21:20 CHAPTER O7

57 3 0
                                    

Rapat dengan para pengurus Rt masih berlanjut disetiap minggunya, bahkan semakin rutin karna lomba sudah semakin dekat. Luna dan yang lain sudah berkumpul di depan Aula menunggu kunci yang dipegang oleh Pak Wakil.

Beberapa dari mereka sibuk dengan obrolan mereka masing-masing.

"Lo kenal sama Caca ga si?" tanya Raya

"Caca anak sapa lagi?" tanya Luna balik

"Caca anak kelas gue, dia kenal lo tau." Jelas Raya

Luna menaikkan kedua alisnya sambil mengingat apakah ia punya teman bernama Caca, "Nggak tau. Tapi mungkin kalo dikasih fotonya tau." Ucap Luna

"Gak ada fotonya gue. Dia nanya kemaren itu yang di sw gue si Daffa ya, gue jawab ia. Trus dia bilang kok bisa kenal si, gue bilang aja kalo masih satu Rt. Trus dia nanya lagi, itu yang disamping lo si Nana ya. Mantanya Sagara?"

"HAH?" teriak Luna, "Mantan? Gue?" tanya Luna

"Pernah gak sih? Apa gak pernah? Tapi gue jawab pernah. Katanya cantik. Gue bilang aja, ya lo kaya gak tau Sagara aja si, dia mah kan ceweknya cantik-cantik tapi dia nya aja yang begitu." Ujar Raya. Luna hanya diam mencerna maksud Raya dikalimat terakhir

"Pernah gak sih dulu?" tanya Raya

Luna menoleh kearah Raya menatap sekilas, "Gak tau. Coba tanya anaknya aja."

Ada suasana hening sebelum Raya kembali membuka suara, "oh, jadi lo nya nganggep iya tapi dianya nggak, makannya lo ngomong gitu?" Skakmat. Luna hanya mampu tersenyum mendengar ucapan Raya yang sangat menohok

"Pengen ilang aja rasanya." Batin Luna

ooOoo

Pagi ini Luna terbangun dengan keadaan lemas akibat kekurangan tidur karna rapat selalu usai tengah malam, membuat moodnya sangat tak teratur jika ia kekurangan tidur. Selalu seperti itu. Bersiap untuk berangkat ke sekolah dengan niat yang setengah-setengah. Terkadang ada niat di dalam pikirannya untuk tidak masuk sekolah dikala ia malas. Pikiran Luna terpaku pada percakapannya dengan Raya semalam.

Bicara soal nomor yang tidak dikenal tempo hari lalu, itu adalah nomor Sagara. Entah dari mana ia mendapat nomornya, yang jelas itu masih menjadi pertanyaan bagi Luna. Setelah saling menyimpan kontak, Luna melancarkan semua pertanyaan yang ada dipikirannya seperti mengapa Sagara lebih memilih mengikuti voli daripada basket dan apa rencana anak itu kedepannya.

Tapi itu hanya bertahan dua hari, karna setelahnya Sagara tidak mengirim pesan kepadanya lagi.

"Lemes amat lo." Ujar Aul saat Luna barusaja mendudukan dirinya dibangku.

"Ngantuk!" jawab Luna. Mengambil jaket yang dibawanya lalu ia taruh diatas kepala dan melaksanakan aksinya untuk tidur.

"Masih pagi buset." Ceplos Aul

Tak ada balasan dari orang disebelahnya membuat Aul memfinalkan bahwa Luna sudah tertidur. Luna adalah tipikal orang yang dapat tidur dimanapun kalau ia mau, tak peduli dengan suasana kelas yang ramai bahkan berisik sekalipun.

Hampir lima belas menit Luna tak bergerak dari posisinya, "Tidur beneran lu?" tanya Aul

Sebenarnya Luna hanya memejamkan mata sambil sedikit menghilangkan rasa kantuk, bukan tertidur sepenuhnya. Tak lama badan itu menegak membuat jaket yang tertaut dikepala merosot kebawah. Luna menoleh kesekeliling, melihat siapa saja yang sudah tiba di sekolah.

Ia melihat jam di ponselnya. Sudah jam tujuh, yang artinya jam pelajaran sudah dimulai.

"Gabut anjir." Celetuk Luna.

Luna membuka aplikasi berwarna hijau sekedar melihat story teman kontaknya, gerak jarinya terhenti disaat ia melihat ada nama Sagara disana. Sagara membuat status yang dari luar bisa terlihat itu foto perempuan. Karna Luna mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, tentu ia akan membukanya.

"Oalah, ini ceweknya." Gumam Luna. Status itu dibuat empat menit yang lalu. Pikiran Luna berargumen tentang foto itu. Ia merasa foto itu berasal dari aplikasi merah yang memang tempat untuk para jomblo berhalu ria, tapi disatu sisi ia teringat ucapan yang Raya ceritakan semalam. Bahwa semua mantan Sagara memang sangat cantik.

Tanpa basa-basi jemari Luna keluar dari aplikasi itu dan mengarah kearah logo telfon, mencari nama Sagara disana dan menghapusnya. Katakanlah Luna aneh sekarang. Tidak ada angin tidak ada badai, hanya karna satu story ia nekat menghapus nomor Sagara.

Tbc

21:20 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang