Bab 131. Rasa ketakutan yang berlebihan

100 10 0
                                    

Bab 131.
★★★★★

Rasanya tidurku baru saja lelap, damai namun aku  terbangun,,,,

Masih ku rasakan dekapan hangat Riko, ternyata mukaku berada tepat didada bidangnya. Tak terasa aku menduselnya, bisa ku rasakan getaran dadanya, detak jantungnya.

"Achhh,,," dengusnya pelan, bahkan tidak menggeliat sama sekali.

Mataku perlahan terbuka. Senyum. Geli. Aku seperti pengantin baru. Rasa kebahagiaan luar biasa ku rasakan.

Ku dongakan kepala, ku lihat kumis tipis Riko yang sangat menggoda.

Pelukannya makin erat, semakin hangat sepertinya Riko enggan untuk melepaskan aku.

Dalam diriku ku rasakan getaran yang merambat, hingga detak jantungku berpacu. Detakan kian berpacu seperti halnya saat aku memejamkan mata, kini hal itu terjadi lagi, padahal aku berusaha buat meredakannya.

"Riko,,, bangun" suaraku serak karena belum menyesuaikan keadaan saat bangun tidur.

"Emmhhhh,,, masih ngantuk nih, tidur lagi yuk?" Protesnya masih memelukku erat.

"Kita jangan lupa kewajiban kita pada sang pencipta" ingatku, hal itu membuat Riko tersenyum mesra.

"Iya, tapi aku ingin bersamamu seperti ini untuk selamanya"

"Sudahlah jangan lebay gitu, bangun lah,,, Riko"

"Kamu jangan nakal gitu"

"Mak- sud kamu apa?"

"Sedari tadi kamu pegang dedek aku, oughhhh,,," lenguhnya, dengan mata setengah setengah terpejam menikmati sensasi yang menjalar ditubuhnya.

Tentu saja aku jengah dibuatnya...
"Ss- siapa juga yang pegang, enak saja nuduh gitu?" elakku sekenanya. Sambil singkirkan tanganku yang nakal, tak tahu malu, tidak punya mata tapi jelalatan kemana mana.

"Sudahlah, aku juga gak masalah kok,,, he he he" Riko cengengesan seperti tak bermasalah.

Aku bangkit karena merasa tak enak, walaupun Riko memasalahkannya. Rasanya aku malu sendiri, padahal, jika aku bersama mas Surya aku tidak ada rasa canggung atau malu seperti yang ku rasakan ini.

Bahkan Riko bersikap cuek, padahal dari semalam bahkan sampai pagi ini selalu memelukku. Namun aku merasa malu sendiri.

Akan tetapi saat aku bangkit, ditariknya tubuhku mau tidak mau aku jatuh menimpa tubuhnya yang topless.

"Riko,,," aku terperangah mendapatinya, sepertinya Riko senang sekali mempermainkan perasaanku.

Bahkan tangannya bergerak kebawah, sambil berkata yang membuatku makin jengah.

"Dedekku sudah plontos, kamu belum lihatkan,,,?" Dia mengerling sambil mesem mesem.

"Lihat kebawah" pintanya tanpa malu malu sambil tersenyum nakal.

Tanpa sadar aku menuruti perkataannya, hingga pandanganku kebawah ...

Dammm,,,?

Detak jantungku serasa terhenti sesaat,,,

Darahku yang semula normal juga nafasku kini tak karuan.

Ku coba redakanpun tak bisa.

Aku takut kejadian yang di alami oleh Angga terjadi pada Riko, aku harus berhati hati karena nanti dia bakal on terus jika aku melakukan pada Riko.

Terlebih saat ini aku melihatnya jelas, bak tonggak lurus keatas dan telah sunat seperti ancamanku dulu Riko telah melakukan sunat.

Lucu!

Penjerat Mimpi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang