BAB XXI

828 89 8
                                    


KOMENTAR DAN VOTE KALIAN BERARTI UNTUK KEMAJUAN CERITA INI. BISA YOK SAYANG DI CEK LAGI UDAH VOTE ATAU BELUM. TERIMAKASIH

°°°

Pol merasa ada yang tidak beres, mengapa jalan ini menuju ke sebuah mall besar. Untuk apa tuan kim kesini dan arm juga mematung tanpa suara

"Kau yakin jalannya benar?"

Arm melirik sekilas "Mapsnya sesuaikan?" Bertanya balik

Belum sempat menjawab, arm lebih dulu menambahi "Ikuti saja"

Kalau arm sudah bicara serius tandanya benar, mana mungkin pria itu menipunya.

Handphone pol berdering tertera nama tankhun di layar. Saat akan di jawab, arm mencegah dengan memencet tombol reject

"APA YANG KAU LAKUKAN?" ujar pol kaget

"Kau jadi tidak bisa melihat mapsnya" jawab arm menggosok hidung yang tak gatal

"Dia akan marah besar nanti"

"Tidak akan, kita kan sedang menjalankan tugasnya"

Omongan arm betul juga, pol percaya kali ini. Lagiankan mereka sedang sibuk, untuk apa bosnya menelpon. Mengganggu saja

Pesan masuk terlihat di layar handphone, berisikan [kalian ada dimana?]. Pol dan arm saling memandang, arm menunjukkan raut biasa saja sedangkan pol mengerutkan kening. Mobil masih melaju dengan kecepatan normal

"Lebih baik kau yang jawab lewat handphonemu!"

Arm segera mengetik di keyboard handphonenya mengirim balasan ke nomor tankhun. Tak selang berapa menit, ia mendapat pesan lagi. Kali ini tankhun memakai huruf besar semua menandakan sudah marah disana

"Apa balasannya?"

Arm lantas menaruh handphone di saku celana "hanya mengingatkan untuk fokus" ucapnya berbohong

Mereka sudah menunggu di seberang mall sudah hampir 20 menit. Arm menyuruh pol untuk mematikan handphone mengingat daya baterainya sudah hampir habis. Biar handphone arm yang akan tetap menyala, pol tidak tahu saja bahwa arm sudah dengan sengaja mensetting mode diam agar tidak mengacaukan rencananya

DI RUMAH KELUARGA UTAMA

Tankhun beberapa kali menelpon vegas tapi tak ada jawaban
"Pria sialan itu sungguh menyusahkanku" memaki pada handphone

Tadi juga saat mengirim pesan pada pol, jawaban dari arm justru menyulut emosinya. Bagaimana tidak, tankhun bertanya keberadaan mereka sekarang dan arm bilang masih menunggu venice dan macau di parkiran. Kedua orang itu benar-benar membuat urat sabar tankhun putus, mengapa mereka sangat menurut pada vegas. Kan yang menggaji itu keluarga utama bukan keluarga sana

"Gagal semua, mana sudah jauh" mengintip mobil kim dari kaca pintu keluar

"Ada yang bisa saya bantu tuan?"

"ASTAGA CHAN JANGAN MENGAGETKANKU"

Chan menundukkan kepala "Maaf tuan, saya tidak bermaksud begitu"

VEGASPETE (Venice Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang