part 6

4.5K 160 0
                                    


jujurly aku males buat up ke tiktok

ayo saranin teman kalian untuk baca cerita ini, oks?

happy reading 😻

****

3 tahun kemudian...

seorang gadis cantik, dengan aura mengintimidasi dan tatapan tajam sedang menuruni tangga setelah dari ruang GYM di mansion itu.

gadis itu, parasnya semakin cantik, tubuh yang ideal dan di idam-idamkan oleh banyak wanita, tidak terlalu tinggi dan juga pendek, rambutnya tetap panjang dan hitam, namun rambut tersebut lebih sering di jedai dari pada di uraikan seperti dulu.

"morning princess,"

"morning too grandpha," jawab gadis itu langsung duduk di sebelah kakeknya.

"habis gym lagi?"

gadis tadi mengangguk singkat lalu menyenderkan tubuhnya ke sofa empuk itu sambil memejamkan mata.

sudah tida tahun berlalu semenjak Ia dikirim ke mansion kakeknya yang berada di London, dan selama itu pula banyak hal yang berubah di hidup seorang Auristela Lesham Sheanette, termasuk nama panggilannya, kini gadis itu meminta untuk memanggilnya Shea.

setelah 5 bulan lamanya bagi Shea untuk sembut dari trauma dan Fobianya itu, dibantu oleh dokter psikolog ternama di negara London tentunya, akhirnya Shea berhasil melewati masa-masa sulitnya.

dan setelah dinyatakan sembuh, Shea memutuskan untuk merubah dirinya, entah dari penampilan, cara bicara, panggilan dan kebiasaan.

seperti pagi itu, Shea selalu mengahbiskan waktunya di Gym saat pagi hari setelah subuh dilanjutkan sarapan lalu homeschooling dan selanjutnya di sore hari Shea akan berlatih bela diri dengan tangan kanan kakeknya.

"Shea, kamu tidak ingin kembali ke orang tua mu?"

Shea menatap kakeknya, "kakek ngusir Shea?"

"no! but, you've left your parents for three years," jawab sang Kakek, Leorand.

"okay, i will back," putus Shea, lagipula Ia merindukan kedua orang tuanya dan jajanan di Indonesia. walaupun bersama kakeknya terasa nyaman.

Leonard mendekat kearah cucu tersayangnya itu, "kakek akan menghubungi kedua orang tuamu."

"aku ingin kembali hari ini,"

"secepat itu?"

"kakek yang nyuruh," jawab Shea santai membuat pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya.

"Jo! siapkan jet pribadiku!" perintah Kakeknya pada sang tangan kanan, Ia tidak bisa menolak permintaan Shea, cucu tersayangnya. walaupun Ia sebenarnya masih ingin Shea menemaninya, tapi Ia tak boleh egois, orang tua Shea merindukan putri mereka.

***

seperti apa yang di ucapkan Shea pada kakeknya pagi itu, kini Shea sudah mendarat dengan aman di bandara Soekarno hatta. dengan setelan serba hitam, rambutnya yang Ia gulung keatas dan tak lupa kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya membuat Shea beberapa kali mendapatkan decakan kagum dari orang-orang yang melihatnya.

"nona Auri?"

Shea menoleh, menatap seseorang dengan pakaian khas supir itu lalu mengangguk.

"mari non Auri,"

"not Auri, Shea," ucap Shea datar lalu langsung masuk ke dalam mobil.

butuh waktu selama 45 menit untuk Shea dapat sampai ke Mansion keluarganya, dan kini mobil yang Ia naikki sudah memasukki halaman depan. dapat Ia lihat, banyak yang berubah, dari bunga bunga di taman yang kini bertambah banyak dan bermacam-macam jenis, lalu ada juga air mancur disisi kiri mansion yang sekilas Ia lihat tadi.

Mobil berhenti, DShea tersenyum simpul kala menadapati para maid yang berjejer lalu ditengahnya terdapat kedua orangtuanya.

pintu mobil di buka, Shea dnegan pelan turun dari mobil lalu melangkah pelan mendekati Netta yang kini matanya sudah berkaca-kaca.

"wolcome putri Mommy," ucap Netta langsung menarik Shea ke dalam pelukannya.

"miss u mom,"

"miss u too princess, kenapa lama banget sama kakek hah?" tanya Netta geram.

sulit untuk meminta putrinya itu pulang setelah sembuh dari traumanya, alasan yang di berikan Shea adalah jika gadis itu masih ada keperluan bersama kakeknya hingga memakan waktu beberapa tahun.

Shea terkekeh ringan, "sorry mom,"

"tidak rindu dengan Daddy princess?"

Shea beralih menatap Daddynya, "miss u so much Daddy,"

Lesham menarik putrinya ke dalam pelukan, "Daddy juga rindu dengan putri kecil Daddy,"

"Daddy makin tampan," ucap Shea sambil terkekeh kecil.

"what u want?"

Netta menggelengkan kepalanya, pribadi Shea yang baru, Shea akan memuji seseorang jika ingin sesuatu.

"motor," jawab Shea singkat.

"hei, kamu baru sampai dirumah dan langsung memikirkan motor?"

Shea kembali terkekeh, "Daddy," rengeknya.

"oke oke, anything for my princess, tapi duet dulu dengan Daddy, gimana?"

Netta mendelik, "Lesham!"

Shea tersenyum senang, "it's okay mom, Shea bakal kalahin Daddy,"

"oh?" balas Daddynya.

Lesham hanya ingin menggoda sang putri, ayahnya bilang jika Shea selalu berlatih sewaktu di mansion, dan ternyata nyali putrinya itu boleh juga.

Netta berdecak lalu menggandeng tangan putrinya, melepaskan dari pelukan Lesham dan membawanya masuk ke dalam mansion.

Shea melihat ke sekeliling, dari dalam, mansion itu tidak banyak berubah, hanya diberi tambahan hiasan dan bunga-bunga, serta beberapa barang yang terlihat baru di matanya, seperti sofa di ruang tv yang berbeda.

"Mom, Shea ke kamar ya?" ijin Shea yang diangguki oleh Netta.

"akan mom panggil waktu makan malam." balas wanita itu.

sesampainya di kamar, Shea langsung merebahkan dirinya disana, punggungnya terasa sangat pegal. Ia menoleh ke samping, tepatnya diatas nakas yang berada beeberapa foto saat Ia masih smp.

dulu dirinya memang tidak mempunya dendam pada siapapun, hanya rasa kecewa yang dalam bersemanyam dihatinya lalu membuat rasa takut yang berujung dengan trauma,

Shea berdiri, menatap figura tadi yang berisi Vlora, dirinya dan juga Xena, lalu yang satunya lagi terdapat fotonya dengan Davian.

Xena memejamkan mata, kembali merasakan sesak di dalam hatinya. Ia lalu membuka vigura yang berisi Xena di dalamnya dan merobeknya, menyisakan Vlora dan juga dirinya. setelah itu Ia membuang foto Xena ke dalam tempat sampah, Ia tidak butuh penghianat.

panangannya jatuh kepada fotonya dengan Davian, "lo gamau gue terluka, tapi lo penyebab utama gue ngalami trauma," ujarnya datar lalu membalik figura foto itu dan emletakkannya ke dalam nakas.

Shea menghembuskan nafasnya, menenangkan pikirannya yang kembali memikirkan masa lalu buruknya. Ia lalu berdecak sebal, mendengar suara deruman motor dari arah balkon yang terbuka.

gadis itu menoleh, mendapati sebuah mansion yang memang tepat bersebelahan dengan kamarnya, dulu mansion tersebut kosong tidak berisi, hanya datang beberapa orang yang membersihkan mansion itu setiap minggunya, tapi kini Mansion itu sudah diisi dan menimbulkan suara yang cukup mengganggu.

tanpa menunggu lama, Shea langsung menutup pintu balkonnya, menghalau suara berisik dan dia akan beristirahat dengan tenang

***

okee

mau triple update aa

votee sayy

ORPHICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang