]6[ Harapan

77 12 0
                                    

#FazaWritingMarathon
#Eventmenulisfaza
#fcp
#Day6 #cita-cita/impian

Chapter 6

Italic/tulisan miring panjang=masa lalu alias flashback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Italic/tulisan miring panjang=masa lalu alias flashback

Selamat membaca :)

Baca SAMPAI AKHIR ygy
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _





Di ruangan di mana di atas pintu tertulis "Lab. Komputer", terdapat sejumlah orang berseragam hijau tua. Tak hanya mereka, di dalam ruangan itu terdapat juga puluhan remaja alias peserta didik.

"Baiklah, sebelum memulai tes 'UTBK SBMPTN' ada baiknya adik-adik sekalian berdoa agar dilancarkan ujiannya dan bisa lulus di universitas yang diimpikan. Berdoa, dimulai ...."

Begitu mendapat perintah dari salah satu panitia, semua peserta ujian menundukkan kepala. Selepas meminta restu dari Yang Maha Esa, seluruh peserta didik diperbolehkan mengoperasikan perangkat yang ada di depan mata dan memulai ujian. Para pengawas pun menjalankan tugas, mengawasi para peserta.

Baris kedua dari belakang, tepatnya kolom ke tiga dari kanan, seorang lelaki berkemeja biru tengah pusing melihat soal.

"Kok aku dapat soal matematika dulu, ya? Mana gak ngotak lagi soalnya," batin Dheo menggerutu.

Tak mau menghabiskan waktu dengan mengeluh, tangan Dheo terarah mencorat-coret di selembar kertas kosong. Sambil melihat layar komputer, tangannya gesit menulis berbagai rumus dan angka.

Sesaat otak Dheo encer mengerjakan soal serta berhasil mendapat jawaban, tangannya segera menggeser tetikus komputer pada opsi yang dirasa tepat. Hingga akhirnya helaan napas mengakhiri keruwetan otak Dheo. Lelaki itu mengucap syukur walau sedikit soal yang masih terjawab.

"Yang penting ini udah benar. Berhubung otakku lagi musuhan sama matematika mari kita nge-blok aja." Dheo tertawa kecil di balik masker yang menutupi. Ya, di ruangan itu seluruh peserta diwajibkan memakai masker.

Selepas mengerjakan soal matematika, hati Dheo berbunga-bunga kala mendapat soal yang cukup mudah tatkaka mengerjakan sub-test lain. Terbukti dari tangannya yang aktif menekan tombol tetikus dan memilih jawaban yang dirasa tepat. Dari sorotan matanya saja sudah menggambarkan ekspresi bahagia.

***

"Gimana soalnya? Mudah?"

Pertanyaan pertama yang menyambut Dheo saat lelaki tersebut keluar dari ruangan beruji. Pria tua di hadapannya ini melipat kedua tangan di dada, menatap penuh pada sang anak.

"Eummm ... gak terlalu susah sih, Pa," balas Dheo sambil menggaruk bagian belakang kepala.

Mereka berdua berjalan bersama menuju gerbang keluar. Tentu pulang ke rumah selepas menghabiskan waktu dengan puluhan soal. Di sekitar mereka pun ramai orang entah itu peserta ujian atau orang tua yang bertemu dan menunggu anak mereka.

Topeng Untuk Luka [ END/TERBIT✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang