Hari-hari berjalan terasa lebih cepat dari biasanya, itu yang Luna pikirkan. Karna sekarang sudah menginjak hari ketiga pada minggu ini. Saat disekolahpun terasa begitu cepat, buktinya sekarang Luna sudah pulang dengan motor mio kesayangannya.
"Kakak Nana, ini ada undangan buat kakak." Panggil Tante Dina.
"Undangan apa, Tante?" tanya Luna seraya mendekat dan mengambil undangan itu.
"Undangan buat Karang Taruna Rt 09, nanti malem." Jelas Tante Dina
Luna membaca sekilas isi dari selembar kertas itu, kemudian mengangguk mengerti, "makasih ya, Tan." Ucap Luna dan diangguki oleh ibu tiga anak itu.
Luna masuk kedalam rumah dan menaruh tasnya di bangku. Ia berjalan kearah kamar masih dengan memegang kertas undangan tadi. Kertas itu berisikan undangan untuk para remaja agar bisa berkumpul di Aula Rt untuk rapat pembahasan 17an. Mengingat ini sudah pertengahan bulan Juli.
"Gak bisa liat voli dong." Gumam Luna
Luna menghela napas, lalu memainkan ponselnya. Mencari nama Raya dan mengiriminya pesan menanyakan apakahia mendapatkan undangan rapat itu. Ternyata semua remaja Rt 09 memang sudah di targetkan untuk ikut berpartisipasi dalam rapat tersebut.
"Ehe, nambah sibuk deh gue." Ucap Luna kemudian.
•••
Malam pun tiba. Luna, Raya dan teman-teman yang lain datang ke Aula menghadiri rapat itu. Aula sudah cukup ramai dihadiri para orang tua dan remaja, banyak wajah-wajah yang pernah Luna kenal saat kecil sisanya sangat asing baginya.
Rapat hari ini membahas kepanitiaan untuk acara ulang tahun RI yang ke-77, dan pembentukan Karang Taruna RT09 yang diketuai oleh Daffa dan Raya sebagai wakil ketua. Luna sangat senang karna adanya rapat ini. Karna Luna sangat menanti-nanti saat ia mempunyai teman sebaya disekitarnya, maklum di lingkungan rumahnya dominan anak balita sampai sekolah dasar saja. Jadi, pada saat ada pemberitahuan akan ada rapat antar remaja Luna sangat semangat.
"Coba kakak-kakak karang taruna di rundingin siapa aja yang jadi panitia untuk acara 17an." Ucap Pak Wakil
"Baik pak, kita rundingkan segera." Jawab Daffa menyanggupi. Para Remaja membuat lingkaran sendiri guna mempermudah pendataan.
Keberanian serta semangat Luna yang tadi bergejolak kini hilang ntah kemana. Ia hanya mampu terdiam sambil sesekali tersenyum menanggapi beberapa lelucon yang dilontarkan remaja lain. Ada sebuah alasan mengapa Luna tak ikut berbaur dengan yang lainnya.
Dulu, saat Luna duduk dibangku SMP ia sangat tidak disukai oleh beberapa teman dikelasnya, ntah karna apa. Bullyan pun tak jarang di dapatkan. Sepertinya itu yang Luna takutkan untuk berbaur dengan orang baru. Selain karna itu, faktor salah penyampaian juga menjadi beban pikiran untuk Luna. Karna gaya bicara dan logatnya yang terkesan berbeda, terkadang membuat orang lain salah paham dan tersinggung.
"Nih, buat dokumentasi si Nana aja." Celetuk Raya. Luna yang sedaritadi melamun langsung tersadar begitu Raya menepuk bahunya.
"Oke, dokumentasi Nana ya. Bisa kan?" tanya Daffa
Luna menaiki alisnya tinggi-tinggi, terkejut karna ada orang yang mengajaknya berbicara terlebih dulu. Di tambah dengan tatapan yang sangat santai. "Iya bisa kok, tapi ada yang punya kamera gak?" Tanya Luna
"Ada gue. Tenang aja." Luna menangguk pelan menyanggupi lalu tersenyum kecil.
Rapat selesai tepat pukul sebelas malam. Susunan kepanitiaan dan Karang Taruna sudah terbentuk. Hanya tinggal menyiapkan untuk perlombaan di bulan Agustus mendatang. Dalam perjalanan pulang, Luna mengulum senyum yang sangat ingin ia pancarkan, ia sangat senang malam ini karna mempunyai teman baru seumuran dengannya. Ia akan sangat menunggu kedatangan rapat-rapat selanjutnya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
21:20 [END]
Short StoryBagaimana jika kamu mempunyai teman laki-laki masa kecil yang bertemu kembali dengan sebuah perasaan saat kalian beranjak dewasa? Hal itu terjadi pada Naluna Erlangga Hadid. Siswa kelas dua belas yang kembali bertemu dengan teman masa kecilnya, Saga...