#FazaWritingMarathon
#eventmenulisfaza
#fcp
#day22 Jumat #cita-cita/impianCHAPTER 22
HAIIIIIIIII 👋👋👋
Gimana nih kabarnya?
Hehe, masih betah kan sama kisah Dheo?
Italic/tulisan miring= masa lalu
Penanda tanggal yang ditulis miringkan bisa dibilang masa lalu
Sebelumnya Jangan lupa VOTE dan KOMENNYA ya, berhubung cerita ini diikutkan lomba, hehe
Jangan lupa juga ajak teman-temannya atau keluarganya buat baca kisah Dheo, oke?
Dukung cerita ini mendapatkan hasil terbaik ya ...
SELAMAT MEMBACA
¤ ¤ ¤ ¤ ¤ ¤ ¤ ¤ ¤
01 Juni 2022
Suara klakson dari mobil putih membuat seorang gadis dalam satu rumah membuka pintu. Udara sejuk malam itu menyebabkan ia memeluk erat tubuhnya sendiri. Kendati demikian ia tetap berjalan ke arah mobil yang baru parkir di depan rumah. Berniat membantu membawa barang-barang dari mobil ke rumah.
"Udah pulang, Ma?" tanya Serena basa-basi sambil membawa beberapa barang.
"Udahlah. Rencana mau pulang semalam setelah Dheo ujian, tapi si Dheo ujiannya siang sampai sore. Jadinya kami bermalam di kost Dava." Serena mengangguk. Ia melanjutkan kegiatannya, membantu membawa barang.
Mengingat malam kian larut, keluarga itu hanya berinteraksi seadanya saja. Seusai berberes dan menyelesaikan kegiatan masing-masing, kini mereka mengistirahatkan tubuh.
"Akhhh, akhirnya menikmati kasur sendiri lagi."
Usai mengganti baju Dheo menghempaskan tubuh sendiri di kasur. Lelaki itu meraih selimut dan menggunakannya untuk menutupi kaki hingga dada. Sejenak ia memejamkan mata guna meresap kehangatan dan kesejukan dalam waktu bersamaan.
Namun, kelopak mata Dheo terbuka pelan. Bola matanya memandang sendu langit kamar dan melirik ke sisi kanan kasur. Tak ada penghuninya, hanya dia saja yang menempati kasur. Alhasil helaan napas keluar dari celah bibir Dheo.
"Bang Dava udah ngekost. Suasana kini sepi dan ya ... selamat menikmati kesendirianmu, Dheo," ucapnya lemah, tapi dengan tawa kecil.
Tak mau terhanyut dalam kegalauan hati Dheo meraih handphone-nya yang tersimpan di saku celana. Ia memainkan benda tersebut guna mencari hiburan dan menenangkan pikiran. Namun, entah mengapa ia merasa sangat lelah. Tak ada semangat, tak ada gairah untuk memainkan benda itu. Wajah sedikit pucat, suhu tubuh meningkat, bahkan suaranya mulai serak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng Untuk Luka [ END/TERBIT✔️]
Dla nastolatkówberani baca? [DIANGKAT DAN TERINSPIRASI DARI KISAH NYATA] Dheo, remaja ambisius, memiliki cita-cita menjadi psikolog setelah melihat "semuanya", tetapi dia harus banyak berjuang saat kata "gagal" berulang kali ia dapat dari seleksi masuk universita...