part 33

3.4K 116 0
                                    

"Shea,"

Shea yang tadinya hendak berjalan menuju dapur menoleh, menatap Daddy nya yang berada di tangga.

"kenapa dad?"

"grandpa mengirimi kamu hadiah,"

Shea mengangkat sebelah alisnya, tumben sekali grandpa-nya itu.

melihat Lesham yang sedang duduk di sofa keluarga dengan tangan yang memegang kotak ukiran berwarna emas membuat kotak itu terkesan mewah dan elegan.

Shea pun mendekat ke arah Daddy nya, "itu ukiran emas asli dad?"

"menurut kamu?" tanya balik Lesham.

Shea terkekeh, emang isinya apasih sampai berukiran emas seperti itu?

dengan pelan Lesham membuka kotak tersebut, mata Shea berbinar, kotak itu berisi sebuah kalung yang sangat cantik, dengan liontin berbentuk ular disertai mahkota di atasnya, dimata ular itu terdapat permata merah yang membuat kesan cantik dan mewah secara bersamaan.

"itu buat Shea?"

Lesham mengangguk, pria setengah baya itu tersenyum tipis mengingat cerita dibalik kalung tersebut.

"ini adalah kalung Grandma kamu,"

Lesham menarik nafas dalam, "grandpa kasih ini karena ingin melindungi grandma waktu sekolah dulu dari musuh-musuh grandpa."

Shea berdecak kagum, "jadi kalung itu punya banyak cerita?"

Lesham mengangguk lagi, "grandpa ngasih kamu ini buat lindungin kamu, karena Daddy ga akan selalu bisa mantau kamu maupun grandpa sendiri."

"lalu? kan masih ada bodyguard yang Daddy dan grandpa kirim buat jaga Shea," balas Shea pelan, mudah menyadari bodyguard yang selalu berada di sekelilingnya.

"benar, pakai saja kalung ini dan jangan pernah kamu lepas."

ucap Daddynya sambil memasang kalung tersebut ke arah Shea. sedangkan Shea sendiri masing bingung kenapa kalung tersebut bisa melindungi grandma nya dari musuh musuh grandpa dulu.

***

Ars menatap putranya, benarkan yang Ars bilang, Zeus akan menemui kakeknya, lihatlah raut kesal putranya itu, sungguh menjadi hiburan tersendiri bagi Ars.

"kenapa?" tanya Ars pada Zeus yang tengah menatap tajam ke arah nya.

Zeus terdiam, memikirkan kembali langkah yang akan Ia ambil, dari pada meminta pada Daddynya yang menyebalkan kenapa Ia tak mencari tau sendiri?

Zeus beranjak dan keluar dari ruang kerja Daddynya tanpa mengatakan apapun membuat Ars berdecak sebal. sikap kurang ajar putranya itu menurun dari siapa sih?

"lihat sayang, kamu meninggalkan aku dengan putramu yang memiliki sifat kurang ajar seperti dirimu dulu," gumamnya menatap ke arah atas berharap arwah istrinya tahu apa yang sedang Ia keluhkan.

sementara Zeus sendiri keluar dari perusahaan ayahnya, Ia akan pergi ke markas secepat mungkin. Ia harus cepat menyelesaikan tugasnya agar ia dapat tenang jika suatu saat ingin menyelesaikan urusan dengan kakeknya.

sesampainya di markas ia sudah disuguhkan pemandangan Ray yang tengah tidur di sofa dan juga Zayyan yang juga tertidur di bawah Ray. Zeus acuh, cowok itu dengan segera pergi ke ruang pribadinya dan menyalakan laptop.

tak beberapa lama kemudian Zeus mengangkat sudut bibirnya ke atas, tangannya meraih handphone dan menghubungi seseorang disana.

"buka lagi kasus kematian Mommy, bukti akan ku kirim, nanti malam harus sudah selesai." ucap Zeus panjang dan langsung mematikan telfonnya tanpa menunggu respon dari sana.

"sorry mom," lirihnya pelan dan menyandarkan tubuhnya ke kursi sambil memejamkan matanya.

***

dilain sisi, tepatnya di rumah Xena.

bel rumah berbunyi, Xena berjalan pelan ke depan rumahnya dan membuka kam pintu.

keningnya mengernyit bingung, melihat beberapa orang berseragam polisi datang ke rumahnya, tiba-tiba perasaan takut hinggap dihatinya.

"selamat sore, kami dari kepolisian, apakah benar ini adalah rumah dari Ibu Airis?"

"benar, ada apa ya pak?"

"kami akan menangkap Ibu Airis atas dugaan kasus rencana pembunuhan oleh Nyonya Aisy."

"apa?" Xena beeteriak terkejut, mana mungkin?

"Xena ada apa? kenapa kamu teriak?"

Xena menoleh, menatap mamanya yang kini memasang wajah terkejut karena beberapa polisi yang menghampiri rumahnya.

"ibu Airis? ikut kami ke kantor polisi, anda ditahan,"

Airis panik, "s-saya gak lakuin apapun pak!"

"anda terduga merencanakan pembunuhan, semua bukti mengarah ke Ibu Airis!" jawab polisi tegas sambil menarik tangan Airis.

Xena mematung, bagaimana mungkin?

"Xena, tolong mama! saya ga bersalah, lepas pak!"

"semua ini gara gara kamu Xena! mama udah bilang jangan cari masalah karena rasa iri mu!" teriak Airis yang sudah di ambang pintu.

Xena berlari menuju mamanya, "pak, jangan bawa mama saya, mama saya ga bersalah!"

"jelaskan waktu di persidangan nanti," jawab polisi cepat.

Xena menggelengkan kepalanya, mamanya ditangkap polisi, Ia meluruh ke lantai, tidak mungkin mamanya bersalah.

"jangan cari gara gara dengan Shea ataupun Zeus Xena, mama sudah susah payah agar hidup kita lebih baik, hilangin rasa iri mu!"

tiba tiba kalimat tersebut melintas di otaknya, tangannya mengepal, Shea lagi Shea lagi.

jika Shea tidak dekat dengan Zeus mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini! mamanya tidak akan masuk ke penjara karena Zeus.

Xena ingat, Aisy adalah kakak tiri mamanya, yang tak lain adalah mama kandung Zeus.

semuanya gara gara Shea, hidup Xena makin menderita karena Shea kembali ke kehidupan nya.

tatapan Xena menajam, cewek itu langsung masuk kedalam rumahnya, mengabaikan tatapan tetangganya yang berada di depan gerbangnya.

ia harus segera melancarkan rencananya secepat mungkin!

***

mau namatin orphic

vote komen jangan lupa!!

see u

ORPHICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang