30. Perang

1.4K 378 44
                                    

Hari peperangan tiba. Para prajurit telah keluar dari benteng kota, mereka kini berada di tanah lapang yang sangat luas.

Di sisi Raja Vladimir, pasukan dari bangsa iblis yang memiliki kekuatan tinggi telah terbang dan bersiap menyerang dari atas, sementara itu pasukan yang memiliki kekuatan lebih rendah serta bangsa serigala, bangsa penyihir dan bangsa vampir berada di bawah.

Raja Vladimir berdiri paling depan, pria itu berdiri di barisan paling depan. Sementara itu para pangeran, pemimpin klan dan Vivian berada di belakangnya.

Di sisi Maximilano, Maximilano berdiri paling depan bersama dengan Quinn yang mengenakan pakaian berwarna hitam yang membuat auranya semakin terpancar.

Di belakang mereka ada para pemimpin klan dan para pasukan yang sudah diatur oleh Maximilano sebelumnya.

"Maximilano, hari ini kau akan benar-benar mati!" Raja Vladimir menatap Maximilano arogan.

Maximilano mendengkus sinis. "Jangan terlalu percaya diri, Raja Vladimir. Tidak ada yang tahu siapa yang akan keluar sebagai pemenangnya!"

Raja Vladimir meremehkan Maximilano, kekuatannya tidak terbatas sekarang. Dia sangat yakin bahwa dia akan menang. Pria itu mengangkat tangannya dan memerintahkan pasukannya untuk mulai menyerang.

Melihat pasukan dari Raja Vladimir sudah maju, Maximilano juga memberi perintah untuk menyerang.

Panah-panah dari atas mulai beterbangan, sementara itu pasukan di bawah mulai berperang. Para serigala mulai mengoyak tubuh lawan mereka.

Quinn mengubah bentuknya. Ia segera menghadapi pasukan Raja Vladimir yang ada di atas. Wanita itu membuat busur es gaib, kemudian dia menembakan tiga anak panah sekaligus.

Raja Vladimir menyaksikan Quinn yang mampu mengendalikan es dipenuhi oleh aura membunuh. Pria itu terus mengamati Quinn yang seperti dewi kematian. Penampilannya benar-benar memukau sama seperti ibunya.

Racun menyebar di hati Raja Vladimir, dia telah mengagumi kecantikan Isabelle dan menahan dirinya untuk tidak menyentuh wanita itu, tapi adiknya dengan lancang melakukannya.

Melihat Quinn di atas sana hanya membangkitkan kebencian dan kemarahannya terhadap Ramiel Salvatore yang lancang menodai Isabelle.

Raja Vladimir mengarahkan serangan pada Quinn. Bayangan hitam segera bergerak ke arah Quinn dengan sangat cepat, tapi Quinn berhasil menghindar dari serangan cepat itu.

Quinn menatap Raja Vladimir sinis. Pria itu akan mati di tangannya hari ini. Quinn mengubah panah di tangannya menjadi pedang, dia mengarahkan pedangnya pada Raja Vladimir, saat tangannya bergerak, puluhan pedang bergerak tajam ke Raja Vladimir.

Raja Vladimir menepis pedang-pedang itu dengan sangat mudah. Dia ingin menyerang Quinn lagi, tapi Maximilano sudah lebih dahulu bergerak ke arahnya.

Di dekat Raja Vladimir ada Vivian yang akan memantrai Maximilano sehingga pria itu menjadi tidak berdaya, mantranya tidak berguna karena Quinn yang mengarahkan matanya pada Maximilano.

Wajah Vivian menjadi sangat buruk karena Quinn yang mematahkan mantranya. Wanita itu menggunakan sihir apinya untuk menyerang Quinn secara membabi buta, tapi Quinn terus saja mematahkan serangan wanita itu.

Keinginan Quinn untuk membunuh Vivian sangat kuat. Wanita itu membuat pedang es raksasa, lalu ia memusatkan seluruh tenaganya dan menggerakan pedang itu ke arah Vivian.

Vivian segera mengeluarkan mantra pelindung. Dia sekarang dilindungi oleh perisai tembus pandang.

Namun, kekuatan Vivian tidak bisa menahan serangan Quinn. Perisai yang dibuatnya hancur, pedang es besar itu menghantam tubuhnya.

Falling Into DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang