Bab 121. Ada batas kesabaran

127 10 0
                                    

Bab 121. Ada batas kesabaran
★★★★

MEMBUNUHNYA...!

Aku berjalan dengan santai percaya diri karena orang yang selalu menghantuiku kini sedang sakit, hingga mungkin satu minggu belum tentu Alex akan berangkat sekolah sebelum pulih total.

Tiba tiba ada yang menyeret tanganku, membuatku semula akan menolak nya tapi kemudian setelah menyadarinya siapa yang kini tengah menyeretku maka ku biarkan dia membawaku, kemana. Karena mengajakku agak menjauh dari kelas yang ku tuju.

"Ada apa kamu menyeretku kayak penjahat!" rutukku tak terima dengan apa yang di lakukannya.

Dia hanya nyengir tanpa dosa, tidak punya kesalahan karena telah menyeret ku seenak jidatnya.

Dia berhenti dan tempatnya agak sepi tapi terlihat dari jauh para siswa yang lalu lalang berdatangan menuju ke kelasnya masing masing.

"Bagaimana kemarin? Apa kamu sudah melakukan apa yang kami minta"

"Sudah Latif!" mantapku tanpa ragu.

Cewek manis didekatku tak percaya dengan apa yang telah ku sampaikan.

"Maksudmu apa? Kamu pasti bohong. Ketemu sama orangnya nggak dan kamu bilang Alex katanya sedang sakit, kamu curiga pada Riko, tak beralasan dan sekarang kamu bilang kamu sudah menemui Alex ini yang benar yang mana?"

"Kalau kamu nggak percaya ya udah"

"Bukan gitu. Hanya saja aku ngerasa aneh kamu kayak bohong. Sudahlah aku jadi pusing yang penting urusan urusan kita-kita sudah kelar. Sekali lagi aku berterima kasih, atas segala bantuanmu"

Setelah itu Latifah meninggalkanku sendiri aku termangu memandanginya.

"Udahlah buat apa mikirin dia bikin capek" dengusku kesal memandang sosoknya makim jauh meninggalkanku.

"Yang penting aku sudah melakukan apa yang dia mau. Sekalipun dia tidak percaya dengan ucapanku" lanjutku, ku langkahkan kakiku dengan tenang menuju ke kelasku.

Setelah sampai di kelas seperti biasanya kulihat berbagai pandangan yang mengarah padaku seakan aku ini makhluk astral.

Mereka yang telah meminta bantuan padaku pastilah tahu dan tidak mencibir padaku.

Bagi mereka yang belum tahu pasti tatapannya menghina serta mencibirku, kalau mereka belum kena karma maka belum kapok.

Kelas agak tenang semenjak tidak ada Alex walaupun masih ada sedikit gangguan dari tatapan mereka yang tidak menyukai kehadiranku. Apa orang kaya dan berduit yang jadi prioritasnya sedang yang miskin di injak serta dihina dan cibir, aku tidak tahu jalan pikiran mereka yang menilai hanya dari segi materi buka hati dan budi pakerti.

Untung saja mereka tidak ada yang tahu orientasi sex ku yang berbeda, jika tahu mungkin aku akan dilaknat  serta dikutuk habis habisan oleh mereka yang tidak menyukai kaum nabi Luth.

Lalu letak kesalahan ku dimana? Toh, aku tidak merusak akhlaq orang orang yang ada disekitarku. Pyur ini dari hatiku bukan dari asalnya dari mana dan aku tidak pernah merugikan orang lain karena hasrat sexku yang nyeleneh.

Pelajaran ku hari ini ku lalui seperti biasanya tak ada hal cukup berarti hanya tatapan tidak suka dari orang orang yang syirik saja terhadapku yang mencemooh.

Ku langkahkan kakiku ke kantin, entah ada berapa kantin yang ada disekolah Permata Bangsa ini tapi sejak ku tahu kantin disini ya hanya dikantin biasa aku makan dan minum.

"Bening, aku traktir ya,,," suara Latifah membuyarkan lamunanku saat aku sudah berada didepan kantin yang ramai. Tentu saja ada satu teamnya yang ingin bebas dari kekangan Alex karena wajah mereka yang menunjukkan rasa ketakutan tersirat.

Penjerat Mimpi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang