part 1-5 emang masih prolognya ya gaisss
cerita sebenarnya mulai dari part 6 di masa SMA.
happy reading
****
terlihat di ruang tamu, kedua orang tua Auri, sang tangan kanan yang tak lain adalah Lian dan juga dokter pribadi keluarga shaenette. mereka menunggu dokter psikolog yang saat ini tengah memeriksa Auri dari satu jam yang lalu.
memang, setelah Lesham menyuruh Liam untuk memanggil dokter, dokter pribadi keluarganya datang dengan cepat, namun Ia malah menyarankan untuk diperiksa oleh dokter psikolog karena keadaan Auri tidak dalam jangkauannya yang dimana Ia hanyalah dokter umum.
ting drtt
Lesham menatap ponselnya, nama Ayahnya tertulis jelas disana, pasti pria tua itu sudah mengetahui kondiri Auri. tentu saja melalui mata-mata yang di beri ke mansion ini.
"LESHAM! APA YANG TERJADI PADA CUCU KU?!"
Netta merebut posel Lesham, ayah mertuanya ini memang sangat menyayangi Auri.
"Hallo, Ayah,"
"menantu, bagaimana cucu kesayanganku?"
"Auri masih di periksa Ayah,"
bunyi seseorang yang menuruni tangga membuat keempat orang itu dengan cepat menoleh dan spontan berdiri.
"sebentar ayah, dokternya sudah keluar,"
"jangan matikan telfonnya," titah sang mertua di seberang sana.
"gimana dok?" tanya Netta mengawali.
Dokter tadi menghela nafas, merasa kasihan dengan Auri, diumurnya yang masih kecil Ia sudah mengalami hal yang seperti ini.
"Nona Auri mengalami salah satu keadaan gangguan kecemasan, pistanthrophobia. bahasa mudahnya Nona Auri takut mempercayai orang lain karena akibat kekecewaan dan akhir yang menyakitkan yang diterima oleh Nona Auri."
"Nona akan merasa setiap orang yang datang pada dirinya hanya akan menyakitinya, Ia juga akan membatasi dirinya dari orang lain, memendam semuanya sendiri dan akan membuat dirinya merasa lelah serta stress ringan."
Netta membekap mulutnya, putrinya mengalami gangguan kecemasan, entah kejadian apa saja yang membuat putrinya mengalami trauma seperti itu.
"akibat dari trauma tersebut, nona akan memiliki rasa takut terluka lagi dan menghindari hubungan untuk mencegah atau menghindari pengalaman menyakitkan yang sama di masa depan."
"gimana agar fobia itu hilang Dok?"
dokter tadi tersenyum simpul, "hanya perlu dengan terapi, membantu untuk mengubah pola pikirnya ke hal yang positif dan juga beri waktu untuk nona sembuh, Nyonya."
"Lesham! menantu! Ayah mau Shea di rawat disini, saya yang akan memastikan trauma itu hilang dari cucu kesayanganku," ucap Ayah Lesham tiba-tiba.
Lesham mendelik, "kek,"
Netta menggeleng, ada benarnya yang di ucapkan sang ayah, bukan berarti mereka tak bisa merawat Auri, tapi jika trauma Auri itu karena kejadian yang terjadi di area Auri atau di sekolah, di lingkungan pertemanannya akan sulit buat Auri untuk pulih.
"Ayah benar Lesham," ucap Netta.
Lesham membuang tatapannya ke arah dokter psikolog tadi, "bayaranmu akan saya transfer nanti,"
dokter psikolog tadi menganggukkan kepalanya dan berlalu pergi dari sana.
***
Netta memasukki kamar Auri dengan pelan, dapat Ia lihat wajah lelah dan bekas air mata yang telah mengering di wajah cantik putrinya.
Ia mengelur pipi Auri dengan sayang, hatinya sakit melihat Auri yang seperti ini, di umrunya yang sama sekali eblum menyentuh remaja dewasa, Auri sudah mengalami gangguan kecemasan seperti itu.
entah apa yang terjadi padanya selama ini, yang terjadi di area sekolahnya, lingkungan pertemanannya sehingga membuat Auri mengalami trauma.
"cepat sembuh putri Mommy, love u,"
Lesham yang berdiri di ambang pintu tersenyum tipis, Ia mendekat dan merangkul istri tercintanya.
"putri kita akan sembuh," ucapnya menenangkan Netta yang masih terlihat khawatir dengan Auri.
"aku mau tidur sama Auri," ucap netta.
"kita tidur bersama putri kita," sahut Lesham.
sebentar lagi mereka akan berpisah dengan putri mereka demi kesembuhan tentunya, dan nanti mereka akan merindukan Auri.
***
Auri mengerjabkan matanya, dengan perlahan Ia membuka mata, wajahnya yang pucat itu menoleh ke kanan dan kiri, terkejut mendapati sang Daddy dan Mommy nya yang tidur dengan memeluk dirinya.
ingatannya terlempar pada kejadian semalam, dimana Ia tak bisa mengontrol rasa takutnya berakhir kedua orang tuanya yang khawatir dan memanggilkan dokter psikolog untuknya.
memang, setelah bercerita pada dokter psikolog itu Auri merasa sedikit lega.
"Mommy, Daddy?"
Netta mengerjabkan matanya, begitu juga dengan Lesham karena mendengarsuara putri mereka yang serak itu.
"Putri Mommy sudah bangun?" tanya netta yang langsung berposisi duduk.
Auri ikut bangun, ketiga orang itu duduk diatas kasur.
"maafin Auri mom, dad,"
"kenapa minta maaf sayang? kamu gak salah apapun," ucap Netta merengkuh Auri kedalam pelukannya.
"pincess daddy gak salah," sahut Lesham.
Auri terisak dalam pelan, "maafin Auri," lirihnya.
"Auri gak salah, jangan minta maaf lagi. Putri Mommy hebat, jangan pikirin orang yang ninggalin kamu sayang, mereka tidak baik, kamu udah dijauhin dari orang-orang itu,"
Lesham mengelus surai indah milik putrinya, "tadi malem kakek telfon Daddy, dan ingin kamu kesana untuk pemulihan selama beberapa tahun,"
"kamu mau?"
Auri terdiam, sebenarnya Ia tak ingin pergi dari sini dan menjalankan pemulihan dirumah saja, namun Ia tak mau untuk terus merasakan takut, Ia ingin pergi jauh dan melupakan semua hal.
"Auri mau,"
Lesham tersenyum tipis, menarik Netta dan Auri ke dalam pelukannya, kedua perempuan itu adalah anugrah terindah yang datang dalam hidupnya. apapun akan Lesham lakukan demi kebahagiaan keduanya.
****
see u masa SMA guys!!
votee jan lupa yhhh
mwahhh
KAMU SEDANG MEMBACA
ORPHIC
Teen FictionAuristela Lesham Shaenette. setelah 3 tahun dirumah kakeknya karena trauma, kini Ia kembali lagi dengan penampilan dan sifat yang berbeda. berniat untuk membalas rasa sakit dan trauma akibat orang-orang dimasa lalu nya, ia malah terus dipertemukan d...