49. Kesempatan

1.3K 324 24
                                    

"Bu, apakah Ibu benar-benar tidak bisa memaafkan Ayah?"

"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Lucerne pikir sangat baik memiliki keluarga yang lengkap. Ada Ayah yang akan melindungi Lucerne dan Ibu. Orang-orang juga tidak akan mengatakan Lucerne sebagai anak liar lagi. Mereka juga tidak akan memandang rendah Ibu karena memiliki anak, tapi tidak memiliki suami." Lucerne tidak pernah mengatakan banyak hal sebelumnya tentang apa yang ia dengar dari orang-orang mengenai dirinya dan ibunya.

Namun, setelah Lucerne merasakan bagaimana memiliki seorang ayah yang bisa ia andalkan, Lucerne enggan kehilangan perasaan yang baik itu lagi. Hanya saja dia tahu bahwa ibunya tidak menyukai ayahnya, dengan begitu banyak wanita yang menyukai ayahnya, ayahnya mungkin saja akan menyukai salah satu dari banyak wanita itu. Ayahnya akan menikah lalu memiliki keluarga lain dan melupakannya.

"Bu,apakah tidak bisa memaafkan Ayah demi Lucerne?"

Quinn mengingat kembali kata-kata putranya tadi, ia bahkan juga masih bisa mengingat raut wajah putranya yang penuh dengan harapan. Lucerne benar-benar menginginkan keluarga yang utuh.

"Maximilano, aku akan memberikanmu kesempatan satu kali. Jika kau berpikir untuk memanfaatkanku atau Lucerne, aku tidak akan pernah mengampunimu!" Quinn memilih untuk berdamai dengan masa lalu demi putranya.

Maximilano tidak tahu harus bereaksi seperti apa setelah mendengar kata-kata Quinn. Dia tidak menyangka jika Quinn akan memberinya satu kesempatan dalam waktu singkat. Dia pikir dia akan menghabiskan waktu cukup lama untuk meyakinkan Quinn.

"Lucerne sangat menyukaimu, jadi jangan pernah mengecewakannya." Quinn berkata lagi.

Maximilano kini tahu alasan Quinn mau memberinya kesempatan lagi, itu pasti karena putra mereka. Maximilano harus berterima kasih pada putranya, jika bukan karena putranya Quinn mungkin akan sulit untuk diluluhkan.

"Aku tidak akan pernah mengecewakanmu atau Lucerne lagi. Terima kasih karena telah memberiku kesempatan. Aku bersumpah, aku tidak akan pernah menyakitimu atau Lucerne." Maximilano berkata dengan sungguh-sungguh. Pria itu kemudian menarik Quinn ke dalam dekapannya.

Quinn akan mempercayai Maximilano untuk kali ini. Hanya kali ini saja.

"Menikahlah denganku, aku berjanji padamu bahwa kau tidak akan pernah menyesal telah memberikan aku kesempatan." Maximilano mengendurkan pelukannya, ia kembali menatap Quinn dengan segala kesungguhan di dalam hatinya.

"Mari kita menikah." Quinn tidak memerlukan pembuktian dari Maximilano lagi, jika pria itu mengecewakannya dia hanya perlu pergi dan tidak akan pernah membiarkan Maximilano menemukannya lagi bagaimana pun caranya.

Maximilano menundukan kepalanya, pria itu mencium bibir Quinn dengan lembut, tanpa nafsu sama sekali.

Hati Maximilano dipenuhi oleh musim semi. Dia tahu bahwa Quinn menerima lamarannya karena Lucerne, tapi dia akan membuktikan pada Quinn bahwa pernikahan ini adalah pernikahan terbaik untuk Quinn. Dia akan mencintai dan membahagiakan Quinn sampai akhir hidupnya.

Beberapa saat kemudian Maximilano melepaskan ciumannya dari bibir Quinn. "Baiklah, sekarang masuk ke dalam. Wajahmu sangat dingin." Maximilano menyentuh wajah Quinn dengan kedua telapak tangannya.

"Ya." Quinn kemudian berjalan masuk bersama dengan Maximilano di sebelahnya.

"Istirahatlah, aku akan pulang."

Quinn hanya membalas dengan dehaman, lalu setelah itu ia melihat Maximilano membalik tubuhnya dan keluar dari kamar putra mereka. Quinn berharap dia tidak akan menyesali keputusannya.

Falling Into DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang