6

779 84 1
                                    

Cr pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr pinterest

Pagi itu betul-betul Xiao Zhan sehat segar. Sakit kepalanya semalam sudah lenyap. Dia pergi ke kebun dan menyiram bunga-bunga. Langit tampak cerah, tapi tidak dengan hatinya.

Xiao Zhan menarik napas panjang. Dia tahu, teman-temannya tengah asyik memutar otak mengerjakan ujian farmakologi*. Dilihatnya jam tangannya. Pukul sepuluh. Tentu sebagian sudah berkeringat. Dan sebagian lagi asyik melirik-lirik. Dia tersenyum dalam hati. Diangkatnya pisau yang terletak di rumput dan dipotongnya dahan-dahan dan daun-daun yang telah menguning.

"Zhan. Xiao Zhan"

Begitu asyik dia, sehingga panggilan yang amat halus itu masih mengejutkannya. Serentak diputarnya tubuhnya. Dia tertegun. Sebuah mobil hitam terparkir, Audi R8.

 Sebuah mobil hitam terparkir, Audi R8

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hm, sekarang pakai mobil hmm. Mau ambil hati? Dengusnya dalam hati.

"Ada apa?" tanyanya dingin tanpa beranjak dari tempatnya.

Wang Yibo berdiri di belakang pagar besi, mirip monyet dalam kandang. Meskipun jarak mereka berjauhan, Xiao Zhan seakan-akan dapat melihat jelas ke dalam matanya. Bayangan kesedihan. Atau kepalsuan.

"Boleh saya bicara sebentar denganmu?" tanyanya dengan rendah hati.

"Untuk apa?"

Wang Yibo tertegun sebentar.

"Persoalan kita," katanya dengan muka merah.

"Persoalan apa ?"

Wang Yibo menjadi sangat malu. Wajahnya merah dan pucat bergantian.

"Saya ingin minta maaf."

"Tentang apa?" tanya Xiao Zhan dengan kurang sabar.

"Bukankah kita tidak saling mengenal? Saya sendiri tidak mengenal anda. Untuk apa minta maaf?"

Seluruh muka Yibo memerah. Dia sadar, Xiao Zhan ingin mempermainkannya. Bahkan menurut ayahnya, boleh jadi akan diludahinya mukamu dan... ayahmu tidak menyalahkan anak itu.

"Saya minta maaf. Sungguh."

Wang Yibo mengerti dengan sindirannya tadi, Xiao Zhan ingin mengatakan bahwa maaf tidak cukup untuk perbuatannya yang terkutuk itu.

XIAO ZHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang