21:20 CHAPTER O4

70 4 0
                                    

Gadis berpiyama kartun BT21 dengan handuk yang bertengger diatas kepala barusaja memasuki kamar bernuansa pink hijau. Sepertinya ia barusaja selesai mandi.

"Hhh.., sepi banget rumah." Keluh Luna pada dirinya sendiri. Ia berjalan ke ranjangnya tempat dimana ponselnya berada lalu duduk di tepian ranjang seraya memainkan ponselnya. Ia membuka semua soisal media yang ia punya upaya meredakan rasa bosan yang ia rasakan. Tapi itu tak berjalan lancar.

"Gue mau nonton voli anjrit." Gumam Luna, "tapi dimana? Sama siapa?" lanjutnya. Terlihat seperti orang gila bukan?

Luna merebahkan dirinya dan melihat langit-langit kamarnya cukup lama. Pikiran liar mulai menyerbu isi kepalanya. Sedetik kemudian ia bangkit dari tidurnya, mengubah posisi tidurnya menjadi duduk.

"Sagara! Sagara kan anak voli sekarang." Ucapnya histeris. Ia pun membuka kembali ponselnya dan mencari akun Sagara di salah satu sosial media yang ia punya. Gerakan jemarinya terhenti kala ia sudah berada di ruang chatt. Sebenarnya cukup ragu untuk memulai percakapan terlbih dahulu, karna sudah lama tidak berkabar. Jika ia tidak jadi men-DM Sagara, maka Luna harus mencari orang lagi agar dirinya bisa menonton voli.

"Ah. Yaudah lah, ya. Daripada gak nonton. Bismillah!" Ucap Luna meyakinkan diri. Jari-jari panjangnya bergerak kesana kemari mengetikkan sesuatu disana.

Permisi, Gar, deket sini ada voli gak sih kira-kira? Gue mau nonton |


Luna mengetuk-ngetuk jarinya gugup menunggu balasan. Cukup lama. Hingga rasa bosan menyergap dalam diri. Luna pun merubuhkan tubuhnya secara kasar dan menutupnya dengan selimut.

TING!

(n.lunosaurus): garaadhiyaksa: Ada, hari sabtu di Rt 0X

"Eh, di bales anjir!" Teriak Luna histeris. Ia buru-buru menegakkan duduknya dan membuka isi pesan itu.

| Ada, hari sabtu di Rt 0X

Dimana lagi itu |


| Dari masjid lurus aja, gang ketiga belok kanan, terus belok kiri

Gak tau |

| Masa gak tau sih?

Ya lo pikir gue tau daerah sana. Patokannya apa? |


| Duh, susah juga ngejelasinnya. Pokoknya kaya yang gue kasih tau tadi

Hm, yaudah ntar gue coba cari deh |
makasih ya |

Tidak ada balasan lagi pada roomchatt itu. Cuek. Itu kesan pertama Luna untuk kembali berinteraksi dengan Sagara walau hanya sekedar pesan. Ia kemudian berusaha memahami rute yang Sagara bilang, berusaha mengingat kembali apa saja yang ada di arah sana. Karna sudah cukup lama ia tak kesana, terakhir adalah saat ia masih bermain dengan Sagara.

"Sabtu, malem minggu berarti ya?" batin Luna. Masih ada dua hari lagi untuk itu. Luna merasa sekarang waktu berjalan sangat lama, ia sangat ingin menonton pertandingan voli itu. "Ugh! Ayo dong buruan sabtu!" geram Luna kemudian mengacak-acak selimutnya hingga berantakan, bantal dan gulingpun sampai berjatuhan. Tugasnya yang pertama adalah tidur, agar waktu terasa cepat.

•••


Hari yang ditunggu akhirnya tiba. Sampailah pada hari Sabtu. Luna tengah bersiap untuk menonton pertandingan voli yang ia tanyakan pada Sagara tempo hari lalu.

TING!

Suara notif dari ponselnya cukup menarik atensinya untuk menghentikan kegiatan bersiapnya. Luna mengangkat sebelah alisnya melihat notif di ponselnya.

(n.lunosaurus): garaadhiyaksa: Udah mau mulai nih

Sagara mengiriminya pesan. Kemudian ia membuka chatt dari bilah status dan membalaskan pesan disana

| Udah mau mulai nih

Rt 0X dimana si? Gue gak tau |


| mengirim anda foto.

Gak tau dimana, tapi coba gue cari deh |


| Iya

Tanda online telah berganti menjadi aktif 1 menit yang lalu, tandanya pertandingan sudah dimulai. Pasti Sagara tengah asik menonton sekarang. Luna bergegas keluar dan mencari posisi lapangan itu berada dengan rute yang sudah Sagara berikan padanya.

"Kanan terus kiri." Batin Luna. Matanya beralih melihat ponsel lalu jalan di depannya. Berharap ia benar dan tidak sesat dijalan. Dari kejauhan terdengar suara pluit dan sorak penonton, menggema hingga tempat dimana ia berjalan sekarang. Akhirnya ia sampai dilapangan yang dimaksud Sagara. Luna datang dari arah belakang lapangan yang berpunggungan dengan para pemain voli disana.

Matanya menjelajah melihat siapa saja yang ada disini, tak banyak yang ia kenal. Semua terlihat asing. Kemudian Luna menjajah kembali penonton disana mencari sosok Sagara disana. Nihil, ia tak menemukannya.

"Anak itu nonton disebelah mana?" gumam Luna sambil tetap mencari sosok yang dimaksud. Tak menemukan yang dicari, akhrinya Luna fokus pada pertandingan di lapangan. Ia menyipitkan matanya menangkap sosok yang ia cari sedari tadi.

DEG!

Jantungnya berdegup saat berhasil menatap orang yang ia cari. Pantas saja ia tidak menemukan laki-laki itu dimanapun, ternyata ia adalah pemain di pertandingan ini. Mata Luna tak luput memandangi Sagara. Ia begitu keren dimatanya dengan jersey biru tua bernomor punggung 2. Senyumnya mengembang tatkala tim Sagara berhasil mencetak poin. Kemudian ia dibuat takjub oleh serangan yang berhasil diloloskan oleh Sagara dengan begitu cepat.

Luna kembali memicingkan matanya melihat ada satu orang yang ia kenali dalam lapangan itu, "Kak Bara." Gumamnya. Bara adalah kakak kandung Sagara. Luna pikir Bara sedang berkuliah di sebuah kota jauh dari rumah. Ternyata ia ada disini, bermain dengan adiknya.

Pertandingan berjalan cukup sengit dan ramai. Hingga akhirnya tim Sagara lah yang memenangkan pertandingan. Tak menunggu waktu lama, Luna kembali kerumahnya dengan perasaan cukup puas karna telah terpenuhi keinginannya untuk menonton pertandingan voli. Tapi itu tak bertahan lama, Luna membuka instagram lalu mengetik kan sebuah pesan kepada Sagara.

Gar, kira-kira voli ada lagi kapan? |


Belum ada tanda-tanda keaktifan dari akun tersebut. Tak terasa Luna sudah sampai dirumahnya, hingga getar di tangannya membuatnya menoleh arah ponsel.

| Ada minggu depan
| mengirim foto.

Oke oke, thanks |


"Males ditanya-tanya apa gimana si, sampe dikirimin jadwalnya." Batin Luna.

Luna mengamati jadwal yang dikirim Sagara dengan seksama. Mencari tahu suapa saja yang bermain minggu depan. Mau tak mau Luna harus mere-schedule kegiatan minggu depan. Jika tidak begitu padat, setidaknya ia bisa pergi ke suatu tempat yang menjadi rutinitasnya sekarang.

Tbc

21:20 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang