25

2.2K 296 34
                                    

"Kau yakin kita akan makan malam di luar?" Alicia untuk yang ke-sekian kalinya menanyakan keputusan Jaemin yang mengajaknya untuk makan malam di luar rumah.

Masalahnya adalah lelaki itu tidak terlihat begitu baik-baik saja.

Na Jaemin dengan wajah yang pucat itu, sekarang tampak bersiap-siap dengan kaos putihnya.

"Hmm," Jaemin hanya berdehem pelan sebagai jawaban. "Kau sudah siap?" tanyanya menatap Alicia.

Alicia mengangguk, meraih tas kecilnya untuk persiapan terakhir dan kini keduanya berjalan keluar dari apartemen menuju basement.

"Jaemin,"

Jaemin menoleh, "Ya?"

"Ada masalah?"

Jaemin tidak langsung menjawab, ia hanya menatap Alicia yang juga menatapnya dengan sorot mata penuh kekhawatiran itu.

Tersenyum tipis untuk sekedar meyakinkan istrinya itu.

"Tidak ada, sini." Jaemin menarik Alicia agar berjalan di sampingnya, menggenggam tangan wanita itu. "Aku hanya sedikit kelelahan, banyak urusan yang tidak bisa diselesaikan dengan mudah belakangan ini,"

"Urusan kantor?"

Jaemin mengangguk, "Maaf tidak bisa selalu memperhatikanmu,"

"Tidak perlu minta maaf, aku mengerti." ucap Alicia lembut, "Dan kalau sekarang kau sedang kelelahan, tidak usah memaksakan diri untuk-"

"Jadi kau menolak ajakan makan malamku yang langka ini?"

"B-bukan begitu, aku hanya khawatir, apa tidak lebih baik kau istirahat saja di rumah?"

Jaemin tersenyum lagi, ekspresi Alicia yang jelas mengkhawatirkannya itu.

"Istirahatku cukup dengan menikmati waktu berdua denganmu,"

"Tapi bisa di rumah saja, kan?"

"Alicia, aku tidak suka kalau seperti ini,"

Alicia terdiam, menutup rapat mulutnya, sedikit menundukkan wajahnya karena takut dengan sorot mata tajam Jaemin.

"M-maaf,"

"Tidak perlu mengkhawatirkanku, aku baik-baik saja," Jaemin meraih wajah Alicia, mengelus lembut pipi wanita itu.

...

Di perjalanan, Alicia fokus melihat pemandangan jalan malam hari kota Seoul, waktu dimana orang-orang masih sibuk beraktivitas, membuat jalanan menjadi padat.

Tanpa ia sadari di sampingnya, Jaemin tampak risih dengan ponselnya yang terus bergetar itu.

Sebuah panggilan yang sedari tadi terus ditolaknya, namun si penelepon bebal, terus menerus kembali menelepon.

Jaemin melirik Alicia, sementara istrinya itu masih terlihat sibuk memandangi jalan melalui kaca samping mobil.

Ahn Sujin, yang terus menerus menghubunginya, sejak kejadian satu bulan yang lalu, dimana ia memutuskan untuk berbicara dengan Sujin secara langsung tentang ia yang tidak akan bisa selalu menemui gadis itu lagi.

Saat kembali ke rumah, dengan perasaan yang kacau, Jaemin yang diselimuti rasa bersalah tapi di sisi lain ia merasa keputusannya sudah sepenuhnya benar.

Ia menceritakan semuanya pada Alicia, dan berjanji pada istrinya itu bahwa ia tidak akan bertemu dengan Sujin lagi, karena kondisi gadis itu yang sudah jauh membaik.

Semuanya kembali baik-baik saja, sampai satu minggu terakhir Sujin kembali berusaha menghubunginya.

Dan berulang kali pula Jaemin dengan berbagai alasannya berusaha kuat untuk menolak permintaan Sujin yang terus ingin bertemu dengannya.

Definitely Yours | NA JAEMIN (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang