Sore itu, seusai bel pulang sekolah berbunyi nyaring, Snow hanya berjalan santai di trotoar. Tidak menunggu bis kota seperti rutinitasnya beberapa minggu ini. Jaenuary mengatakan bahwa ia tidak bisa bertemu dengannya karena anak laki-laki itu harus ikut makan malam bersama keluarga besar. Snow hampir lupa bahwa Jaenuary masih punya keluarga dan ia tidak boleh merenggut seluruh waktu Jaenuary untuknya. Maka, kini, Snow melangkah ke Kafe Horangi yang lumayan ramai.
Mark melihatnya masuk dan melambaikan tangan. Snow akhirnya mendekati dapur dan menyapanya. "Bagaimana harimu, Mark? Sudah lama aku tidak ke kafe ternyata banyak yang berubah, ya?" Snow memandangi dekorasi lukisan abstrak dan tambahan cat dinding berwarna hitam dan putih di sudut ruangan. Ada meja baru dan penataan letak yang baru pula. Semua itu pekerjaan Mark dan Isaiah. Snow tidak tahu hal itu.
"Aku rasa, kafe ini membutuhkan sentuhan baru. Hariku baik. Bagaimana denganmu? Kenapa wajahmu murung, Snow?"
"Hanya sedikit tidak bersemangat."
"Karena lama tidak bertemu denganku, ya?"
Snow tersenyum samar. Beberapa menit setelahnya, suara lonceng pintu kafe terdengar lagi. Kali ini gadis cantik dengan seragam SMA Pandawa yang berponi rapi menghampiri Mark dan menyapa Snow Kimmy. "Hai, Mark, aku datang. Oh, hai juga, Snow. Aku baru melihatmu di kafe ini."
"Baru?" tanya Snow.
"Tiga minggu ini, aku tidak pernah melihatmu datang."
"Apanya yang tiga minggu?" Snow kesal karena ucapan Isaiah tidak ia mengerti. Mark akhirnya menengahi dan membawa dua gadis itu duduk di salah satu meja. Giselle Isaiah dengan kopi hangatnya dan Snow dengan vanilla-nya.
Melihat Isaiah yang begitu nyaman duduk dan berbincang dengan sahabatnya membuat Snow menyadari sesuatu. Ketika ia dan Mark sedang berjauhan, ada Isaiah yang selalu datang membantu Mark Chello mengurus kafe. Semua dekorasi ini, pasti pekerjaan Isaiah. Gadis itu juga dengan santai membicarakan tentang Amora—yang tidak Snow ketahui siapa—dan Mark akan tersenyum mengerti seakan-akan tahu sapa itu Amora atau sebenarnya memang sudah tahu.
"Kenapa kita tidak membuat kentang goreng? Kau suka kentang goreng 'kan, Mark?"
Sebelum Mark menjawab, Snow langsung menggeleng, "Mark tidak suka kentang. Dia alergi."
"Benarkah? Tetapi kemarin dia menghabiskan banyak kentang goreng denganku."
Mark tersenyum kikuk, "Itu kentang modifikasi yang terbuat dari tepung."
Isaiah lalu mengangguk, mengerti.
Kali ini, Snow yang bertanya, "Mark, kamu tidak haus? Mau aku ambilkan vanilla?"
Sebelum Mark menjawab, kali ini Isaiah yang menghentikan Snow. "Mark tidak begitu menyukai vanilla, Snow. Dia lebih suka jus semangka."
"Dia menyukai vanilla lebih daripada semangka sepertiku."
"Benarkah? Aku hanya pernah melihat Mark minum teh hijau dan jus semangka."
"Mark suka vanilla, Isaiah!"
Mendengar perdebatan tentang dirinya membuat Mark tiba-tiba bangkit dan mendengus. "Ladies, aku bisa mengambil makanan dan minuman kesukaanku sendiri. Kalian duduk saja, berbincang, oke? Jangan bertengkar lagi."
Namun Snow dan Isaiah saling melemparkan tatapan perang.
***
Giselle Isaiah masih berada di kafe. Sedangkan Mark mengantarkan Snow untuk pulang ke panti. Isaiah mengerjakan beberapa pekerjaan dan melayani pelanggan yang datang. Sesekali, ia membereskan rak dan meja kerja Mark di ujung dapur. Ada banyak foto Snow dan Mark yang dipajang. Ada pula foto Mark dengan teman kuliahnya yang beberapa waktu lalu dilihat oleh Isaiah. Ary. Mark mengatakan bahwa Ary adalah teman sekelasnya. Tetapi Snow mengatakan bahwa Ary bukanlah nama kakak yang ia temui tempo hari. Membuat Isaiah sangat bingung karenanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jaenuary | Jaemin X Winter
Fanfikce[THE DREAM SERIES 1 - COMPLETED] Jaenuary Lentino bertemu dengan Snow Kimmy, gadis cantik yang penuh dengan kemurungan. Keduanya terpaksa dipertemukan dalam suatu kejadian yang dapat mengubah jalan hidup mereka. Apa yang akan terjadi selanjutnya? . ...