"Sekarang kita mau kemana lagi an?" Tanya agam di dalam angkot
"Kita bagiin roti-roti itu ke yang membutuhkan."
"Siapa?"
Aku tak menjawab dan fokus pada ponselku.
Terlihat followors ku yang bertambah lagi sekarang. Aku tersenyum dan mengklik ikon tambah untuk mengunggah foto yang tadi ku ambil pagi-pagi sebelum berangkat sekolah.
"Lo nama ig nya apaan sih an, gue cari-cari gak nemu." Kata agam.
"Kepo amat lo."
"Oh iya gue lupa bilang."
"Apa?"
"Lo makin cantik an kalau rambut panjang lo ga diiket kaya biasanya."
"Gue tau,"
"Ini kali pertama gue liat lo kayak gini. Btw karenapa apa an? Pasti bukan tanpa alasan kan?"
Aku mematikan layar ponsel.
"Karena gue mau balik ke gue yang dulu, selain penampilan tapi juga karakter. Gue mau menghidupkan gue yang mati."
Agam tersenyum membuat ku bingung.
"Gue suka dan gue dukung lo."
"Tapi lo jangan jadi ganas lagi yak!" Lanjut cowok dan aku memalingkan pandanganku darinya.
"Terserah gue lah," jawabku ketus.
Setelah turun dari angkot itu aku dan agam berjalan sedikit jauh dan sekarang kita tiba di jalanan yang sedikit kotor didekat rel kereta.
Aku memperhatikan sekeliling dan tak melihat sosok yang ku cari.
"Kita mau kasih ke anak sekitar rel kereta ini?
Aku mengangguk menjawab pertanyaan agam.
"Tapi mereka mana an?"
"Gatau ya biasanya mereka disini lho."
"Kita duduk sini aja tunggu mereka."
Aku duduk di atas batu besar pinggir rel kereta yang tertutup dedaunan dan agam mengikutiku.
"Kata siapa mereka biasanya disini?"
"Kata gue lah, biasanya itu mereka disini istirahat bentar sebelum pulang."
"Lo.sering ketemu mereka? Wah, gak nyangka gue sih an kalau lo punya hati baik juga, gak salah gue suka sama lo."
"Gak sering cuman pernah dua kali hendra aja ke sini."
Agam terdiam.
"Kak anea!" Teriak anak perempuan dengan pakaian yang lusuh menghampiriku dan agam sambil berlari.
Anak itu memulukku dan aku membalas pelukannya.
"Aku kangen kaka, yang lain juga kak."
"Kaka juga kangen kaliam," aku membalas pelukan dari beberapa anak yang lain juga menjadi satu pelukan.
"Kaka kesini mau kasihin kalian roti-roti ini." Kata ku mengambil roti yang agam letakkan di atas batu.
"Makasih kak!"
"Makasih nya ke kak agam ya yang kasih dia bukan kaka."
Agam.di tempatnya menatapku.
"Temen kakak?" Celetuk anak lelaki dengan tubuhnya yang gemuk.
"Iya," jawabku.
"Makasih kak agam." Ucap mereka semua serentak dengan tangan yang sama-sama memegang sebungkus roti. Ternyata roti yang agam bawa masih lebih dua jadi sisanya aku dana gam yang akan makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SFO Smiles (Proses Revisi)
Teen FictionAnea kehilangan pacarnya tanpa sebab dan tiba-tiba di jodohkan dengan seseorang yang sama sekali buka tipe nya. Sebentar saja kalian temanilah cerita Anea-Hendra-Agaam dengan penuh senyum seperti judulnya. . . . . Alurnya ringan kok👍 gak nguras em...