26. De Javu

1.4K 364 24
                                    


"Apa yang ingin kau lakukan pada Putri Cersinia, Yang Mulia?" Ratu Zetta menatap suaminya dengan panik. "Lepaskan putriku. Kembalikan dia padaku!" Ratu Zetta memiliki firasat buruk.

"Ratu, kau sebaiknya tidak menghalangiku!" Raja Vladimir saat ini berada dalam situasi terpojok, dia akan sangat mudah marah dan tersinggung.

"Berikan putriku padaku!" Ratu Zetta mengulangi kata-katanya. Tatapannya terus mengarah pada putrinya yang saat ini sedang terlelap.

"Menyingkir!" Raja Vladimir mengeluarkan sihir api dan menghempaskan tubuh istrinya hingga membentur dinding.

Namun, Ratu Zetta masihh tidak mau berhenti. Dia mencoba untuk menghentikan Raja Vladimir lagi, yang berakhir dengan pertarungan antara keduanya.

Putri Cersinia yang sudah dimantrai saat ini tergeletak di lantai, sementara itu ayah dan ibunya saling menyerang.

Ratu Zetta terkena serangan Raja Vladimir, wanita itu terduduk di lantai lalu kemudian memuntahkan seteguk darah.

"Apa yang akan kau lakukan pada putriku?! Aku ibunya, aku berhak tahu!" Ratu Zetta berkata dengan marah.

"Aku akan menjadikannya sebagai persembahan untuk membebaskan jiwa iblis Gordon yang tersegel. Dengan persembahan itu aku akan menjadi lebih kuat dari bajingan Maximilano!" Raja Vladimir berkata dengan bengis.

Wajah Ratu Zetta menjadi semakin marah. "Jika kau ingin menjadikan putriku sebagai persembahan, kau harus melangkahi mayatku dulu!"

"Kalau begitu aku akan memberimu kematian!" Raja Vladimir sudah gelap mata, ia akan menyingkirkan siapa saja yang menghalangi jalannya.

Pria itu kembali menyerang istrinya, tapi dia tidak benar-benar membunuh istrinya karena jika istrinya tewas maka akan ada banyak masalah yang harus ia selesaikan.

Ratu Zetta kini kehilangan kesadarannya karena diserang berkali-kali oleh suaminya. Ia kemudian dibawa kembali ke istananya oleh pelayan.

Raja Vladimir meraih tubuh putrinya lalu membawanya ke tempat penyihir Vivian.

"Yang Mulia, mari pergi ke gerbang neraka untuk melakukan ritual." Vivian menutup kepalanya dengan penutup jubah.

Raja Vladimir segera mengikuti Vivian dengan membawa putrinya. Untuk pergi ke gerbang neraka mereka perlu melewati jalan yang cukup panjang.

Sementara itu di tempat lain saat ini Maximilano mulai menghadapi penyiksaan purnama lagi. Assegaf mulai membuat mantra pelindung yang akan membuat Maximilano tidak bisa meninggalkan kamarnya.

Saat ini Maximilano tidak berada di kediamannya, jadi malam ini mungkin akan lebih butuh penjagaan dari biasanya.

Racun mulai menyebar lagi di dalam tubuh Maximilano. Wajah Maximilano mulai terlihat menyeramkan dengan pembuluh darah yang muncul di sekujur tubuhnya.

Rasa sakit seperti terbelah dan tercabik-cabik mulai menyiksa Maximilano. Sebelumnya Maximilano telah meminta Assegaf untuk merantainya dengan rantai gaib yang dimantrai. Maximilano tidak ingin ia hilang kendali dan mulai melukai orang-orang di sekitarnya.

Waktu menjadi sangat lambat bagi Maximilano. Pria itu melalui setiap detiknya dengan rasa sakit yang tak terhitung jumlahnya.

Quinn mendengar lolongan sakit Maximilano, jadi ia keluar dari kamarnya. "Apa yang terjadi pada Tuan Maximilano?" tanya Quinn pada Assegaf yang berjaga di depan pintu kamar Maximilano."

"Nona Quinn, silahkan kembali ke kamar Anda."

"Aku bertanya padamu apa yang terjadi pada Tuan Maximilano!" Quinn mengulang pertanyaannya dengan tegas.

Falling Into DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang