3

1K 94 3
                                    

Cr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr. Pinterest


Xiao Zhan sendirian di kamar itu. Dia tahu, dia ada di Bagian Obgyn . Dia masih ingat pemeriksaan dua hari yang lalu. Memalukan dan terasa menghina.

Meskipun dokter tua itu sama sekali tidak bermaksud begitu. Dia ditanyai sampai ke soal yang sekecil-kecilnya dan yang amat memalukan. Dan di tengah-tengah pemeriksaan itu, tiba-tiba dia ingat pada Jingyu dan menangis.

Dan dokter tua yang bijaksana itu menghiburnya dengan lemah lembut. Ah, sungguh memalukan.

Xiao Zhan menangis. Pasti berita-berita akan memuat tentang dia. Meskipun Ibunya tidak menghendakinya menonton televisi atau memegang ponsel pun, namun dia tahu kira-kira apa yang ditulis di sana.

Yang sudah pasti, orang-orang akan tahu bahwa dia, pemuda XZ yang telah dilecehkan. Dan itu semua cuma karena sebuah pesta yang tidak diketahuinya akan semalam suntuk dan akan gila, dia bertemu dengan seorang yang mabuk, yang tidak dikenalnya dan tidak diketahuinya siapa namanya.
Bahkan Jiang Cheng, kemarin mengaku baru mengenalnya di pesta itu.

Sekarang, bagaimana dengan Jingyu? Bagaimana aku harus memberitahu tentang ini? Kalau dia tidak mau mengerti?! Apakah aku harus kehilangan dia? Apakah doa novenaku pada Maria akan menjadi berantakan? Apakah aku tidak boleh menjadi ibu baik-baik?

Mungkin sekali, Jingyu akan menolaku dan itu haknya. Dan aku takkan sanggup menerima orang lain. Dengan begitu aku akan tinggal seperti ini sendirian seumur hidupku.

Air matanya meleleh. Boleh jadi bukan Jingyu saja, tapi semua laki-laki akan mencemooh dan menolak dia. Bukan salah mereka.

Dan bagaimana dengan tentamen pathologi besok? Oh, Tuhan, mengapa aku jadi begini? Mengapa Kau biarkan aku pergi ke pesta itu? Mengapa? Bukankah aku sudah tidak mau pergi? Mengapa Kau biarkan aku pergi? Mengapa Kau biarkan orang menghinaku? Mengapa? Mengapa?

Tengah Zhan asyik menangis menghadapi tembok, Tuan Wang masuk diantar Suster Li.

"Nak Zhan, ini ada tamu."

Pelan-pelan dia membalik dan menatap laki-laki tua yang berdiri dengan kaku di hadapannya. Tiba-tiba dia sadar bahwa matanya penuh air. Cepat-cepat dihapusnya dan dicobanya sekuat tenaga untuk tersenyum.

"Duduklah, tuan. Anda siapa?"

Tuan Wang teriris hatinya mendengar suara yang begitu lembut.

"Saya Wang Han, nak." Melihat Zhan kebingungan, cepat-cepat ditambahnya,

"Ayah Wang Yibo."

"Siapa?" terlontar kata itu tanpa disadarinya.

"Ayah Yibo. Mm yang ..." Tuan Wang mengalami kesulitan yang belum pernah dijumpainya dalam menerangkan kedudukannya.

"Sia..." Tiba-tiba Zhan berkata dalam hati, 'oo namanya Wang Yibo'

"Silakan duduk Tuan. Maaf, saya tidak mengenal anda."

"Terima kasih. Tidak, Nak Zhan jangan meminta maaf ...," katanya sambil menggoyang tangannya kian kemari.

"Saya, saya yang mesti meminta maaf.... Saya telah menimpakan malapetaka yang amat besar bagi Nak Zhan. Saya telah gagal mendidik anak saya. Sekarang saya tidak tahu lagi apa yang mesti saya kerjakan ...."

Xiao Zhan memandang lurus ke depan dengan tak tentu perasaan.

"Nak.. Nak Zhan..."

Xiao Zhan tidak menoleh. Haruskah dia membencinya? Haruskah dia membencinya? Mengusirnya? Memakinya?

"Nak.. Nak.. katakanlah sesuatu... Nak Zhan tidak.. saya ingin menanyakan Nak Zhan, ampunilah anak saya... jangan tuntut dia... Dengarlah, Nak. Nak Zhan yang baik... katakanlah apa yang Nak Zhan inginkan tapi.. tapi jangan biarkan dia masuk... masuk masuk. .."

"Tidakkah anda tahu. bahwa akibat perbuatan anak anda, saya... saya... Tidak  lagi... ?" potong Zhan penuh perasaan.

Tuan Wang menyeka peluh di lehernya. Lalu membasahi bibir berkali-kali.

"Nak... anu saya minta maaf, saya minta ampun ...", katanya terbata-bata sambil mengatupkan kedua belah tangannya di dada.

"Saya sudah tua. Kasihanilah saya. Ampunilah dia. Saya pasti akan menghukumnya. Pasti. Itu saya janjikan. Tapi kasihanilah saya. Saya sudah tua. Jangan biarkan dia di... di... dipenjara! Itu akan menghancurkan saya. Oh, Nak  kasihanilah saya. Saya janji akan menghukumnya sekeras-kerasnya"

Xiao Zhan serasa mau meledak. Dia gusar bukan main sampai-sampai bibirnya terkatup erat, tak kuasa bersuara. Belum pernah dia berjumpa dengan orang yang seegois itu. Belum pernah. Belum pernah.

Adakah di dunia ini orang semacam itu lagi? Tidak sedikit pun disadarinya betapa hebat akibat perbuatan anaknya yang bajingan itu padaku. Aku kehilangan nama baikku. Tidak bisa ikut tentamen-tentamen. Mungkin tidak naik kelas. Mungkin kehilangan Jingyu. Mungkin takkan pernah bisa menikah karena tak ada seorang pun yang sudi pada barang bekas dan. .. mungkin aku hamil!!

"Aku takut hamil," pikir Zhan dengan gelisah dan gusar.

"Aku tidak mau bajingan itu menjadi ayah anakku! Tidak mau! Tidak! Tidak!" Wajahnya menunjukkan kecemasan yang sangat besar.

Zhan memasukkan tangan kirinya ke bawah bantal dan menekan bel. Suster Li memang sudah lama menantikan bel itu. Dia sangat bersimpati pada Xiao Zhan yang sudah dikenalnya dengan baik dalam dua hari itu. Dia tahu siapa laki-laki tua itu dan merasa Xiao Zhan yang manis itu pasti tidak menyukai kedatangannya. Karena itu dia segera terbang ke kamar pasiennya ketika didengarnya belnya berbunyi.

Tuan Wang menjadi gugup melihat kedatangan Suster Li. Lebih-lebih ketika dia dipersilakan keluar. Diambilnya sapu tangannya dan disekanya peluhnya.

"Saya masih ingin bicara dengan nak Zhan," katanya mencoba menenangkan diri.

Suster Li menggeleng. Tiba-tiba sekali dia menjadi bengis dan garang.

"Tidak bisa! Tuan dipersilakan pulang sekarang juga. Pasien ini tidak boleh terlalu lama mendapat gangguan ."

"Saya tidak mengganggu," bantahnya dengan raut heran.

"Lain kali Tuan boleh datang lagi," kata Suster Li ketus.

"Lima menit lagi," pinta laki-laki itu dengan iba. Tapi kemudian dilihatnya Xiao Zhan sudah berbaring menghadap ke dinding dan menutupi mukanya dengan bantal. Tahulah dia tidak ada harapan. Di ambang pintu, dia berhenti dan menoleh.

"Bolehkah saya datang kembali?" tanyanya pada Suster Li dengan berbisik.

Suster Li mengangguk dengan tak acuh.

"Besok?"

Suster Li pura-pura tidak mendengar. Dengan langkah gontai, laki-laki itu keluar, pura-pura tidak tahu bahwa dia tidak mendapat jawab.

❤❤❤❤❤❤❤❤

Tbc

2:45am

XIAO ZHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang