SIDE STORY VEGAS POV

988 105 6
                                    

Aku disibukkan dengan berkas-berkas yang menggunung di meja kerjaku. Aku udah cukup muak membaca semua tulisan disana tetapi harus tetap diselesaikan secepat mungkin kalau nggak maka aku nggak akan bisa mengambil cuti untuk beberapa hari kedepan. Rencanaku akan mengajak keluarga kecilku berlibur ke pantai

Suara pete yang menyerukan cinta menjadi ciri khas ringtone handphoneku, aku melihat siapa yang menelpon

Nomor tidak diketahui

"Vegas"

"Siapa?"

"Raja Tankhun"

Aku berdecak kesal ketika dengar suara tersebut "Untuk apa menelpon?"

"Aku berencana akan membawa pete serta venice ke korea dan kami akan menginap 1 tahun disana" titahnya tanpa jeda

Ingin membawa kabur keluargaku? Yang benar aja

"NGGAK BOLEH. AKU NGGAK MENGIZINKANNYA"

"Terserah memangnya aku butuh izin darimu"

Ingin meluapkan emosi dan memaki tankhun tau-tau panggilan udah berakhir. Menelpon pete pun hanya berdering namun nggak dijawab. Pasti dalang semuanya si tankhun ini. udah memerintah ini itu pada pete sekarang dia berencana membawa pete kabur tanpa izin dariku. Awas saja pria itu

Aku segera mengambil jas yang terlampir di kursi kerjaku kemudian pergi keluar dari ruangan ini

"Pak vegas ini berkas yang bapak minta"

"Taruh di mejaku dan kosongkan jadwalku hari ini. Aku akan ke bandara sekarang jika ada yang mencariku bilang aja aku sedang keluar"

"Baik pak"

Aku berjalan menuju tempat parkir. Memasuki mobil lalu melintas menuju bandara. Jarak bandara dengan kantor kurang lebih 1 jam. Di bandara pun nggak ku temukan sosok pete beserta rombongannya

"Apa mereka udah berangkat?" Bertanya pada diriku sendiri adalah pertanyaan bodoh

Ponsel. Sial jaringan segala darurat seperti tinggal di hutan aja

1 jam ku mencari sambil menunggu jaringan kembali dan tepat saat itu berbunyi pesan masuk di handphoneku

Kau dimana?

Aku udah dirumah

Perkataan tankhun tadi itu bohong

Dia hanya memprovokasimu aja

Kembalilah

Vegas?

20 menit yang lalu pete mengirimnya dan baru masuk sekarang. Masa iya hanya dibandara ini yang sinyalnya nggak ada sungguh aneh

Tiba waktunya aku ingin pulang, macau menelponku

"Kenapa macau?"

"Phi ada yang berusaha masuk ke rumah kita"

Aku percepat langkahku menuju mobil "Kau serius?"

"Iya phi"

"Dirumah ada siapa?"

"Aku dan venice. Phi pete pergi entah kemana"

Pete tidak ada dirumah, bukannya tadi dia bilang udah ada dirumah

"Bawa venice bersamamu ke ruang bawah tanah. Aku akan segera pulang"

Aku menyalakan mesin mobil dan melaju dengan kecepatan diatas rata-rata

"Baik phi. Cepatlah"

Panggilan ditutup. Aku kalut jika seperti ini. Jika venice atau macau sampai tergores sedikitpun diriku tak segan-segan untuk membunuh orang-orang tersebut

•••

Saat tiba di perkarangan rumah benar aja udah ada banyak bodyguard yang terkapar entah pingsan atau ada beberapa yang udah tewas mungkin

"Sialan max malah terbunuh"

Aku buru-buru bersembunyi di belakang mobil untuk sementara waktu. Melawan mereka dengan tangan kosong sama aja berbuat hal gila tanpa berpikir panjang

"Lalu apa rencana kita selanjutnya?"

"Sandra dulu pak tua ini barangkali dia bisa memancing majikannya datang"

Tukang kebun rumahku berhasil ditangkap. Bangsat siapa sebenarnya mereka ini dan tadi mereka menyebutkan nama max. Max siapa yang dimaksud, apakah mantan karyawanku yang berkhianat itu. Kalau benar aku tak akan memaafkan nya

"Kemana mereka?" Batinku kelabakan saat melihat mereka udah nggak ada

"Sedang apa kau?" Sebuah tangan menyentuh bahu kiriku. Sial aku tertangkap

Ku tarik tangannya ke depan dan ku banting tubuh itu ke tanah. Satu orang lainnya mengarahkan pistol kearahku. Pistol itu bahkan tepat di depan mataku. Aku menatapnya tajam penuh kebencian pada orang tersebut

"Ah ternyata kau" ucapku menampilkan senyum smirk

"Diam angkat tanganmu"

Terpaksa aku menuruti perintahnya, ku angkat kedua tanganku ke atas. Menunggu waktu yang tepat barulah ku selengkat kaki orang itu. Membuang jauh-jauh pistolnya. Nah gini baru adil. Aku terlibat perkelahian dengan kedua orang ini tanpa bersenjatakan apapun

DOR DOR DOR

Keparat ternyata kau yang berkhianat selama ini. Aku lengah dan nggak memperhatikan tingkah aneh tukang kebunku yang berjalan mengambil pistol itu. Jadi hanya dengan iming-iming uang sampai tega menjadi penghianat huh padahal pete udah menganggap beliau sebagai ayahnya sendiri

Satu dari mereka menginjak dadaku dengan kakinya "Selamat menemui ajalmu. Aku titip salam pada iblis disana"

"Ayo pergi" mereka bertiga pergi sambil tertawa. Ingin rasanya ku robek mulut itu hingga mereka merasakan sakit hanya untuk tertawa aja

Nafasku perlahan-lahan melemah. Tembakan ini membuat tubuhku jatuh nggak berdaya. Aku hanya bisa memandang langit di atas sana. Mengepalkan kedua tanganku sambil berkata "Pete a...ku pas..ti ke..mb..li"

Kemudian mata ku terpejam dan tertidur dengan sangat nyenyak sampai enggan untuk bangun kembali

"Vegas...kamu udah sadar?" suara pete terdengar jelas ditelingaku

Aku mengedarkan pandanganku yang buram. Nyeri sekali tubuhku saat ini. Pete memelukku erat, pria bodoh ini berniat membunuhku secara perlahan atau apa tetapi terimakasih tuhan aku masih bisa melihat pria yang ku cintai lagi meskipun hanya dalam mimpi







SELESAI

Supportnya kakak dengan cara follow aku, like dan komen cerita ini 🖤
Jangan jadi pembaca ghaib ya 😋

VEGASPETE (Venice Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang