***
Xiao Zhan diam saja melihat Wang Yibo mempermainkan kunci kontaknya."Aku sudah tahu maksudmu kemari."
Wang Yibo tetap menunduk mempermainkan kuncinya.
"Jadi kapan kita buat perjanjian itu?"
"Perjanjian?" tanya Wang Yibo seraya mengangkat kepalanya.
"Tentu," sahut pemuda itu sambil memandang ke jalan.
"Kau pikir, aku mau menikah tanpa kertas yang menguatkan perjanjian kita?"
"Kau tidak percaya padaku?"
"Kalau kau tidak mau menulis perjanjian itu, tak apa. Aku akan kembali pada rencana semula. Anak ini akan kuberikan pada orang tuaku. Dan kau tak berhak lagi datang-datang kemari menggangguku!"
"jangan salah paham. Bukan saya tidak mau membuat perjanjian secara tertulis...tapi..."
"Tidak ada tapi! kau mau membuatnya atau tidak?"
"Baiklah. Saya pasti akan membuatnya. Bagaimana isinya?"
"Tidak peduli. Pokoknya tertulis di situ bahwa aku menikah denganmu, cuma supaya anak ini punya ayah, titik. Aku tidak terikat hubungan apa-apa denganmu. Aku tidak akan tinggal bersamamu. Aku tidak akan menikah denganmu di gereja. Aku tidak akan menjadi istrimu. Dan segera setelah anak ini lahir, kita akan bercerai dan anak ini kau ambil."
"Sebaiknya anak itu kau pelihara. Dia lebih membutuhkan ibu daripada ayah."
"Tidak! Jika kau mau menikah denganku, anak ini harus kau ambil. Bila kau tidak mau, kau boleh pergi dan tinggalkan aku sendiri!!"
"Jangan begitu. Kau boleh berkata dan berbuat apa saja, tapi jangan perintahkan saya pergi. Saya sungguh-sunggu menginginkan anak itu. Saya akan memeliharanya dengan baik. Saya sudah berhenti kuliah, kau tahu, dan mulai bekerja pada Ayah."
"Aku tidak peduli semua itu. Besok kau boleh datang lagi dengan surat perjanjian itu. Dan kau ajak juga pengacaramu."
"Pakai pengacara?"
"Tentu. Kau pikir ini main rumah-rumahan?"
Wang Yibo menggigit lidahnya sambil mempermainkan kuncinya.
"Zhan, karena kita akan menikah di Catatan Sipil, maka saya bertanggung jawab penuh atas keselamatanmu selama mengandung. Saya minta, supaya kau biarkan saya mengantarmu ke dokter dan mengurus semua biayamu."
Xiao Zhan diam saja. Wang Yibo menganggap ini sebagai tanda tidak keberatan.
"Setelah kita menikah minggu depan, saya harap kau mau pindah rumah. Saya telah membeli rumah yang sederhana untukmu. Sebenarnya saya ingin mengajakmu melihatnya, tapi saya tahu kau tak akan mau pergi bersama saya. Mungkin kau tidak menyukainya... tapi kau dapat menjualnya dan mencari rumah yang lain?"
"Seharusnya kau katakan itu sebelum kau membelinya. Jadi dapat kau simpan uangmu dan tenagamu yang terbuang percuma. Sudah kubilang. aku tidak mau tinggal bersamamu! Atau kita tidak menikah saja?"
"Bukan bukan begitu. Maksud saya, kau tinggal di sana sendiri. Mungkin dengan adikmu atau bibimu. Saya hadiahkan rumah itu untukmu."
"Aku tidak sudi menerima hadiah apa-apa darimu. Dan sebaiknya rumah itu kau jual lagi. Aku akan tetap tinggal di rumah Bibi dan setelah melahirkan, aku akan kembali ke rumah orang tuaku."
"Kalau begitu, baiklah saya akan membelikanmu mob-"
"Janganlah terlalu baik padaku!" potong Xiao Zhan dengan ketus.
"Atau aku akan menyalahartikan semuanya itu dan menolak untuk memberikan namamu pada anak ini. Bila kau memang seorang yang sungguh sungguh baik hati, aku tidak akan begini! Kau pikir aku mau menikah denganmu karena segala bujuk rayumu yang busuk itu! Tidak! Aku cuma kasihan pada ayahku dan ayahmu, dan aku mengingat masa depan anak ini. Anak yang tidak kuinginkan sama sekali. Anak yang telah menghancurkan hidupku tapi aku sendiri tidak sampai hati untuk menghancurkan hidupnya!"
Wang Yibo merah padam. Digigitnya bibirnya keras-keras untuk menahan gemetar.
Untuk beberapa saat keduanya terdiam. Xiao Zhan ingin mengusirnya pulang, tapi tidak mendapatkan kata-kata yang cukup halus dan tepat. Pemuda itu terlalu halus perasaannya dan tidak sampai hati melihat Wang Yibo merah padam terus-menerus.
Tiba-tiba Wang Yibo mengangkat mukanya! Zhan kaget. Untuk sejenak, keduanya saling berpandangan. Kemudian Wang Yibo lekas-lekas mengalihkan pandangannya pada lukisan yang tergantung di sebelah kiri.
"Zhan," katanya tanpa berani menoleh,
"saya dengar dari ayahmu tentang tunanganmu. Percayalah, sungguh mati, saya sangat menyesal. Maukah kau membiarkan saya menjelaskan segalanya pada orang itu? Jika dia masih menyukaimu, saya akan membiarkan kau pergi. Tapi jika dia menolak, demi Tuhan, saya takkan rela orang lain menghinamu. Saya akan..."
Xiao Zhan menggeleng keras-keras.
"Menghinaku? Seumur hidup belum pernah ada yang menghinaku sampai aku berjumpa denganmu!"
Wang Yibo menjadi pucat.
"Zhan, maukah kau melupakan yang telah lalu? Setiap kali kau mengatakannya, saya merasa tersiksa"
"Dan aku? Kau pikir kau tidak menyiksaku dengan perbuatanmu itu?"
Wang Yibo menelan liur. Dia sungguh-sungguh takluk. Kesombongan dan kegarangannya tidak bersisa lagi. Dia merasa takut. Takut kehilangan Xiao Zhan dan anaknya yang berharga itu.
Xiao Zhan meliriknya sebentar lalu mencibir.
"Sekali lagi aku mau bilang, kita menikah hanya karena anak ini. Dan hakmu cuma sekitar anak ini. Aku tidak mau bicara tentang tanggung jawab. Karena aku tidak tahu apakah laki-laki semacam dirimu mempunyai tanggung jawab. Mengenai urusan pribadiku, kau jangan ikut campur! Aku bisa mengurusnya sendiri." Xiao Zhan berhenti sebentar sambil membalas pandangan Wang Yibo dengan liriknya yang tajam dan angkuh
"Nah," katanya menghela napas,
"Jika tak ada lagi yang akan kau katakan, aku mau masuk ke dalam!"
****
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
XIAO ZHAN
RomanceXiao zhan seorang mahasiswa kedokteran yang masih hijau dalam suatu pesta gila tertimpa malapetaka. Akibatnya, rencana studi, bahkan seluruh rencana hidup kacau-balau. Hati Xiao zhan terkoyak antara ikatan yang tak dikehendakinya dengan pemuda yang...