pintar. Kamu menganggapku apa?"
"Mark! Tentu saja kamu sahabatku! Pembicaraan apa ini!"
"Lalu kamu memilih dibantu oleh Ary yang sangat pintar dibandingkan olehku?"
Snow mengembuskan napas gusar. "Astaga, Mark, tidak seperti itu. Kamu salah paham." Gadis itu mulai defensif. Pembicaraan ini tidak akan ada ujungnya jika Mark terus menerus salah paham. "Aku hanya... dia muncul disaat yang tidak disangka-sangka. Buku sastranya menarik perhatianku dan... aku... aku tidak tahu mengapa tetapi aku langsung tertarik meminta bantuannya. Kau sahabatku, kau juga pintar! Jangan katakan dirimu bodoh. Hanya saja... mungkin aku tidak ingin selalu merepotkanmu yang sudah banyak membantuku dan menyelamatkan nyawaku dari gempa bumi itu. Aku... tidak ingin memikirkan balas budi seperti apa yang harus aku lakukan padamu, Mark. Tolong... kamu salah paham. Kamu tidak mengerti..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Jaenuary | Jaemin X Winter
Fiksi Penggemar[THE DREAM SERIES 1 - COMPLETED] Jaenuary Lentino bertemu dengan Snow Kimmy, gadis cantik yang penuh dengan kemurungan. Keduanya terpaksa dipertemukan dalam suatu kejadian yang dapat mengubah jalan hidup mereka. Apa yang akan terjadi selanjutnya? . ...