21 : 20 PROLOG

285 6 0
                                    

Haloo..
Ini cerita ke tiga yang ku bikin dan InsyaAllah jadi salah satu cerita yang tuntas sampai ending. Aamiin..

Sebelumnya terimakasih buat sosok inspiratif (eak) yang udah ngizinin aku mambahin kamu masuk di cerita ini.

Buat kalian yang menyamaratakan semua tokoh cerita ini dengan cerita lain, di harap move dari lapak ini! Karna cerita ini murni pemikiran sendiri dengan khayalan absurd author sendiri. Jadi mohon maaf kalau alay dan gak nyambung.

Jika ada kesamaan nama tokoh, waktu, tempat, atau kejadian itu adalah ketidaksengajaan. Karna kesempurnaan hanyalah lagu dari Rizky Febian ❤️

[Edited 17.10.22 :] Untuk semua tokoh yang aku hadirkan dalam cerita ini, kalian semua adalah bukti seberapa tulus aku sayang sama dia dan kalian juga ❤️

•••

Dia bukanlah orang baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia bukanlah orang baru. Dia hanya laki-laki dari masa lalu yang datang dengan versi remaja - Naluna

•••

2013

Sekumpulan anak-anak cowok berumur sekitar delapan tahun sedang bermain Polisi Maling dilapangan terbuka dengan sarung yang bertengger dibahu masing-masing, sepertinya mereka langsung bermain begitu selesai ibadah di Masjid.

"Ga, tangkep Ga!" Teriak seorang bocah gendut berbaju kuning seraya menunjuk orang yang dimaksud. Yang punya nama pun mengindahkan perintah temannya untuk mengejar si Maling. Dengan sekuat tenaga ia berlari mengejar temannya.

"Yo, kejar Kevin aja!" Teriak Sagara, agar anak yang bernama Julio mengejar oknum yang dimaksud. Julio pun mengubah arah larinya ke arah kanan mengejar Kevin. Sagara masih mengejar Cakra bersama Dikta.

Senyum miring terlukis di raut wajah baby face bocah berbaju biru muda itu, melihat tikungan di depannya pasti temannya akan langsung berbelok. Ia mempunyai ide untuk mempercepat larinya agar bisa menyetarakan posisinya lalu menikung dan menangkap temannya. Sepenglihatan Sagara, Cakra memang seperti ingin berbelok tapi ternyata itu hanya tipuan belaka. Seakan tidak memiliki rem, Sagara berusaha untuk menghentikan larinya begitu ia melihat seorang gadis muncul dari tikungan itu.

BRUK!

"Aaww!" Teriak gadis itu terpental duduk kebelakang. Sagara? Dia tergeletak tepat disamping gadis itu dengan posisi telentang dan tangan yang menutup mata layaknya orang bermain petak umpet. Diturunkannya tangan itu perlahan dan menoleh kesamping menghadap kearah gadis disampingnya. Pandangan keduanya bertemu. Seakan ada sengatan listrik menyambar hati masing-masing.

"Udah kali bang tatap-tatapannya," celetuk Dikta. Gadis itu memutus kontak mata itu lebih dulu dan berlalu begitu saja. Teman-teman Sagara hanya cekikikan melihat tingkah salting keduanya.

Sagara membenarkan posisi bajunya lalu berlari mengejar gadis yang ia tabrak tadi, "Maaf ya, gak liat," tak ada sahutan, hanya sebuah anggukan kecil, "Nanti ketemu lagi, ya." Ucap Sagara lalu pergi, bergabung kembali dengan teman-temannya.

"Huft.. Bikin kaget aja si, untung jatohnya duduk ga nyungsep!" Gadis itu menghela napas setelah kepergian segerombol laki-laki itu. Tangannya bergerak menuju dada, dimana jantungnya itu berdetak kencang, "Untung cakep!" Cibir gadis itu.

••


"Ga, Ga!" Teriak cowok seperti bule.

Ini bukan kali kedua atau ketiga segerombolan anak laki-laki itu lewat di depan rumahnya, tapi hampir setiap pulang sholat Maghrib mereka kesini. Bahkan tak segan memanggil namanya. Jangan tanya mengapa Sagara dan teman-temannya tahu, karna setiap melihat gadis itu keluar rumah, itu sebuah kesempatan emas bagi Sagara untuk sekedar menanyakan nama. Seperti malam ini, anak-anak itu tidak pernah absen untuk tidak datang ke gang rumahnya.

"Nana!" Panggil Sagara. Yang dipanggil berhenti lalu menoleh, "Mau ngasih ini." Sagara berjalan kearah gadis itu lalu memberikan gulungan kertas buku yang diberi lakban bening tak beraturan.

"Ini apa?" Tanya Nana seraya memencet-mencet gulungan kertas itu karna ada sesuatu didalamnya. Empuk, batinnya.

"Bukanya dirumah aja, dadah!" Ia pun berlari meninggalkan teman-temannya yang menyusul dibelakang. Nana membuka gulungan kertas itu dan mendapati sebuah Marshmallow dengan sebuah tulisan didalam kertas.

 Nana membuka gulungan kertas itu dan mendapati sebuah Marshmallow dengan sebuah tulisan didalam kertas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(foto hanya pemanis)

Senyum mengembang di wajah gadis itu. Jadi jatuh cinta rasanya seperti ini ya? Batinnya.

Tbc

Hayo siapa yang kepo sama isi surat dikertasnya? pantengin terus 21:20 ya 🔥


[skenario : 4 September 2022]
[publis : 22 September 2022]

21:20 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang