bab 3

7.1K 817 7
                                    

"Huffttt..... Aku tidak ingin memikirkannya lagi, saat ini aku benar-benar lelah berjalan kemari butuh waktu yang lama"

"Gudang kalau tidak salah pasti dekat dengan hutan atau paling belakang dari kediaman ini"

[M/n] berjalan mengelilingi kediaman klan Imai dan akhirnya dirinya menemukan gudang kecil yang terlihat tidak layak

[M/n] membuka pintu gudang, melihat dalamnya yang tersusun rapi bahkan ada futon dan beberapa pakaiannya dari pemilik sebelumnya

Mengganti pakaiannya yang kering dan langsung tidur di futonnya, dirinya tak lupa menutup pintu gudangnya

___________________________________________

Hingga paginya tiba, sebuah ketukan namun sangat keras membuat [m/n] harus mau tak mau bangun karena berisik

"Hoaamm.... Iya sebentar aku akan membukanya, siapa sih yang mengganggu pada hari libur ku"

Ceklekk....

[M/n] melihat wajah orang yang sama seperti waktu malam itu, menatapnya angkuh seolah-olah aku ini budak baginya

"Kau lagi? Apa lagi yang ingin kau lakukan? Jangan ganggu aku bukankah kau sendiri bilang jika aku ini anak yang tidak berguna"

"Jangan berbicara tidak sopan dengan ayahmu!!"

Tamparan melayang ke arah wajah [m/n] namun hanya dengan mundur 1 langkah kebelakang dapat menghindari tamparan itu

"Jika kau memang benar ayahku, kenapa kau memperlakukan anakmu sendiri bagaikan budak, kau memang seorang sampah yang tak berguna"

[M/n] berjalan melewati ayahnya begitu saja tanpa merasa bersalah setelah mengatakan hal tersebut

"Anak tidak tau diri!!"

Syuttt....

[M/n] berbalik, matanya terkejut melihat sebuah katana mengarah ke kepalanya dengan cepat menghindari nya walau terkena gores sedikit di pipinya

'Uhh! Gila dia benar-benar sudah gila! Apa dia benar-benar mau membunuhku hanya karena sebuah ucapan, dunia macam apa ini yang kumasuki!'

"Apa yang kau lakukan pak tua sialan! Apa kau mau membunuhku!"

Secara tiba-tiba ayahnya berada dibelakang tubuhnya dengan memegang sebuah katana

'Ce-cepet sekali gerakannya'

[M/n] hanya bisa terus-terusan menghindar, beruntung dia berlatih bela diri jika tidak pasti akan langsung mati disini

'Percuma menghindari nya terus lebih baik aku melawannya saja'

[M/n] berhenti mundur saat ayunan pedang mengarah nya dia langsung menghindar mencengkram tangan ayahnya lalu menendang tepat di perutnya

Sayangnya ayahnya seperti bisa membaca gerakan [m/n] jadi mudah untuk menghindarinya, walau begitu [m/n] pantang menyerah dirinya terus menerus menyerang walau terus dihindari

Saat kaki [m/n] mundur dan menapaki tanah sebuah rantai keemasan mengikat tubuhnya sehingga tidak dapat bergerak

"Apa-apaan rantai ini! dari mana asalnya"

Ayahnya berjalan perlahan-lahan mendekati putranya

"[M/n], kau saat ini sudah berani melawanku bahkan menentang ku sebagai ayahmu, apa hukuman yang kemarin membuatmu berubah"

"Hey pak tua, siapa yang akan terus-terusan menuruti semua perkataan mu yang tak ada gunanya itu, aku [m/n] miyazaki tidak akan pernah patuh pada siapapun"

"Kau sama sekali tidak berubah, marga mu saat ini ialah Imai bukan miyazaki. Ibumu sudah mati memang karena dia sangat lemah meskipun dari klan yang melegenda"

"Cih dasar pak tua bangka sialan! Kau menganggap ibuku apa hah! Apa kau menganggap dia sebagai peternak penghasil keturunan terbaik begitu?"

"Jika aku memiliki kekuatan seperti dirimu aku akan mencabik-cabik setiap tubuhmu dan menghancurkannya bagaikan debu!!"

Mata merah yang dimiliki [m/n] menyala tanpa ia ketahui, membuat tubuh ayahnya seperti diremas oleh sesuatu yang tak bisa bernapas maupun bergerak

"Hentikan!!"

jujutsu kaisen x male readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang