"Maaf tentang waktu itu"
"Waktu itu? Ohhh.... Tentang sukuna, jangan dipikirkan aku tidak mempermasalahkan hal itu"
"Aku dengar kau akan dieksekusi tapi hal itu ditunda karena ingin mengumpulkan jari sukuna secara menyeluruh dan ya kau akan dieksekusi"
"Apa kau tidak takut mati atau kau tidak merasa menyesal sudah dilahirkan karena takdir yang buruk?"
"Tidak justru aku ingin menyelamatkan orang-orang non penyihir dengan seluruh kekuatan ku itu juga termasuk permintaan terakhir dari keluarga"
"Keluarga ya....."
[M/n] tersenyum hambar saat mengucapkan kata yang tak pernah ia katakan pada orang lain yaitu sebuah keluarga
"Bagaimana dengan keluarga mu?"
"Aku tak memiliki keluarga semuanya sudah mati bisa dianggap seperti itu"
[M/n] menatap yuji yang terlihat kebingungan atas perkataannya
"Masalah keluarga ku itu rumit kau pasti tidak akan mengerti, bahkan aku sendiri saja tidak tau"
"Biarkan saja, kita disini sebagai yatim piatu yang dipungut oleh orang albino itu yang menjabat sebagai sensei kita saat ini"
Dengan tersenyum [m/n] menepuk-nepuk punggung yuji ya memang itu kenyataannya jika mereka yatim piatu sama halnya dengan megumi
"Apa kau tau tentang sukuna?"
"Kenapa kau menanyakan itu?"
"Dia berisik dan dia selalu berbicara tentang mu"
"Ehhhh..... Aku benar-benar tidak tau tentang nya, mungkin dia salah orang dan orang itu yang mirip dengan ku"
"Apa kau benar-benar lupa denganku atau kau pura-pura lupa [m/n]?"
Yang berbicara bukan yuji melainkan kutukan bernama sukuna, berada di pipi yuji yang berubah menjadi sebuah mulut
"Maaf tapi aku benar-benar tidak mengenal dirimu sukuna dan jangan mengira aku memaafkan mu dengan apa yang telah kau lakukan!"
"Kalau begitu kemarilah, datang padaku dan lakukan apa yang kau bisa"
Mulut sukuna tersenyum remeh pada [m/n] hingga membuat kekasihnya kesal
"Dasar kutukan brengsek! Aku akan benar-benar memukul wajah angkuhmu itu sampai tak dikenali!"
"Hehhh.... bagaimana kalau membuat sebuah perjanjian denganku? Jika kau kalah melawan ku kau harus menuruti semua perintah ku dan itupun sebaliknya"
"Tch orang bodoh mana yang menyetujui perjanjian tidak masuk akal mu itu, kau saja kemari dan lawan diriku secara langsung, bodoh!!"
[M/n] memasang ekspresi mengejek pada sukuna tepat didepan yuji
"Maaf yuji-kun sepertinya aku membenci kutukan yang ada didalam dirimu termasuk dunia yang tak jelas ini"
"Tapi tenang saja aku tidak membenci dirimu sama sekali"
"Ternyata kau sama sekali tidak berubah ya, masih membenci dunia penyihir Jujutsu seperti ratusan tahun yang lalu tapi kenapa kau malah berpihak pada mereka"
"Diamlah sukuna kau berisik sekali!"
Plaakk!
Yuji menampar pipinya sendiri untuk menghentikan perkataan sukuna yang tidak masuk akal
"Maaf [m/n], aku tidak bisa mengontrolnya dengan benar"
"Tidak masalah, aku akan membantu mu sebisaku"
[M/n] tersenyum dan mengelus kepala yuji dengan lembut
Yuji yang melihat perlakuan [m/n] kepadanya merasa sangat senang bahkan wajahnya terlihat memerah
"Ada apa yuji-kun? Kenapa kau menjadi bengong begini"
"Ah ti-tidak, aku tidak apa-apa"
"Begitu ya, aku akan pergi apa kau tidak ingin melakukan sesuatu yang ingin kau lakukan?"
"Kau akan pergi kemana?"
"Ke tempat dimana tidak ada seseorang yang bisa mengganggu ketenangan ku"
"Kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa yuji-kun"
[M/n] berjalan pergi meninggalkan Yuji sendiri di kamarnya, saat [m/n] hendak menghilang dari penglihatan nya, yuji melihat siluet roh kutukan yang mengerikan dibelakang tubuh [m/n]
Sedangkan di bawah alam sadar sukuna, dia menyeringai melihat kutukan yang ada di sisi [m/n]
"[M/n]-sama saya sarankan anda untuk tidak mendekati bocah bernama itadori yuji itu, kutukan yang bernama sukuna dalam tubuhnya selalu memerhatikan anda dari mata bocah itu"
"Saya takut dia sedang merencanakan sesuatu yang buruk kepada Anda"
"Yahh... Sudahlah kau tidak perlu khawatir ryo, aku percaya pada yuji-kun jika dia dapat mengontrol sukuna dalam tubuhnya"
"Yang terpenting adalah tujuanku yaitu menjadi seorang nolep yang sukses, tidak melakukan apapun hanya rebahan namun uang terus mengalir hahaha.... "
"[M/n]-sama saya rasa Anda adalah seorang yang berbeda dari yang lain"
"Tentu saja mana ada orang yang sama, semuanya pasti berbeda bahkan tujuan hidupnya juga berbeda"
"Sudahlah jangan banyak bertanya, mending kita tidur di bawah pohon dengan angin sepoi-sepoi yang menyejukkan"
[M/n] berhenti di taman dan seperti yang dikatakannya dirinya tidur dibawah pohon yang rindang