15

33 7 2
                                    

Aku bersiap untuk olahraga pagi melihat ru.ah yang sepi karena penghuni lagi bergelut dalam mimpi. Aku terkejut ketika membuka pintu melihat agam sambil menyengir menatapku.

"Syukur deh baru dateng langsung di sambut sama anea cantik," ujar agam.

Aku berjalan menuju garasi untuk mengambil sepeda gayungku.

"Lo ngapain ke sini?" Tanya ku.

"Jemput lo."

"Mau ikut olahraga?"

"Iya, biar sehat."

Aku menuntun sepeda ku keluar pagar dan melihat sepeda agam berada di samping tembok pagar.

"Emang lo suka olahraga?"

"Iyalah, gue lakik kali an."

"Oh.."

Kami berdua mendayung sepeda masing-masing. Sebenarnya ini situasi yang sangat aku tidak suka untuk berpura-pura dekat dengan seseorang yang asing, tapi mau bagaimana lagi aku harus menepati janjiku pada papa.

Waktu itu pagi-pagi sekali saat aku akan melaksanakan aktivitas rutin berolahraga papa datang menghampiri ku ke dapur saat aku mengisi air di botol.

"Papa? Tumben masih subuh gini udah bangun?"

"Papa mau ngomong sesuatu sama kamu nak."

"Tentang perjodohan itu?" Tanyaku dan melihat papa menganggukkan kepalanya.

"Pokoknya anea bilang enggak ya enggak. Kalau anea di jodohin analis juga harus di jodohin, atau analis aja deh yang di jodohin sama agam anea gak mau."

"Jangan gitu an, papa mohon banget sama kamu kali ini jadilah anak yang baik yang bisa membantu kedua orang tuamu. Papa tau kamu lagi cari hendra kan?"

Aku menatap papa dan menutup botol yang audah terisi penuh dengan air.

"Papa tahu?"

"Semua tentang kamu papa tahu, bahkan masa-masa buruk kamu dulu sama temen kamu papa tahu."

"Papa tahu juga?"

"Papa kecewa sama kamu, tapi kamu bisa bayar kecewa papa dengan terima perjodohan ini. Dan tentang heendra papa akan bantu kamu buat cari dia."

"Selama ini papa mata-matain aku?"

"Papa hanya ingin yang terbaik buat kamu an. Jadi kamu mau atau tidak untuk papa bantu mendapatkan informasi tentang hendra?"

"Iya, tapi jangan sakitin hendrA pah, aku cuman mau tanya sesuatu aja sama dia. Kita lihat apa jawaban hendra kalau misalakan jawabannya sesuai sama apa yang aku ingin papa gak bisa paksa hati aku buat lepas dari hendra."

"Makasih nak,"

"Ane!anea!"

Aku menghentikan lamunan ku dan menatap agam yang sudah berada di sampingku, aku pun kembali fokus pada sepeda.

"Lagi mikirin apa sih an?"

"Mikirin indra."

"Oh... eh iya an, besok ikut gue ya pulang sekolah?"

"Besok? Atau beberapa jam lagi?"

"Oh iya ya, entar lagi matahari terbit fajar aja udah kelihatan."

"Ikut kemana?"

"Toko buku."

"Buat apa?"

"Buat cari buku lah an persiapan tempur bentar lagi kan kita sibuk,"

"Bukan nya lo gak suka belajar?"

"Iya sih, lo gak ngertian ya an, ya buat berduaan sama lo lah."

Aku terkekeh.

"Gue gak bisa, gak tertaruk sama buku ke tempat lain aja deh,"

"Emang lo mau jalan sama gue? Serius? Kita ke mall aja gimana?"

"Mall ya? Gimana kalau kita ke danau deket sekolah itu aja. Btw lo bisa main gitar?"

"Bisa dikit sih,"

"Kita nyanyi bareng aja sambil nikmatin alam bebas, dari pada ke mall sumpek gue liat bbanyak orang."

"Oke deh, gue bakal pilihin lagu yang bagus buat lo."

"Okey,"

🌟🌕🌟🌕🌟

"Good morning cantik,"

Aku mengalihakan pandangan dati yori.

"Apaan sih yor? Kita tuh harus banyak banyak belajar buat ujian. Bentar lagi kita lulus."

"Ey lo jadi banyak omong ya sekarang, kenapa? Ngerasa banget deh kalau lo disukain sama agam."

"Kalau agam suka gue kenapa emang? Lo pengen ya disukain agam juga?"

"Songong deh lo, berasa udah balik lagi kayak dulu." Kata jessy.

"Mau gue balik kaya dulu atau bukan emang kenapa? Kalian takut?"

"Lo diem ya, lo emang mau kita laporin tentang lo ke pihak berwajib?"

"Gue gak takut yori, laporin aja lagian ternyata bokap gue udah tau tentang semuanya."

"Apa?" Teriak mereka bertiga.

Aku tersenyum.

"Jadi lo semua jangan ganggu gue lagi."

"Dan gue anggap semuanya udah kelar, masalah dulu gue udah ganti semua keburukan gue selama 2 tahun lebih. Sekarang gak ada yang bisa sentuh gue lagi." Aku berjalan meninggalkan mereka yang masih terkejut dengan perkataan aku.

Dan ya sekarang tak hanya sifat ku yang akan kembali bahkan gaya ku juga kembali dengan ramput yang tergerai. Sekarang aku tidak akan membiarkan orang-orang memberikan tatapan menjijikan padaku, aku akan menatap balik dengan tajam. Tapi satu yang takkan kembali dari diriku yang lama.

🌟🌕🌟🌕🌟

Haiiii, ndak bisa nulis banyak lagi ga mood
Selamat menikmati

SFO Smiles (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang