BAB XVIII

796 90 7
                                    


Menjelang malam vegas terbangun, dirinya sudah merasa mendingan sekarang ketimbang tadi siang. Obat pemberian macau ampuh juga, biasanya ia tidak cocok dengan beberapa macam obat-obatan yang di jual bebas "Pukul 10 malam, mungkin sudah tertidur. Lebih baik aku tidak mengganggu mereka" pikirnya mengambil handphone di nakas samping ranjang

Ia mencari nomor pete pada kontak hingga dapat kemudian segera menelpon pria tersebut. Menyambungkan namun tak diangkat, niat hati ingin mematikan sambungan malah terdengar suara dari sebrang sana "hmm"

"Pete-" panggilnya ragu

"Maaf saya temennya pete. Pete lagi di toilet sekarang. Ada perlu apa dengan pete?"

"Kau bertamu semalam ini? Kasih ponselnya pada pete!"

"....Pete nya tidak ada"

"KASIH ATAU KU BUNUH KAU"

Suara gaduh terdengar di gendang telinga vegas. Mungkin saat ini mereka sedang berunding hal yang tidak penting. 5 menit menunggu, akhirnya suara pete menggema di panggilan telpon "kenapa?"

"Pete"

"Jangan memanggilku dengan nada seperti itu" tegasnya

"Aku ingin kau kembali" perlahan suara vegas mengecil, tidak ada respon dari pete

TOK TOK TOK

Kepala venice muncul dari balik pintu sambil membawa boneka kesayangannya "Dad, aku ingin tidur disini". Vegas memberi isyarat untuk mendekat. Usai mengunci pintu, venice naik ke ranjang dan duduk di samping vegas

"Daddy sudah tidak sakit?"

Vegas menjauhkan ponsel kala berbicara dengan anaknya "sudah lumayan membaik" setelah ucapan itu, venice memeluk tubuh vegas sambil menangis

"Daddy jangan sakit hiks. Venice takut daddy seperti waktu itu" mungkin anaknya menyimpan sedikit trauma melihat tubuhnya yang tak bergerak selama berhari-hari

"Kok jadi nangis? Katanya mau tidur. Hapus airmatanya dan mulai tidur!"

Venice menuruti perkataan daddynya. Perlahan-lahan matanya terpejam sementara vegas melihat nama pete masih terhubung disana, entah lah fokusnya sekarang untuk menidurkan anak ini dulu. Tidak butuh waktu lama 10 menitan, pete mengubah mode telepon menjadi videocall. Tentu vegas menerimanya dengan cepat. Sampai di layar, tidak ada wajah pete, hanya cat dinding putih yang sudah mulai mengelupas

"Kau sakit?"

"Hmm tadi siang"

"Sudah minum obat?"

"Sudah. Macau yang membelikan"

"....."

"Pete" sapa vegas saat tidak mendapatkan tanggapan lagi

"Aku akan tutup-"

"Tunggu sebentar!...Pete, aku merindukanmu"

Suara helaan nafas terdengar "Aku tidak merindukan orang yang dengan tega membohongiku" akhirnya menampilkan wajahnya pada layar

Vegas liat venice sudah tidur nyenyak, ia berjalan keluar balkon dan duduk di kursi "Aku tidak bohong pete"

"Lalu apa vegas? Kau anggap apa itu? Tidak menceritakan tentang dia padaku bahkan aku harus mendapat informasi sepenting itu pun dari mulut orang lain" wajah pete terlihat kesal

"Ayolah pete, jangan seperti anak kecil. Itu hanya masalalu"

"...Ai nom jangan memelukku" arahan kamera videocallnya berubah kearah lantai

"Memangnya kenapa? Aku kan ingin pulang. Kita biasa melakukannya"

Urat tangan vegas mengencang saat ini, ia tidak terima ada pria lain yang menyentuh miliknya. Rasanya ingin menyusul pete sekarang juga dan menghajar pria tersebut hingga tewas

VEGASPETE (Venice Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang