berani baca?
[DIANGKAT DAN TERINSPIRASI DARI KISAH NYATA]
Dheo, remaja ambisius, memiliki cita-cita menjadi psikolog setelah melihat "semuanya", tetapi dia harus banyak berjuang saat kata "gagal" berulang kali ia dapat dari seleksi masuk universita...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BERHUBUNG CERITA INI SEDANG DIIKUTKAN LOMBA
AKU minta vote dan komennya serta bantuan teman-teman untuk mengajak siapa-siapa aja membaca cerita ini:")
Dukung cerita ini mendapatkan hasil terbaik ya ...
Italic/tulisan miring= masa lalu
jangan lupa Follow juga ya
SELAMAT MEMBACA
Di atas kasur dua orang remaja lelaki masih terhanyut dalam alam mimpi mereka. Sesekali menggeliat guna mencari posisi ternyaman sekaligus mengeratkan selimut di tubuh. Kendati demikian, kelopak mata mereka belum terbuka walau mentari sudah menyinari bumi.
Salah seorang remaja tampak terganggu akibat dering alarm dari handphone-nya. Meski matanya masih terpejam, tubuhnya dari kepala hingga kaki tertutupi selimut, tangannya tetap mencari-cari keberadaan benda tersebut. Sesekali ia berdecak kala tak menemukan benda pengganggu itu.
"Aisssh, mana si HP-nya?"
Ia menyingkap selimut dan mengangkat kepala. Matanya terbuka dan mencari keberadaan benda yang mengeluarkan alarm tadi. Ketika menemukan benda tersebut berada di atas kepala, ia segera mematikan bunyi mengganggu itu.
Jika pada umumnya orang-orang akan memejamkan matanya lagi, lain halnya dengan remaja satu ini. Ia melihat jam pada benda canggih tersebut.
"Jam delapan rupanya," ucapnya sambil menguap.
Tak lupa ia melirik sejenak lelaki di sampingnya yang masih terlelap. Tampak tidak terganggu dengan suara alarm. Pada akhirnya ia kembali fokus pada gawainya. Ia menghabiskan waktu sebentar untuk berseluncur dalam sosial media. Selain itu lelaki berbaju hitam ini mengecek pesan-pesan yang masuk.
| JENY |
|Dheo, kau kapan ambil ijazah?
Mata Dheo sedikit membola ketika mendapat pesan dari temannya. Ia merasa bingung sekaligus penasaran. Langsung saja jari-jari tangan milik Dheo mengetik beberapa kata.
Gak tau| Emang kau kapan ambil?| Udah ada pemberitahuan dari sekolah?|
Sembari menunggu, Dheo menutup kelopak matanya sejenak. Rasa kantuk sepertinya masih tersimpan dalam diri. Begitu benda yang ia pegang bergetar, kelopak matanya terbuka.