Kamu adalah pergi yang ku usahakan kembali.
•••
📍 MALAM PUNCAKMalam puncak RW benar-benar terlaksana hari ini. Sangat ramai karna ini mencakup satu Cluster. Bahkan lapangan saja hampir penuh desak-desakkan karna antusias para warga yang padahal tidak mengundang bintang tamu sama sekali. Hanya menyewa organ tunggal saja, itupun tidak banyak yang tahu.
Karang Taruna RW putri sudah menyepakati untuk menampilkan sebuah nyanyian. Dan sekarang adalah waktunya. Para Karang Taruna putri naik ke atas panggung, dengan posisi Luna yang berada di ujung kanan paling depan barisan. Luna menjajahkan matanya kesana kemari melihat penonton yang secara langsung terarah ke panggung. Musik diputar dan nyanyian pun dimulai.
Jauh diujung lapangan yang minim cahaya, Luna melihat siluet orang yang berusaha ia lupakan. Ya, Sagara bersama Cakra disana. Dari sekian banyaknya penonton, bisa-bisanya dengan mudah Luna menemukannya. Tubuh Luna tiba-tiba lemas dan gemetar, bukan karna nervous. Melainkan karna ada Sagara.
"Bangsat. Gue udah mati-matian ngelupain dia tapi begitu liat dia rasanya mau peluk." Batin Luna. Bohong jikalau ia tidak merindukan laki-laki itu walaupun hampir tidak pernah bertemu.
Persembahan dari panitia putri sudah selesai. Merekapun turun dari panggung dan Luna mulai mengambil job nya yaitu back-up dokumentasi seperti biasa. Jika dirapat pertama Luna ditempatkan sebagai panitia acara, tetapi sehari sebelum malam puncak benar-benar dimulai Luna mendapat bagian sebagai dokumentasi.
Dengan alasan panitia yang hadir pertama kali rapat dengan rapat kemarin benar-benar diluar ekspetasi.Hanya sedikit yang hadir di rapat kemarin dan para panitia yang sebelumnya sudah disesuaikan bagiannya masing-masing beberapa ada yang tidak bisa ikut berkontribusi dalam acara ini. Alhasil pembagian job masing-masing panitia diganti dengan anggota baru yang hadir hari itu.
TING!
Sagara : mau foto ga?
Tubuh Luna kembali lemas dan napas yang tak teratur. Gue ini kenapa? Batinnya. Otaknya seakan berkata untuk tetap berpegang teguh untuk tidak luluh, tapi dilubuk hatinya berkata untuk membalas pesan tersebut karna memang itu yang ia tunggu.
Wkwk |Luna membalas pesan seadanya mengingat tak jauh sebelum hari ini Sagara sebelumnya memposting foto bersama cewek itu 'lagi'.
| mau ga?
ntr ceweknya marah wkwk |
| ngga ada
| ga punyaLuna tersenyum miring. Sagara seakan meyakinkannya untuk percaya bahwa laki-laki itu memang tidak mempunyai seorang 'cewek'.
"Padahal kan pacar sama cewek beda." Ucap Luna dalam hati.
Dilain ruang pesan, Luna memberi tahu Kenzi bahwa apa yang Ia bilang benar terjadi. Sagara kembali mengiriminya pesan. Tak Lama, Kenzi pun membalas pesan Luna.
K87
Foto |
| Diemin aja
Tapi kangen :( |
| Biarin
Sekali yaa? |
Ntr kl dia prgi lagi, gk nngs lg kok! || Goblok
:( |
"Hhhh.." Luna menghela napasnya panjang. Ia memasukkan ponselnya kedalam saku baju batiknya dan kembali melakukan pekerjaannya. Isi kepalanya sedang bertengkar dengan egonya, ntah siapa yang menang Luna yakin itu yang terbaik.
Malam puncak akhirnya sampai di penghujung acara dimana itu adalah bagian organ tunggal yang segaja dibuat hampir larut malam upaya anak-anak dibawah umur dapat pulang dan tidak menonton yng seharusnya tidak mereka tonton.
"Lo mau foto sama Sagara?" Tanya Raya, Luna melotot tak percaya. Ia tak memberi tahu gadis itu sama sekali jika Ia menerima ajakan Sagara untuk foto bersama.
"Kok lo tau?" Tanya Luna
"Udah, mau foto kapan?" Raya tak menjawab pertanyaan Luna, Ia malah melempar sebuah pertanyaan pada Luna. Sebelum Luna menjawab, ponselnya menyala dan sebuah notifikasi dari Sagara muncul.
Sagara : sinii
Sagara : dibelakangLuna mencolek Raya untuk ikut dengan dirinya kearah Aula sekretariat. Disitu sudah ada Sagara dan Daffa yang tengah mengobrol santai. Parkiran Aula sekretariat sangat minim cahaya, sehingga mereka berempat masuk ke dalam Aula yang pencahayaannya terang.
"Gimana gayanya?" Tanya Sagara
"Gak tau." Jawab Luna. Ia gugup sekarang, pasalnya selama ia berpacaran ia tidak pernah foto bersama. Ralat, hanya sekali.
Sagara berdiri tepat di sebelah Luna, wangi parfum maskulin yang laki-laki itu kenakan masuk dengan sopan di indera pemciumannya.
"Deketan, lah." Ucap Daffa. Sagara menurut dan mendekat ada Luna menghapus jarak yang tersisa. Luna menaikkan kedua alisnya tinggi saat merasakan rangkulan dipinggangnya. Pasalnya itu pertama kali baginya.
"Raga boleh tenang, tapi jiwa gue udah mleyot banget, bangsat." Batin Luna. Sebisa mungkin untuk tetap tenang agar tidak terkesan malu-maluin. "Tapi klo dia pergi lagi kaya kemarin kan sama aja bohong." batinnya lagi kemudian.
Tangan Sagara sangat hangat. Layaknya nikotin yang bisa membuat siapa saja kecanduan.
"Gue gak tau ini artinya apa tapi kalau emang kita deket lagi, masalah dia pergi lagi atau nggaknya.. gue siap untuk itu!" Ucap Luna dengan mantap dihatinya. Benar-benar sudah ditanam dalam-dalam.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
21:20 [END]
ContoBagaimana jika kamu mempunyai teman laki-laki masa kecil yang bertemu kembali dengan sebuah perasaan saat kalian beranjak dewasa? Hal itu terjadi pada Naluna Erlangga Hadid. Siswa kelas dua belas yang kembali bertemu dengan teman masa kecilnya, Saga...