1

2.3K 136 3
                                    

NAMANYA Xiao Zhan. Dari keluarga baik-baik. Dan dia percaya meskipun tidak tahu, bahwa Wang Yibo berasal dari keluarga baik-baik. Mereka berjumpa di sebuah pesta di rumah saudara sepupu Jiang cheng

Sejak sore Xiao Zhan sudah ragu-ragu untuk ikut ke sana. Pukul lima dia sengaja pergi tidur. Supaya Jiang cheng, yang akan menjemputnya nanti, mendapatinya dalam keadaan belum siap dan pergi meninggalkannya.

Tapi Xiao Zhan tidak bisa tidur. Udara terlampau panas. Dia berguling-guling sambil memikirkan calon suaminya di Australia. Dua minggu yang lalu dikirimnya e-mail. Harusnya sudah ada balasan. Tapi sampai hari Sabtu ini tak ada e-mail yang masuk. Karena itu dia gelisah. Tidak ingin kuliah, tidak ingin pesta.

Diangkatnya lengan kanannya ke atas dan sambil berbaring diperhatikannya cincin permatanya. Pemberian Huang Jingyu. Resminya mereka belum apa-apa. Tidak resminya, mereka sudah bertunangan, sehari sebelum Huang Jingyu berangkat, dua tahun yang lalu. Ti
ba-tiba pintu diketuk. Dengan malas dia berpaling melihat jam. Sudah pukul enam.

Sejam memutar-mutar cincin dan memikirkan mengapa e-mailnya tidak dibalas. Pintu makin keras diketuk.

"Yaaaaa," teriaknya.

"Ada Jiang cheng," teriak ibunya kembali. Sejenak Xiao zhan diam, menggigiti ujung gulingnya.

"Zhan..." Tok, tok, tok.

"Ada Jiang Cheng ."

"Huh!" Dibantingnya gulingnya lalu meloncat ke pintu.

"Suruh masuk kemari bu." Dibukanya kunci, lalu melompat lagi ke tempat tidur.

Jiang Cheng masuk dan diletakkannya kunci mobil di atas meja lalu melempar diri ke atas kursi.

"Tidak jadi?" tanya Xiao zhan dari balik bantal.

"Jadi. Aku mampir, dari mini market. Aku khawatir kau tertidur dan belum siap bila dijemput nanti."

"Ah, rasanya aku malas pergi."

"Kau gila zhan?!! Masa ke pesta malas? Mana mereka sudah mengundang gadis-gadis dari fakultas lain! kau gila kalau tidak datang."

"Masa bodoh!"

"kau mesti datang."

"Malas.."

"Kenapa sih!"

"Aku tidak ada baju A-cheng" Zhan masih mengulur waktu

"Alah pakai bajuku. Sudah, cepat bangun atau kita akan terlambat"

Xiao Zhan menghela napas. Setan ini, kalau sudah keranjingan pesta!

Xiao Zhan diam saja.

"Ayo!" teriak Jiang cheng sambil merenggut bantalnya.

"Cepat!" Ditariknya kaki temannya.

Xiao Zhan menghela napas.

"Aku sedang pusing. Tidak ingin ke mana-mana'

"Kenapa?"

"Ah, tidak apa-apa, sebenarnya. Cuma, tadi malam, aku mimpi Jingyu memakai baju dan celana putih. Sebenarnya tidak apa-apa. Tapi aku khawatir e-mailku belum juga dibalas."

"Berapa kali ?"

Xiao Zhan menjadi merah mukanya. Baru satu kali dan sudah ribut-ribut begitu.

"Sudahlah. Kita lupakan dia. Jadi aku ke rumahmu?"

❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Pukul sepuluh, pesta itu baru saja mulai sedikit-sedikit. Minuman keras dikeluarkan. Xiao zhan menjadi gugup ketika laki-laki di sebelahnya mendesaknya untuk ketiga kali, supaya minum anggur di gelasnya.

XIAO ZHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang