15

735 78 32
                                    

****

Pukul lima pagi, Yi Ren sudah bangun. Mulanya dia bermain dengan boneka-bonekanya dan Xiao Yi masih nyenyak. Yi Ren rupanya bosan juga, cuma ditemani boneka-boneka. Dicobanya menarik perhatian kakaknya. Sia-sia. Akhirnya dia menjadi kesal.

"Mama... mama " teriaknya setengah menangis.

Xiao Zhan terkejut, lalu pelan-pelan diangkatnya lengan Yibo dari pinggangnya. Sebenarnya dia sudah bangun. Didengarkannya ocehan-ocehan anaknya. Dia masih malas turun. Diperhatikannya Yibo. Dia tidur begitu tenang. Kelihatan murni seperti anak-anak.

Tiba-tiba diingatnya jurnal yang belum dihabiskannya tadi malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tiba-tiba diingatnya jurnal yang belum dihabiskannya tadi malam. Diambilnya dari lantai lalu mulai membaca, dengan lampu kecil di samping tempat tidurnya. Dia tidak mau menyalakan lampu sebab Yibo pasti akan terjaga. Ketika dia baru membaca sehalaman lebih, didengarnya Yi Ren memanggilnya.

Xiao Zhan bangkit perlahan-lahan lalu berjinjit-jinjit ke dalam kamar anak-anak. Dilihatnya Xiao Yi masih terlelap. Tapi nona kecil yang rewel itu tengah asyik menyepak-nyepak udara.

"Sst... Gege masih tidur," bisik Xiao Zhan.

"Yi Ren mau apa bangun pagi-pagi? Semua masih tidur. Papa juga masih tidur. Tidurlah kembali, ya."

Yi Ren mengulurkan kedua lengannya. Xiao Zhan menggigitnya. Yi Ren tertawa.

"Sst... Gege nanti bangun."

"Mama mik...."

Xiao Zhan menarik napas. Inilah konsekuensi jadi ibu. Tidur pun tidak bisa sepuas hati.

"Nah, baiklah. Mama bikin susu, ya."

Yi Ren berdiri di atas ranjangnya mengawasi ibunya membuatkannya susu.

"Oke, Yi Ren minum ini, Mama mau mandi, ya." Yi Ren langsung kembali berguling disamping gegenya dengan sebotol susu ditangan.

Diam-diam Xiao Zhan pergi mandi. Xiao Yi masih tidur, tentu saja. Anak itu baru bangun pukul enam. Yi Ren memang selalu bikin repot. Pukul lima sudah gentayangan dari ruang depan ke dapur, bolak-balik. Menurut bibi Min dulu Xiao Yi begitu juga. Xiao Zhan tidak dapat membayangkan bagaimana si Pemalas Wang Yibo itu dapat bangun pukul lima mengiringi Xiao Yi ke luar ke dalam dan membuatkannya susu. Tapi dia tidak berani bertanya apa-apa dan Yibo juga tidak pernah menceritakan bagaimana hidupnya dulu berdua dengan Xiao Yi. Mungkin suatu hari kelak, bila mereka sudah tua. semua itu akan diketahuinya.

Dengan berselubung handuk, Xiao Zhan berhenti sebentar di ranjang anaknya.

"Enak?"

"Nak. . ." kata Yi Ren tersenyum.

ibunya tertawa lalu pergi ke kamar.

Dari kaca dilihatnya Yibo masih tidur. Rambutnya terurai sembarangan ke dahinya, menyebabkan dia tampak seperti mahasiswa baru yang masih belum tahu apa-apa.

XIAO ZHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang