9. Kembalinya Kehangatan

14 8 4
                                    

午後 [Sore]

午後 [Sore]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

9. Kembalinya Kehangatan

Berawal dari rasa penasarannya, hari-hari yang kini Fia lewati terasa lebih hidup. Meskipun sekolahnya semakin padat, cewek itu pasti sempat mencari tahu tentang Haruto, bahkan tanpa ia sadari.

Seperti saat ini. Setelah melakukan presentasi online, ia malah berkelana di mesin pencarian. Mencari lalu membaca artikel lain tentang Treasure dan juga Haruto.

Meski rata-rata artikel tersebut memuat informasi yang sama.

Saking asiknya, Fia sampai tak menyadari kedatangan dua insan yang sudah lama ia rindukan itu.

"Fia mana, kak?"

"Dimana lagi kalo gak di kamar. Dari jam 7 dia udah ngunci pintu kamar. Gak boleh ribut sama gak boleh ada yang masuk kamarnya katanya." Jelas Eka usai menghidangkan minuman hangat pada kedua orang tuanya.

Pria yang duduk di sofa itu hanya terkekeh pelan sembari mengacak pelan rambut putihnya yang tersamarkan oleh semir hitam.

"Ternyata belum berubah anak itu."

"Biarin aja ayah. Belajar itu emang perlu konsentrasi tinggi. Apalagi materi kesehatan gak gampang." Bela Diana.

"Iya. Tapi jangan terlalu dipaksa otaknya buat belajar sama berpikir terus. Nanti kalo dia stress gimana?" Tanya Sudi.

"Pulang-pulang malah debat. Mending kalian gedor kamarnya Fia. Kira-kira dia marah gak ya?" Ucap Eka lalu terkekeh pelan.

"Heh, bukannya semangatin adiknya belajar malah mau gangguin."

"Iya-iya bu, salah lagi kakak salahh."

Melihat interaksi keduanya membuat Sudi tersenyum tipis. Suasana yang sangat ia rindukan akhir-akhir ini. Pandangannya beralih menatap kamar Fia yang masih tertutup.

"Kurang Fia aja di sini." Ucap Sudi yang membuat Eka beranjak.

"Yaudah sebentar, Eka panggilin."

"Biarin aja kak. Kasih adikmu belajar," larang Diana.

"Halah. Jam segini pasti udah istirahat. Eka yakin dia lagi main hp." Ucapnya lalu melenggang menuju kamar Fia.

Sedangkan di balik pintu itu, ia dibuat cengo. Fia merasa tidak asing, tapi... apa?

Sontak cewek itu terkejut ketika pintu kamarnya digedor begitu kuat.

"FIAAA BUKAA PINTUUU! ADA MALIINGG!!"

"Astagaa kakkk! Kenapa sii heboh banget?!" Geram Fia lalu turun dari kasurnya.

Fia sangat percaya kalau Eka sedang melakukan drama. Kalau memang ada maling, kenapa dirinya malah lari ke kamar Fia bukannya menghadapi maling itu? Katanya pemegang sabuk hitam.

午後 [Sore] |Haruto|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang