4

914 86 1
                                    


Seperti penganggur yang belum mendapat kerja, Yibo berjalan pelan-pelan menyusuri trotoar dengan kedua tangan dalam saku dan kedua mata asyik meneliti pasir di bawahnya.

Dia ingin tidur. Tubuhnya lesu. Semangatnya tidak ada. Dan wajah Xiao Zhan menghantuinya terus. Wajahnya yang manis dan jernih dengan sebuah tahi lalat di bawah bibir sebelah kiri dan duduk di sebelahnya dan terus-menerus menolak whisky yang telah dibubuhinya dengan obat...

Wang Yibo menggigil. Mengapa dia jadi serusak itu? Anak orang baik-baik hendak dibiusnya!

Xiao Zhan itu anak baik-baik. Pemuda terhormat. Mahasiswa tingkat tiga. Mengapa dia pergi ke pesta itu! Mengapa dia tidak lebih teliti. Mengapa dia mau saja dansa bersamaku. Mengapa dia begitu manis dan angkuh, membuatku tergila-gila padanya.

Membuat aku jengkel saja. Begitu angkuh! Pura-pura tidak melihat bahwa setiap gadis memandang ke arahku ingin mendapat kesempatan dansa! Dia pura-pura! Dan aku marah karenanya! Aku yang biasa dikejar-kejar oleh gadis-gadis dipandang sebelah mata olehnya? Bagaimana aku dapat menahan penghinaan semacam itu?! Siapakah dia? Terkenalkah dia? Hebatkah dia? Aku jengkel. Aku marah. Aku bius minuman-nya. Tapi dia pura-pura suci. Menolak whisky.

Dan teman-temanku mulai menertawakan aku. Aku harus kalah? Dengan seorang anak kecil? Aku menjadi gusar. Dan akhirnya kalap! Kenapa? Kenapa aku mesti kalap?! Dia itu tidak menghinaku. Sikapnya wajar. Sikap seorang mahasiswa yang masih ingusan. Kenapa aku telah menjadi kalap? Kenapa? Dan pemuda itu begitu lembut dan suci. Dan aku telah kalap! Kenapa aku cemarkan dia? Kenapa?

Langkahnya terhenti disebuah toko elektronik yang menampilkan berita tentangnya,

"WY dilepaskan dari tuduhan. WY yang sejak tanggal 13 bulan lalu ditahan oleh polisi telah dibebaskan pada tanggal 28 bulan ini. Pemuda itu telah tertangkap basah bernama lima pemuda lain di dalam sebuah pesta di mana diduga telah dipergunakan obat bius dan obat perangsang. WY dituduh telah memperkosa seorang pemuda dalam keadaan mabuk, namun tuduhan itu ternyata tidak berbukti dan keluarga pemuda itu menyatakan tidak ingin memperpanjang perkara. Menurut sumber tidak resmi. Pemuda tersebut sekarang ada dalam keadaan mengandung, tapi tidak diketahui akibat perbuatan siapa. Seperti diketahui, WY adalah putra WH, seorang importir besar yang bonafid"

Wang Yibo menarik napas panjang. Dan sekarang! Apa yang diperbuatnya?! Dengan tangannya sendiri telah ditulisnya, dia membebaskan aku dari tuduhan. Dia tidak mati memperpanjang perkara. Dia tidak mau menuntut aku.

Karena dia, maka aku kini bebas. Dia telah membeli kebebasanku. Kalau dia mau, bahkan Ayah yang kaya seperti raja itu takkan dapat membebaskan aku. Kalau dia sakit hati, tentu aku masih meringkuk dalam sel yang kotor dan bau apek itu! Tentu aku masih kedinginan tiap malam. Aku harus minta maaf dan menyatakan terima kasihku kepadanya.

Apakah aku cuma akan minta maaf saja? Dan membiarkannya menerima nasib? Apakah aku sudah serusak itu? Bagaimana kalau dia hamil? Apakah aku tidak berani mengunjungi dia dan menerima tanggung jawab? Oh, tidak! Yibo menggigil!

Dia pasti tidak kenapa-kenapa. Berita memang penuh sensasi. Xiao Zhan pasti tidak hamil. Oh, dia tidak mau menikah sekarang, dia mau terus kuliah. Tapi Xiao Zhan? Apakah dia kuliah terus? Apakah teman-temannya tak akan mengejeknya? Dan pacarnya,bagaimana sikap pacarnya? Atau dia belum ah, tidak mungkin! Anak semanis itu pasti sudah punya.

Tanpa pikir panjang segera diberhentikannya taksi yang lewat. Tujuannya adalah rumah ayahnya. Tentu sebelum minta maaf dia harus mandi dulu kan?

💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚

Rumahnya tampak sepi-sepi saja. Yibo mematikan motornya dan sejenak meneliti rumah Xiao Zhan. Catnya putih. Atapnya dirambati bugenvil merah dan ungu. Bunga coklat yang masih kuncup-kuncup mengelilingi kebunnya yang sempit dan teratur rapi. Rumah keluarga baik-baik.Tidak sekaya raja atau jenderal, tapi keluarga baik-baik.

Yibo menghela napas, lalu turun dari kendaraannya. Dengan gemetar diparkirnya motornya, dihampirinya pintu lalu ditekannya bel. Satu kali. Dua kali. Tiga kali. Enam kali. Sepuluh kali. He, ke mana penghuninya. Kedua puluh kali. Dua satu. Dua dua. Dua empat. Dua enam. Dua tujuh. Ketakterhitung kali.

Akhirnya pintu samping terbuka dan seekor herder keluar.

"Coco!" teriak seorang anak laki-laki yang keluar belakangan.

"Cari siapa, ge?"

"Oh... hmm .. saya cari... Hmm... Xiao Zhan."

Anak laki-laki yang kira-kira sepuluh tahun itu mengawasi Yibo dengan kritis. Sikapnya yang riang tadi tiba-tiba hilang.

"Teman kuliah?" Yibo kebingungan.

"Bu... bukan."

"Zhan ge tak ada di rumah!" Dan ditepuknya coco,

"Ayo, masuk!"

Dalam setengah detik keduanya lenyap kembali.

Yibo berdiri tercengang.

"Tidak ada," gumamnya pada diri sendiri,

"atau tidak mau keluar?"

Dia masih berdiri di muka pintu pagar beberapa detik, seakan-akan mengharap sebuah jendela atau pintu akan terbuka kembali. Ketika dirasanya semua sia-sia, dia berbalik menghampiri motornya dijalan.

"Lain kali," janjinya.

💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚

Tbc
Next chapter ketemu yizhan nya ❤
3:07

XIAO ZHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang