16

31 7 0
                                    

Sepulang sekolah anea langsung berjalan kedanau sambil melihat ke arah jalanan.

"Dra... pilihan gue salah kan? Tapi ini satu-satunya cara karena papa udah tau semuanya." Kataku dan terus berjalan.

Saat tiba di danau aku melihat suasana danau yang terlihat seperyi tempat camping, ada tikar di atas rumput hijau tepat samping kursi putih panjang dan juga makanan dan minumaan. Namun aku tak melihat batang hidung agam disini. Aku memilih untuk duduk di atas kursi sambil menatap danau.

Beberapa menit berlalu aku membiarkan diriku terhanyut dalam lamunan. "Anea!" Pekik agam dan duduk di sampingku dengan tangan yang membawa gitar.

"Lo yang siapin?" Tanyaku langsung.

Agam menganggukkan kepalanya.

"Seru juga sih, tempatnya bagus an." Kata cowok itu.

"Gue gak akan tau tempat ini kalau gak pernah ketemu indra." Kataku, aku melihat senyuman di bibir agam mati-matian ia tahan mendengar ku kembali mengucap nama hendra.

"Ayo kita makan roti nya an." Agam menarik tanganku berjalan ke arah tikar itu dan duduk di sampingnya.

"Gue ada satu lagu tapi gak tau lo bakal suka apa enggak."

"Nyanyiin gih." Pintaku.

"Gue nyanyi lo rekam ya," aku mengangguk sebagai jawaban.

"Aku pemujamu disini..."

"Yang tak engkau kenali..."

"Sedikitpun, sepercikpun, itu..."

"Dan biarkanku menatapmu..."

"Dengan perasaanku..."

"Yang menggebu..., tiada henti..."

"Andaikan... engkau mengerti, perasaanku saat ini..."

"Namun engkau tak mengerti itu...."

"Kumenyusuri ruang hatimu yang tetap tak dapat ku sentuh..."

Mataku memandang benda pipih yang ku pegang dengan telinga yang setia mendengar setial lirik yang seakan menjadi perantara hati agam dalam berbicara denganku.

Cowok yang sedang bermain gitar itu menghentikan aksi nya di petikan terakhir dan manaruh gitarnya.

"Suara gue emang gak enak an,"

"Enak kok. Eh iya lo kenapa gak suka belajar?"

"Bikin pusing an. Gue lebih suka nge game, atau gak ya gambar."

Aku menaruh hp agam di depan cowok itu setelah selesai merekam.

"Abis lulus rencana lo apa?" Tanya ku lagi.

"Lo sendiri mau gimana?"

"Gue bakal ikut apa kata bokap."

"Gue ikut apa kata lo."

"Mana bisa, kita harus nentuin masa depan kita sendiri bukan ikut-ikutan."

"Lah, lo sendiri ikutin apa kata bokap lo."

"Tau ah, gue laper."

"Yaudah kita makan sekarang."

"Makan apa? Lo kari makan roti doang bakal kenyang apa?"

"Lo mau makan nasi an?"

"Iyalah, bukannya gue gak suka roti, tapi gue lagi laper nasi."

🌟🌕🌟🌕🌟

Agam dan aku tengah berjalan keluar daari jembatan dan kita akan menunggu angkutan umum disini.

"Gak naik tak aja an?"

SFO Smiles (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang