Bab 142. AMBIL TINDAKAN
★★★★GERAM!
Tentu saja itu yang sedang ku rasakan karena Ki Ageng turut campur dengan urusanku.
Bahkan kini berkumpul beberapa orang, untung aku cerdik hingga aku menyembunyikan identitasku sehingga tidak ada yang mengenaliku.
Termasuk...
Alex yang masih terikat kuat di kursi. Untung mulutnya ku sumpal sekalipun terlihat sepele tidak mudah lepas, bahkan tidak akan mudah dilepasakan maupun dilepaskan oleh aku sendiri yang menginginkannya.
Mata Alex tajam melihat kehadiranku sedangkan yang lain belum menyadarinya bahkan belum melihat ku karena aku sengaja menampakan diriku pada Alex.
"Ehmmmm,,, ehhmmm,,, mmmmm,,," Alex terlihat bersuara ingin mengatakan tentang kehadiranku. Sekaligus bergerak tak bisa berkeming dari tempatnya hanya suara yang tertahan terdengar.
"Nak Alex" sapa Ki Ageng mendekati Alex yang bersuara dengan tertahan karena tersumpal mulutnya, suara tidak keluar hanya gumaman yang tidak jelas.
Mata Alex melotot menujuk kearahku, tentu saja yang mereka lihat ruang kosong.
"KELUAR KAU WAHAI PENGUASA MIMPI. TAMPAKKAN WUJUDMU, KALAU TIDAK, AKU AKAN MEMAKSAMU!" bentak Ki Ageng lantang hingga suara bergema diruangan hingga memantul, membuat yang mendengar tentu saja bergidik ngeri.
"Mmmhhhh,,, hhhmmmm,,,,?" kembali Alex bersuara karena kini aku berpindah tempat bahkan dekat dengannya hingga membuatnya melotot, tak percaya.
Aku tersenyum menyeringai kearahnya, penuh ejekan...
"Kemana dia?" teriak ki Ageng geram.
Dokter Miko, dokter Renaldi dan Dokter Rendy mendekat kearah Alex tapi belum berani berbuat apa apa.
"Hentikan! Jangan dekat dekat dengan nak Alex, berbahaya" ketiganya dapat peringatan dari Ki Ageng sepertinya lelaki berumur ini sudah berpengalaman.
Aku harus lebih berhati hati pada Ki Ageng, sepertinya menyembunyikan sesuatu.
"Ada apa ki Ageng? Lihat keadaan Alex memprihatinkan, dia perlu pertolongan" sanggah dokter Miko iba melihat keadaan Alex yang memprihatinkan keadaannya.
Tidak hanya dokter Miko, tapi juga dokter Rendy serta dokter Renaldi juga ikut prihatin.
"Benar ki Ageng, kasihan sekali keadaannya" imbuh dokter Renaldi.
"Benar ki Ageng, mulutnya disumpal seperti, dia ingin mengatakan sesuatu hal karena ingin bicara" tambah dokter Rendy sama dengan dua temannya, tapi tidak berani bertindak lebih jauh.
"Iya Ki Ageng. Tubuhnya di ikat begitu erat di kursi, kenapa tidak boleh dekat, apalagi dilepaskan?" protes dokter Renaldi.
"Silahkan kamu lepaskan dokter Miko kalau kamu lepaskan, maka apapun yang kau minta aku kabulkan jika kau bisa melepasnya?" tantang Ki Ageng memastikan dengan tersenyum simpul kearah dokter Miko tidak mengerti.
Dokter Miko mengangguk, seakan ingin membuktikan kalau dirinya bisa melepaskannya ikatan ditubuh Alex.
Tentu saja aku yang melihatnya hanya tersenyum tawar kearah dokter Miko yang ngenyel.
Dokter Miko dibuat terperangah dengan apa yang terjadi ketika berusaha melepaskan tali ditangannya Alex, ingin membuktikan ucapan Ki Ageng apa benar adanya. Kini, seakan baru sadar dan percaya setelah apa yang terjadi pada Alex ketika melihat dengan mata kepalanya sendiri.
"Sekarang kalian percaya. Kalian pikir aku bohong. Semakin kalian lepaskan maka tali itu akan makin kencang, bukannya kendor. Ini dunia mimpi dan disini kalian harus berhati hati, jika tidak kalian bisa terkurung disini selamanya, kalian tidak akan selamat dari kematian. Kalian jangan bertindak ceroboh jika tidak ingin celaka!" ingat Ki Ageng sambil menelisik ruangan seperti merasa sesuatu. Atau dia mencari keberadaanku? Aku harus berhati hati dan waspada dengan orang yang bernama Ki Ageng madyo santoso.
Alex nampak meringis, seperti tersiksa...
Aku harus berbuat sesuatu supaya aku tidak ketahuan oleh para dokter yang nangani Alex, kalau mengenai Ki Ageng aku bisa nyikirin dia. Kalau dia macam macam maka akan aku singkirkan.
Lihat saja nanti?
Wushhhh....
Cetek, cetek, cetek,,,
Sosok tiga dokter yang bersama Ki Ageng lenyap dari tempatnya, tentu hal itu membuat ki Ageng kebingungan sekaligus gusar. Mencari cari keberadaan mereka karena sengaja ku pisah hal itu membuatku tersenyum puas.
Kini aku bisa lega, paling tidak aku tidak perlu khawatir jika ketiganya nanti tahu aku tidak bisa menutupi identitasku jika dengan Ki Ageng, dia juga tidak tahu wajahnya. Jadi yang mengenaliku hanya Alex saja.
Alex berkali kali teriak tapi karena mulutnya ku bungkam jadi dia tidak berterus terang siapa aku sebenarnya.
Ki Ageng tampak waspada setelah tiga sosok dokter yang datang bersamanya kini sudah lenyap entah kemana, masih bingung mencari keberadaannya.
Blippp ...
Kini ku perlihatkan sosokku di depan ki Ageng dengan mata membulat kaget ketika aku berada didepannya dengan memakai topeng.
"Kau, kau yang telah membuat Alex seperti ini" tudingnya, berusaha menenangkan hatinya. Wajahnya tadi berubah khawatir kini sudah lebih tenang.
"Bukan urusanmu orang tua. Aku tanya apa tujuan datang ke dunia mimpi?" sindirku, meliriknya. Ki Ageng tampak waspada, padahal aku bersindakep memperhatikannya. Aku masih bisa memberi tolerasi juga rasa hormat pada yang lebih tua.
"Bebas nak Alex. Setelah itu urusan selesai" tegasnya, menelitiku dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan seksama.
"Jangan turut campur orang tua. Ini bukan alam mu, aku bisa membuatmu lenyap dari muka bumi ini kalau kau macam macam denganku" aku memberi sedikit gertakan pada Ki Ageng. Tapi, memang tidak sedikitpun gentar Ki Ageng.
"Hmmm, kamu pikir aku akan dengan mudah membebaskannya. Tidak. Selama dia melancarkan aksi, maka aku akan membebaskan. Tapi apa? Dia bersikukuh tetap pada pendirian. Aku tidak mau banyak korban lagi" terangku tenang. Karena tidak perlu ada yang ditakutkan.
"Hhmmmm,,, mmmmm,,, hhhhh,,,," seru Alex dengan mulut terbungkang.
Aku tersenyum dibalik topengku...
"Duh, kasihan sekali nasib mu Alex. Orang tua mu berpikir dengan mengirim orang tua ini bisa membebaskanmu dari alam mimpi. Oh, tidak semudah itu Alex. Dan kau orang tua, aku peringatan supaya kau segera pergi dari sini. Kalau tidak aku terpaksa akan membuatmu jera untuk seumur hidup"
Hemmmm,,,! Geram Ki Ageng menggerudeng tak jelas dengan sindiranku. Tapi, itu masih peringatan kalau ki Ageng mau dengar. Tapi tidak sedikit ada rasa takut, kelihatannya. Pandangan seperti mengejek melihatku masih muda. Dipikir tak ada apa apanya, seperti meremehkanku.
Ki Ageng tidak tahu sedang berurusan....
Tangan Ki Ageng diangkat keatas, tiba tiba ada angin berhembus.
Aku tidak ada tahu apa yang dilakukannya terhadapku.
Muka ku terasa panas, rasanya ingin ku lepas topeng yang ku pakai. Ini bisa gawat, aku harus hati hati...
"Jangan memaksaku orang tua!" seruku tertahan dengan geram. Mata membulat kearah tidak senang apa yang dilakukannya.
"Namaku KI AGENG MADYO SANTOSO, anak muda. Bukan orang tua" tegasnya tidak senang. Tindakan yang awal tidak berhasil kembali ki Ageng melakukan hal yang sama tapi kali ini diarahkan tepat ke mukaku.
Blipp....
Sosok ku buat tidak bisa di lihatnya karena aku tidak ingin bertindak sembrono sehingga ki Ageng mengenaliku karena aku pernah bertemu dengannya.
Nanti biar ku urus tua bangka tam tahu diri ini karena telah berani mengusikku.
Wajahku rasanya panas, maka ku raba wajahku karena tidak nyaman sambil ku lepas topengku.
Dan...
Betapa terkejutnya aku?
Ya Alloh!
#bersambung...
----------Apa yang terjadi dengan wajah Bening hingga membuatnya sampai shock?
Apa tindakan yang akan di lakukan Bening terhadap ki Ageng madyo santoso?
Ikuti kisah selanjutnya...?
Sabtu 10 September 2022.

KAMU SEDANG MEMBACA
Penjerat Mimpi 2
Mystery / ThrillerCerita dunia pelangi Pemain penjerat mimpi! ★★★★★ 1. Bening ria Saputra 3. Kharisma Setiaji Ibunya kharisma: Sarinah Mukti Ayahnya: Ganjar Teman- teman Bening: 4. Ferdy alamsyah 5. Dimas anggara 6. Gimen 7. Tono Al aska 8. Dirga Gilang -Supriyanto ...