Jay dan Jungwon sudah menjalin persahabatan yang cukup lama, mereka berdua begitu dekat dan akrab. Hingga suatu malam hal yang tak terduga terjadi di antara Jay dan Jungwon.
Hal itu membawa Jay ke dalam sebuah dilema yang begitu membelenggu hatinya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jungwon POV
" Kau tahu, Jay.. dia menyatakan cintanya padaku.. "
Aku mendengarnya dengan sangat jelas, seketika minuman dingin yang sedang aku nikmati terasa tidak segar lagi. Entah kenapa, tapi mataku menjadi buram oleh buliran air mata. Air mata yang sengaja aku tahan agar Chaewon tidak mengetahui apa yang sedang aku rasakan saat ini.
Dengan cepat aku menghapusnya walaupun mendapatkan tatapan khawatir dari wanita yang ada di sebelahku.
Dia adalah Kim Chaewon, sahabatku..
" Jungwon, kau tidak apa-apa? " tanyanya dengan raut khawatir yang ketara begitu jelas.
" Aku tak apa, debu sialan membuat mataku menjadi perih. " bohongku..
Aku tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya bahwa aku menangis karena cemburu. Tapi syukurlah, sepertinya Chaewon percaya dengan kebohongan singkat yang aku katakan.
Aku dan Chaewon saat ini sedang berada di kantin kampus. Seperti biasa menikmati makan siang sambil berbincang ringan setelah di pusingkan dengan berbagai tugas - tugas yang dosenberikan.
Aku, Chaewon dan Jay sudah bersahabat cukup lama. Dipertemukan ketika SMP hingga akhirnya kami bertiga bersahabat hingga sekarang.
Aku, Jay dan Chaewon berada di satu kampus yang sama. Namun Jay sudah lulus kuliah terlebih dahulu dan saat ini tengah fokus mengembangkan perusahaan kecil yang di berikan oleh Ayahnya. Perusahaan yang telah berkembang pesat menjadi perusahaan yang makmur dan maju.
Asal kalian tahu, Jay adalah pria keturunan Amerika-Korea yang disegani dan terpandang. Semua wanita begitu memuja Jay, namun Jay tidak pernah peduli ataupun merespon berbagai ungkapan cinta dari para fansnya.
Jay bukanlah idol ataupun aktor papan atas namun ketampanannya dan kekayaan yang dimiliki olehnya mampu membuat seluruh wanita terpikat dan jatuh hati padanya.
Jay dan sifat dinginnya memang sudah mendarah daging. Tapi ketika bersama sahabatnya, Jay akan menjadi pria yang hangat dan penuh perhatian. Itulah yang aku rasakan ketika bersama Jay.
Aku tidak pernah menyangka kalau hidupku yang sebatang kara, hidupku yang selalu di penuhi dengan kesendirian dan air mata semenjak kedua orang tuaku meninggal dunia, kini menjadi lebih berwarna setelah kehadiran Chaewon dan Jay di dalam hidupku.
Aku selalu mensyukuri persahabatanku bersama Jay dan Chaewon. Hingga suatu ketika aku menyadari tentang satu hal yang membuat aku takut. Takut dengan dunia yang akan menolakku, takut akan kenyataan bahwa Chaewon dan Jay tidak akan mungkin menerima diriku yang sebenarnya.
Aku seorang gay.
Harusnya aku ikut bahagia saat Jay menyatakan cintanya pada Chaewon. Harusnya aku ikut senang ketika Jay sudah menetapkan pilihan dan hatinya kepada Chaewon.
