'Rasanya aku ingin sekali memukulnya tapi jika permintaannya tidak terpenuhi pasti jadi kesurupan seperti orang gila'
[M/n] hanya bisa menghela nafas lalu menuruti apa yang diinginkan sukuna, dirinya mendekatkan wajahnya dengan mata tertutup
Bibir mereka saling bertemu lalu [m/n] mengecupnya dengan perlahan, saat ingin menyudahinya tangan sukuna menahan kepalanya
"Ciuman seperti ini tidak ada apa-apa nya, aku ingin ciuman lebih seperti biasa kita lakukan saat itu"
Lidah sukuna masuk secara paksa, mereka melakukan ciuman panas yang didominasi oleh sukuna
"Mmhhnnn.... "
"Haahhh.... "
"Uhhh.... "
Tangan [m/n] menggenggam erat pakaian milik sukuna, merasa nafasnya semakin menipis [m/n] langsung melepaskannya secara paksa dengan mendorong tubuh sukuna
"Huffttt..... Huffttt..... S-sudah cukup ini sudah lebih dari cukup, apa kau senang sekarang"
[M/n] mengambil nafas dalam-dalam dengan keadaan yang sedikit berantakan, rambut dan baju yang sedikit terbuka
Ditambah wajahnya yang seperti kepiting rebus, membuat sukuna yang melihatnya menyeringai
"Apa yang kau liat, dasar kakek mesum!"
"Bukankah sangat disayangkan jika tidak dilanjutkan, hmm"
"Lanjutkan palamu, diberi hati malah minta jantung, aku sudah melakukan apa yang kau katakan artinya kau memaafkan ku"
"Jadi aku tak memiliki hutang padamu lagi, kau mengerti sekarang"
"Tidak"
Sukuna menjawab dengan enteng membuat [m/n] geram sendiri ingin memukuli wajah sombongnya itu
"Terserah padamu saja"
Tiba-tiba [m/n] menyeringai ada ide cemerlang yang terlintas di otaknya
"Kau boleh melakukan itu denganku saat ini tapi...... "
"Tapi?"
"Berikan aku uang senilai 1 juta yen tidak itu masih terlalu kecil hmmm..... bagaimana dengan 10 juta yen"
"Ya nilai itu cukup untukku jadi bagaimana sukuna-sama? Aku akan melakukannya denganmu asalkan kau memberiku 10 juta yen"
'Huh tentu saja tidak bisa, kutukan seperti mu mana tau arti kebahagiaan uang, ya bukan berarti aku mau juga melakukan itu dengan kutukan seperti dirinya'
"Fufufufu.... Dilihat dari wajahmu kau tidak bisa melakukannya ya kan, sudah menyerah saja"
'Bajingan kecil ini ternyata masih seperti dulu, tentang uang itu sudah mendarah daging tak bisa dipisahkan'
Dahi sukuna berkedut menatap [m/n] dengan tangannya yang meminta uang dengan jumlah yang sangat banyak padanya
"Apa kau bodoh? Aku saat ini hanyalah burung di dalam sangkar"
"Tapi jika kau mau aku dapat memberikan sesuatu yang lebih berguna dari pada tumpukan kertas itu"
"Lebih berguna? Apa itu?"
Sukuna tersenyum miring dengan mata menyipit menatap [m/n]
"Akan kuberi tau semua ingatan masa lalumu yang tersegel jauh di dalam jiwamu"
'Apa ini kenapa malah berbalik begini, aku sangat ingin tau masa laluku tapi itu membutuhkan pengorbanan yaitu tubuhku menjadi miliknya'
'Mana mungkin aku mau tapi aku sangat ingin tau'
"Aku tau [m/n], kau ingin mendatangi ku hanya untuk mencari tau kebenarannya bukan?"
"Bukankah ini adalah pertukaran yang adil? Tubuhmu menjadi milikku sebagai gantinya kau mendapatkan ingatanmu kembali"
'Ingat dalam sebuah permainan adventure rasa penasaran dapat membunuhmu, jadi bermainlah dengan aman'
'Tapi jika sudah begini mau bagaimana lagi'
[M/n] tiba-tiba menyeringai penuh dengan percaya diri
"Bagus juga, tapi aku lebih memilih bertarung denganmu, yang kalah harus menuruti perkataan yang menang!"
"Baiklah aku menerima tantangan mu miyazaki [m/n], janji tetaplah janji tak bisa ditarik kembali"
"Heh kau pikir kau akan menang kali ini, aku saat ini tidaklah selemah waktu itu"
"Heh... Sungguh bodoh"
[M/n] yang sejak tadi berada disamping sukuna mulai mengangkat tangannya, sukuna yang melihatnya bersiap untuk menahan serangan