BAB XIV

925 91 14
                                    

YANG KELEWAT VOTENYA DI TIAP CERITA. TOLONG DI VOTE YA SAMA KOMEN KALO BISA :')

MAKASIH

°°°

Kinn di kamarnya sedang berdiskusi mengenai masalah tadi dengan porsche "Anehnya dimana?"

"Jelas aneh. Kenapa bisa tankhun tiba-tiba ingin dibunuh olehnya? Lalu dia tewas tertembak pistol. Pistol itu milik siapa? Tidak mungkin milik dirinya"

"Kau bersabar saja. Aku akan menyelidiki kasus ini lebih dalam lagi"

"Mulailah pasang cctv di ruang itu!"

"Tidak bisa. Seseorang akan memantaunya tanpa kita sadari" itu adalah alasan keluarga ini tidak memasang kamera cctv karena takut musuh mengambil seluruh rekaman kegiatan di ruang itu

"Kau selalu begini. Tidak ingin mendengar saranku. Aku akan kembali ke rumah ku besok untuk 3 hari kedepan" porsche segera menutup seluruh tubuhnya dengan selimut membelakangi kinn

"Ayolah porsche. Tolong mengerti kondisiku"

"Tidak"

Kinn mengemhembus nafasnya berat. Terpaksa malam ini ia tidur tanpa memeluk tubuh porsche.

STUDIO KIM

Ia sedang duduk di bangku menghadap kearah papan tulis yang penuh dengan wajah-wajah orang banyak. Ia berdiri mengeluarkan apa yang ia dapatkan barusan dan menempelkannya di papan tulis.

"Kasus baru lagi"

"Aku memang adikmu tapi untuk urusan kejahatan tidak ada istilah itu phi" menatap ke kunci yang ia temukan sebagai barang bukti

Kim kembali ke kursinya sambil bermain gitar dan menatap papan tulis

"Berlarilah...kejar semua...aku pasti...menangkapmu" ujar kim tanpa sadar membuat lirik lagu

"Sampai waktunya tiba, teruslah mengelak phi" ia menaruh gitarnya kembali dan mendekat ke papan tulis lagi

"Kasus yang sudah berhasil harus segera di lenyapkan dari sini" Kim mencopot beberapa kasus yang sudah ia tangani dengan clear

DRTT DRTT

Handphone kim bergetar, ia segera melihat siapa yang menelpon
"Ah perusuh itu"

"HALLO"

"Hmm"

"Temui aku besok!"

"Tidak"

"Kau.. pokoknya ketemu di taman rumah sakit. Awas jika tidak datang"
Panggilan dimatikan oleh macau

"Dasar pengganggu"

Kim pergi mengunci ruangan tersebut dan meletakkan kuncinya di kalungnya

Sementara di kamar tankhun, arm dan pol berusaha menenangkan bos mereka yang sedaritadi menangis

"Tuan sudahlah"

VEGASPETE (Venice Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang