19

1.9K 315 25
                                    

"Hai, apa aku mengganggu kalian?"

Alicia menggeleng dengan kaku menanggapi sapaan Sujin sesaat ketika ia membukakan pintu untuk gadis itu.

Begitu pula Jaemin yang akhirnya menyusul, lelaki tampan itu juga terlihat terkejut dengan kedatangan Sujin.

"Sujin-ah?"

Sujin tersenyum manis, mengangkat dua buah kantong plastik berisi makanan.

"Boleh aku berteman? Aku membawakan makan malam,"

Fokus gadis itu hanya pada Jaemin, "Jaemin, boleh kan? Kau pernah berjanji padaku kalau aku boleh datang kesini untuk berteman kalau aku merasa kesepian,"

Alicia melirik Jaemin, benarkah Jaemin pernah mengatakan hal seperti itu?

"Iya, tapi-"

"Masuklah, Sujin." Alicia menyela dengan cepat, menggeser sedikit posisinya agar Sujin bisa masuk.

"Terimakasih,"

Sujin berjalan dengan senyumnya yang tidak memudar sedikitpun, matanya menelusuri setiap sudut ruangan apartemen.

"Tempat tinggal yang sangat bagus, ini benar-benar gayamu, ya?" Sujin menatap Jaemin.

Sementara itu, Jaemin hanya berdehem pelan menanggapi ucapan Sujin, ia terus mencuri pandang ke arah Alicia yang berada di belakangnya.

Alicia hanya menunjukkan ekspresi tenang, seolah ia tidak merasa keberatan dengan kedatangan Sujin.

"Alicia, dimana aku bisa menyiapkan makanan ini?"

"Ah, disini. Ikuti aku,"

...

Alicia memilih lebih dulu masuk ke dalam kamar, meninggalkan Jaemin dan Sujin yang masih berbincang di ruang tengah itu.

Sudah hampir dua jam Sujin belum juga menunjukkan tanda-tanda kalau ia akan pulang.

Berbagai macam hal dibicarakan oleh gadis itu, mulai dari mengingat kehidupan di sekolah dulu, tentang bagaimana kehidupannya di Shanghai, dan satu hal yang membuat Alicia tidak nyaman adalah..

Sujin selalu membahas masa lalu tentang hubungannya ketika masih bersama Jaemin.

Dengan alasan ia mengatakan semua itu hanya untuk sekedar bercanda dan mencairkan suasana.

Cukup lama Alicia berdiam diri di kamar, sampai akhirnya pintu dibuka dan Jaemin masuk.

"Sujin sudah pulang?"

Jaemin tampak menggeleng pelan, "Belum, tapi akan,"

Ekspresi Jaemin kini seperti serius memikirkan sesuatu, dengan sorot mata ragu, ia menghampiri istrinya itu.

"Boleh aku mengantarkannya pulang? Ini sudah larut malam,"

Alicia melirik jam dinding, benar, jarum jam yang menunjukkan hampir pukul dua belas malam itu, artinya ini sudah terlalu larut.

Mengangguk  singkat sebagai jawaban, Alicia tidak mengatakan apapun lagi, merebahkan diri di tempat tidur dan menarik selimut menutupi tubuhnya.

"Alicia, kau marah?"

Tidak ada jawaban.

"Alicia," ulangnya, menginginkan respon yang lebih baik.

Jaemin menghela nafas, dengan sedikit kasar, seperti mendengus kesal.

"Kau yang mengijinkannya masuk, bukan aku. Jadi bukankah tidak masuk akal jika kau yang marah disini?"

Alicia membuka kembali selimutnya, duduk dan balas menatap Jaemin.

Definitely Yours | NA JAEMIN (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang