54. Kembar

1.4K 361 27
                                    

"Nona, apakah Anda yakin ingin menggugurkan kandungan Anda?" tanya dokter kandungan yang didatangi oleh Quinn.

Quinn merasa ragu-ragu, mulutnya bisa berkata dengan kejam, tapi dia tidak cukup tega.

"Bagaimana jika saya memeriksa kandungan Anda terlebih dahulu?"

"Baik, Dokter." Quinn ingin melihat janin di dalam kandungannya untuk sebentar saja.

Pemeriksaan mulai dilakukan, dokter meletakan alat USG di perut Quinn. "Nona, Anda mengandung anak kembar."

Dunia Quinn tiba-tiba berhenti, pikirannya menjadi kosong. Kembar? Bagaimana dia bisa membunuh dua nyawa sekaligus?

Air mata keluar dari mata Quinn. Dia tidak bisa. Dia tidak bisa membunuh janin di dalam kandungannya.

Pemeriksaan itu selesai. Dokter kembali menanyakan tentang keinginan Quinn untuk melakukan aborsi. "Nona, apakah Anda masih ingin menggugurkan kandungan Anda?"

Quinn tidak menjawab pertanyaan dokter itu, dia hanya segera keluar dari klinik bersalin tersebut.

Maximilano menyaksikan Quinn keluar. Dia telah mendengar kata-kata dokter di dalam ruangan. Maximilano tahu bahwa dia tidak mungkin mencintai wanita yang salah. Wanitanya tidak akan mungkin tega membunuh anak-anaknya sendiri.

Quinn terus melangkah, wanita itu berhenti di taman klinik. Ia duduk di bangku taman lalu kemudian menangis lagi. Wanita itu menangkup wajahnya dengan kedua tangannya. Dia hampir saja membunuh anak-anaknya sendiri. Dia benar-benar lemah.

Bahu Quinn bergetar, dari arah belakang Maximilano melihat betapa terguncangnya Quinn. Pria itu mendekati Quinn, lalu kemudian menarik Quinn ke dalam pelukannya.

"Terima kasih untuk tidak mengambil paksa kehidupan anak-anak kita, Quinn." Maximilano berkata dengan lembut.

Quinn tidak menanggapi ucapan Maximilano, dia hanya membiarkan pria itu membungkus tubuh layunya. Beberapa saat kemudian ia mulai tenang dan bisa berpikir dengan jernih.

"Quinn, ayo kembali ke hotel. Kau masih dalam keadaan yang tidak terlalu baik." Maximilano membujuk Quinn. Dia yang terbiasa memerintah kini selalu menggunakan nada lembut dan membujuk.

"Maximilano, bukankah seharusnya Lucerne kembali sekarang? Keinginannya untuk memiliki adik kembar sudah terwujud." Quinn menatap Maximilano dengan matanya yang basah. Ada rasa sakit yang terlihat di sana. Lucerne akan menjadi luka yang terus berdarah bagi Quinn sekarang.

"Lucerne pasti akan kembali, Quinn. Percaya padaku. Meski ke ujung neraka, aku pasti akan membawa Lucerne kembali padamu." Maximilano membalas tatapan Quinn dengan serius.

Quinn menangis lagi. Dia tidak tahu kapan Lucerne-nya akan kembali. Dia seperti sekarat karena kehilangan putranya.

"Jangan menangis lagi. Si kembar kita akan sedih jika kau masih menangis." Maximilano menghapus air mata di wajah Quinn.

Quinn tahu bahwa emosinya akan mempengaruhi janin di dalam kandungannya, dia harus bahagia, tapi dia tidak mungkin bisa bahagia dengan Lucerne yang tidak tahu di mana keberadaannya.

Dia tidak mungkin melupakan putranya yang telah ia cintai sejak dalam kandungan hingga saat ini.

Setelah dibujuk oleh Maximilano sekali lagi, Quinn akhirnya kembali ke hotel. Wanita itu menyentuh perutnya. Dia masih tidak percaya bahwa di dalam sana ada janin kembar yang berbagi kehidupan dengannya.

Quinn meminta maaf berkali-kali di dalam hatinya pada si kembar yang hampir ia ambil kehidupannya secara sepihak. Anak-anaknya pasti sangat sedih karena mendengar kata-katanya.

Falling Into DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang