Bab 146. Berat?

30 0 0
                                    

Bab 146. BERAT?
★★★

"Huupppffff,,," ku hempaskan nafas pelan ketika ku dudukan patatku nyaman di kursi didalam kelas. Suasana masih terasa  lengang karena siswa belum banyak yang datang.

Tadi bareng Riko, aku juga tidak banyak cerita padanya, terlebih hal semalam yang terjadi dengan ki Ageng telah ku balas sesuai dengan yang dilakukannya.

Nanti juga akan tahu apa yang ku lakukan padanya, itu sama hal yang alami oleh Raya dulu.

"Hay hay,,," suara Latifah begitu ceria, di ikuti dengan para cewek lainnya dengan wajah sumringah karena hari ini hari jumat kliwon. Semalam terjadi pembalasan pada ki Ageng madyo Santoso.

Entah dimaksudkan pada siapa?

"Bening?" jeritnya tertahan setelah melihat kehadiranku yang sepagi ini sudah berada dalam kelas sedang termenung sendirian karena tak ada teman.

Ingatan ku tertuju pada Angga karena sudah lama aku tidak berkunjung kerumah serta Putri, walaupun satu sekolah tapi jarang bertemu.

"Bening" panggilnya lagi karena tidak ku gubris karena pikiranku kemana mana.

Ku hela nafas pelan...

"Ada apa kamu Bening? Dari tadi ku lihat kamu merenung?" ulasnya lagi karena masih diam menatapnya sekilas.

"Gak ada apa apa kok Tif" pungkasku karena tidak ingin membuat penasaran.

"Tidak mungkin. Kelihatan banget kok kamu sedih, kayak mikir sesuatu, gitu" imbuhnya masih kayak detektif.

Terpaksa aku sedikit berbohong...

"Eh, lukamu udah mulai sembuh, kering kok" Latifah memperhatikan ku seksama.

",,, Kok diam sih?" cercanya kembali belum puas.

Kini telah dulu, para siswa sudah pada berdatangan.

"Memang ada yang ku pikirkan. Aku kangen dengan simbahku di kampung. Aku tidak tahu kabarnya,,," padahal aku pernah vc sama Ferdy bahkan mendatanginya dalam sekejab. Tentu aku tidak akan mungkin menceritakan hal itu pada Latifah juga pada Riko sekakipun bahkan aku hampir ketahuan oleh Riko jika aku sampai terlambat hingga hal itu membuatku jadi berdebar sendiri jika ingat hal itu.

"Oh maaf, aku kira kamu mikirin soal Alex ataupun Ki Ageng, ataupun mengenai Riko. Tunggu,,, Riko kok deket gitu sama kamu. Aneh sih menurutku? Dia begitu perhatian sama kamu. Sering nyamperin kesini. Kamu ngerasa gak sih kalau perhatian Riko berlebihan, kayak pacarnya bahkan menurutku lebih dari seorang kekasih, malah kayak sedang jatuh cinta gitu. Kamu ngerasa gak sih"

Deg!

Pernyataan Latifah benar adanya, hal itu tentu saja didengar oleh yang lainnya.

Wajah ku tentu merah karena malu karena tatapan aneh kini tertuju padaku.

Apa coba persepsi orang jika ada seseorang, itu cowok yang sangat perhatian pasti akan menimbulkan tanda tanya serta rasa curiga.

Sedari tadi Sarah, Okta dan yang lainnya hanya sebagai pendengar tentu hal itu jadi masalah. Tapi, mereka diam saja.

Tet, tet, teeetttttt,,,,!

Bel tanda masuk berbunyi, hingga aku bisa bernafas lega, setidaknya untuk beberapa saat aku bisa memikirkan alasanku selanjutnya.

Seperti biasanya, pelajaran hingga usai saat istirahat, aku tidak begitu antusias mengikutinya. Bagiku biasa saja.
-------

Ku susuri koridor sekolah yang begitu panjang, aku seperti tidak punya tujuan saat istirahat.

Penjerat Mimpi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang