bab 34

2.4K 258 3
                                    

"Apa yang kalian lakukan disana?"

"Ohh... Tidak kami hanya sedang berbicara saja agar bisa menjadi lebih dekat"

Naoya melepaskan [m/n] dan berdiri tegak disamping nya dengan senyuman ramah yang melekat diwajahnya

'Menjadi dekat apanya bahkan dia seperti mengancamku, huh dasar orang bermuka dua'

"Apa kau mencariku?"

"Mencari? Oh jadi anda adalah kepala klan zenin, benar kedatanganku kemari ingin-"

"Sebaiknya kita bicara di dalam saja tidak baik jika berbicara diluar"

'Keluarga bajingan! Tidak ada bedanya dengan klan imai'

Guratan urat muncul di dahi [m/n] mencoba untuk sabar, menutupi dengan senyuman walau ingin sekali menjitak kepalanya

Terlihat mereka bertiga duduk di ruang tamu, hanya saling terdiam tidak ada yang memulai pembicaraan membuat suasana menjadi suram

'Ryo sampai kapan ini akan berakhir? Aku ingin cepat-cepat pulang'

'Seingatku mereka keluarga zenin berisi orang-orang yang arogan dan hanya mementingkan kekuatan saja'

'Mungkin ini akan sedikit lama untuk meladeni mereka tapi mohon bersabarlah [m/n]-sama'

"Ekhemm.... Baiklah tuan kepala klan zenin"

"Zenin naobito"

" Ya terseralah, kau pasti tau kedatangan ku disini bukan?"

"Dan aku tak perlu menyebut namaku lagi karena pelayan itu pasti sudah memberi tahu anda, bukan?"

"Ya kau adalah miyazaki [m/n], huffttt..... Rasanya sudah sangat lama tidak ada klan miyazaki datang kemari walau ada masa lalu buruk diantaranya"

"Maaf tapi aku tidak membicarakan masa lalu saat ini bahkan aku tak tertarik untuk mendengarnya"

"Langsung saja ke intinya, aku ingin membawa anak klan imai kembali, itu saja"

"Kau mirip sekali dengan ibumu, pasti kau sama hebatnya dengan mendiang nya"

"Ibu? Kau mengenal ibuku?"

"Hehh... Ibumu sendiri lah yang membuat masa lalu buruk, dia menolak dengan keras untuk dijodohkan dengan salah satu dari zenin"

"Bukan itu saja ibumu juga menantang kepala klan zenin yang ada dihadapan mu saat ini sebagai penolakan dari perjodohan itu, sungguh wanita yang gila" Ucap Naoya

"Apa!! Tapi apa ibuku menang darimu!?"

[M/n] menjadi bersemangat mendengar jika ibunya menantang kepala klan zenin namun jawaban yang ia dapat hanya helaan nafas

"Cih kau sama sekali tidak seru, aahhh!!kenapa malah membahas tentang ibuku, langsung berikan saja apa yang ku inginkan karena aku sudah tak memiliki banyak waktu untuk berbicara panjang lebar denganmu"

"Naoya bawa mereka ke tempat yang luas"

"Ya"

"Kau ikut denganku"

Naoya langsung menghilang dihadapan mereka dan langsung saja naobito berjalan keluar diikuti oleh [m/n]

Sesampainya disana [m/n] melihat sesuatu yang seharusnya tak ia lihat seorang laki-laki yang sekitar umur 21 tahun tergeletak dengan berlumuran darah

Disamping nya ada seorang anak laki-laki yang masih kecil menangis sambil memeluk seorang laki-laki yang berlumuran darah itu

"Tunggu.... Apa yang kau lakukan pak tua! Aku disini untuk berdamai"

[M/n] mencengkram kerah baju milik naobito dengan perasaan yang kesal

'Sial, sudah kuduga aku terlambat, dia pasti melakukan semuanya sendiri walau dia tau akan terluka pada akhirnya'

"Aku akan memberikannya padamu jika kau menang melawannya"

Naobito menunjuk pada naoya dan [m/n] menatapnya dengan datar

"Cih apa yang sebenarnya kalian inginkan....."

'Apa tidak ada cara lain lagi tanpa harus bertarung?'

'Orang yang bernama naoya itu aku sedikit ragu untuk melawannya, ntah mengapa dia bisa membunuhku saat ini'

'Hmmm.... Aku tidak banyak tau tentang naoya ini, yang pasti dia terlihat sangat licik, [m/n]-sama apa yang terjadi anda harus menang darinya'

'Dia pasti sudah merencanakan sesuatu untuk anda tapi tenang saja saya akan melindungi anda apapun yang terjadi'

'Kalau rencananya aku tau apa yang dia inginkan pasti tentang itu.... '

"Baiklah aku Terima tantangannya.... meski tubuhku menjadi taruhannya...."

[M/n] sudah bersiap begitu juga dengan naoya yang hanya berdiri dengan senyuman

Langsung saja [m/n] melesat dengan cepat menyerang naoya dengan tangan kosong, semua serangan yang diberikan oleh [m/n] dapat dengan mudahnya naoya tangkis

'Dia cepat sekali..... '

Buaakkk....

Perut [m/n] tertendang mundur dengan keras hingga terjatuh cukup jauh

"Ukhukk...."

'Dia menyerangku tepat di titik vital, apa dia tau kalau tubuhku terluka sejak awal?'

'Cih aku tidak mau mati karena menolong orang!'

[M/n] bangkit lalu mengusap darah di bibirnya dengan menatap naoya dingin sambil tersenyum miring

"Mengesankan. Gerakanmu sangat cepat zenin-san"

"Tapi maaf aku tak ingin kalah darimu!"

"Seven flying swords!...."

Partikel-partikel energi kutukan keluar dari qtubuh [m/n] kemudian menyatu membuat sebuah 7 pedang yang melayang di sekelilingnya

"Pertarungan sesungguhnya akan dimulai!"





jujutsu kaisen x male readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang