11

679 73 9
                                    

Xiao Zhan memeriksa Yuen sambil sebentar-sebentar tersenyum untuk membesarkan hati anak itu bahwa segalanya baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiao Zhan memeriksa Yuen sambil sebentar-sebentar tersenyum untuk membesarkan hati anak itu bahwa segalanya baik. Dia tidak akan disuntik.

"Sakit di sini?" tanya Xiao Zhan menekan-nekan perutnya. Yuen menggeleng sambil menatapnya dengan matanya yang bulat.

"Hatimu masih juga membengkak dan keras, Yuen. Kau tidak boleh turun-turun dari tempat tidurmu ini, ya? Dan kau harus makan habis makananmu ya?"

Yuen mengangguk.

"Kau selalu menghabiskan semua makanan yang diberikan bibi suster padamu?"

Yuen memandangnya dengan ragu-ragu. Lalu menyeringai.

"Nah, itu! Tidak kau habiskan, kan? Kenapa?"

"Tidak enak"

"Tidak enak?"

Xiao Zhan mulai mengetuk-ngetuk perutnya untuk mencek keadaan lambung, usus, dan hatinya.

"Tidak enak bagaimana Yuen?" Yuen diam saja memandangnya.

"Hm, tidak enak bagaimana? Kurang garam? Iya? Kurang garam? Oh, baiklah. nanti saya minta tambah garam untukmu ya. Tapi mesti kau habiskan makanan itu, supaya badanmu lekas segar. Nah, sekarang, coba saya lihat matamu. Masih kuning? Dan kencingmu bagaimana? Juga masih seperti teh?" Yuen mengangguk-angguk saja. Sebenarnya anak itu tidak mengerti apa-apa. Xiao Zhan juga tahu hal ini.

Anak lima tahun. Dia sebenarnya teringat Xiao Yi. Anak itu baru empat tahun, tapi cerdiknya!

Xiao Zhan tersenyum. Yuen tersenyum kembali. Tapi Xiao Zhan tersenyum teringat anaknya.

Kemarin dia datang bersama ayahnya.

"Aku mau titip dia seminggu," kata Yibo padanya.

Xiao Zhan berhenti sebentar menghapal tetanus neonatorum*. Tapi dia tidak berkata apa-apa.

"Aku ada perlu ke Singapura. Seminggu saja. Kau terlalu sibuk?"

Yibo melirik buku di tangannya.

"Besok ujian"

"Tapi Xiao Yi tidak akan menyusahkanmu. Baby sitternya akan ikut kemari."

Semula Xiao Zhan diam saja. tapi kemudian tiba-tiba dia merasa tidak suka dengan segala baby sitter.

"Kau liburkan saja dia seminggu. Biarkan  Yiyi di sini sendiri. Ada Ibu dan Xiao Wen yang akan mengurusnya. Liburkan saja dia."

"Dia siapa?"

"Baby sittermu!"

"Bukan baby sitterku! Dia merawat Xiao Yi."

"Baiklah. Baby sitter Xiao Yi kalau begitu."

"Oke, aku liburkan dia. Cuma seminggu?"

Xiao Zhan tidak meladeni lagi. Dia kembali tekun dengan tetanusnya. Sementara itu Xiao Yi datang mendekat dan membelai-belai kaki ibunya dengan caranya sendiri.

XIAO ZHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang