午後 [Sore]
29. Keputusan
Ketika membuka gerbang rumah, Fia mengernyit melihat sebuah mobil terparkir di garasi. Senyumnya merekah begitu saja saat Diana turun dari sana.
"IBUU!!" Panggil Fia yang membuat Diana menoleh.
"Hei anak ibu, sini!" Ucap Diana sembari merentangkan kedua tangannya, menyambut Fia dalam dekapannya.
Ibu dan anak itu saling menumpahkan rindu tanpa kata, melupakan seorang pria yang baru turun sembari menenteng tas di kedua tangannya.
"Nanti pelukannya. Bawa barang ini." Ucap Sudi lalu masuk ke dalam rumah begitu saja.
Meninggalkan Fia yang kebingungan dan tanda tanya di benaknya. Cewek itu menoleh ke arah Diana yang kini mengusap lembut surainya sembari tersenyum.
"Ayah capek. Tolong bantu bawa barang dari mobil ya,"
Fia mengangguk lalu melakukan ucapan ibunya.
***
Fia menutup ijasahnya lalu mendekapnya, hendak memberitahu orang tuanya. Melirik jam dinding, sepertinya Sudi dan Diana sedang beristirahat di ruang tamu. Biasanya, mereka akan pergi ke kamar pukul 9 malam.
Saat hendak menuju ruang tamu, Fia tak sengaja melihat pintu kamar orang tuanya sedikit terbuka. Fia mendekatkan telinganya, iseng ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan.
Pasalnya, baru kali ini Fia mendapati Sudi dan Diana berbicara serius dalam kamar seperti ini. Apalagi, nada bicara Sudi terdengar... Emosi?
"Terus harus gimana, bu?! Kerugian ini gak main-main!"
"Ayah, kita harus tenang,"
"TIDAK SEMUDAH ITU, BU! KITA ADA DI UJUNG KEHANCURAN!"
"Ayah! Nanti Fia dengar bagaimana? Dia baru saja lulus. Jangan sampai dia dengar!"
"Biarkan saja! Biar dia tau kalau sudah seharusnya dia yang memberikan, bukan kita terus yang membelikan."
Perlahan Fia menjauh. Lengkungan di wajahnya perlahan muncul, tapi tidak bersuara. Melainkan kedua netranya yang bicara.
"Ayah?! Ayah sadar apa yang ayah bicarakan?!" Diana terdengar sangat terkejut. "Ayah sendiri yang minta Fia supaya fokus dengan pendidikannya. Sekarang apa?!"
"SAMA SAJA SEKOLAH ATAU TIDAK ANAK ITU! Saya lelah, bu! Apa dia pernah memikirkan orang tuanya? Pernah dia mencari cara supaya bisa membantu keuangan keluarga? Lihat apa yang dia lakukan? Haruto Haruto dan Harutooo saja di otaknya."
Hey? Apa ini?
Dadanya terasa sesak. Fia mundur perlahan, memilih kembali ke dalam kamar. Mematikan lampu kamar, mnumpahkan semua air matanya dalam kegelapan. Fia duduk di dekat jendela, membiarkan angin malam menyapa dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
午後 [Sore] |Haruto|
Genç KurguNew Version "アイシテル HARUTO!" Awalnya, semua terasa hampa. Tak ada satupun hal yang membangkitkan semangat. Hidup tanpa tujuan, raga tanpa daya. Namun, dunia ini punya banyak kejutan. Membawa keinginan juga harapan yang belum tentu menjadi kenyataan...