"Alicia,"
Jaemin menghampiri Alicia yang sedang menyiapkan sarapan.
Sejak kejadian tadi malam, keduanya tidur di kamar yang terpisah, lebih tepatnya Alicia yang sengaja menjauhi Jaemin dan memilih untuk tidur di kamar tamu.
Melihat Alicia yang tak kunjung memberinya respon, Jaemin menghela nafas kasar.
"Suamimu sedang bicara sekarang, dan kau tidak berniat menghiraukan?"
"Suami? Suami macam apa yang meninggalkan istrinya di jalan sendirian demi menemui mantan kekasihnya?" ucap Alicia tanpa mengalihkan pandangan.
"Sampai kapan kau akan terus membahas hal itu?"
Alicia menatap Jaemin, "Kurasa pembicaraan kita tadi malam sudah cukup jelas,"
"Kalau kau tidak memberiku kesempatan, masalah kita tidak akan selesai, Alicia."
"Kesempatan? Aku tidak memberimu kesempatan? Kau hanya tidak pernah menyadarinya, Jaemin. Tentang rasa khawatir yang selalu aku rasakan setiap kau menemui Sujin,"
"Kalau begitu kenapa kau diam saja? Bertingkah seolah baik-baik saja saat aku bilang ingin menemui Sujin. Kau memendam hal itu sendiri, dan tidak pernah memberitahuku,"
Alicia terdiam, mendengar ucapan Jaemin yang seakan tidak ingin disalahkan itu, membuat hatinya sakit.
Memang lelaki itu tidak sepenuhnya salah, Alicia memang selalu memendam perasaannya.
"Kau tahu? Sebagai seorang wanita, terkadang sangat berharap kalau pasangan bisa mengerti dengan sendirinya apa yang dirasakan, tanpa harus memberitahu. Kau benar, selama ini aku memang memendam rasa khawatir itu sendirian,"
"Kau yang memintaku mempercayaimu, dan aku percaya. Kau yang selalu mengatakan kalau kau mencintaiku. Namun, jika hal itu benar, jika kau memang mencintaiku, yakin dengan perasaanmu, maka seharusnya yang terjadi adalah sejak awal kau tidak menemui Sujin atau siapapun terlebih dahulu,"
"Tapi kenyataannya? Kau yang sempat menyembunyikan fakta kalau kau dan Sujin memang sudah bertemu. Jika saat itu aku tidak mengetahui sendiri, mungkin saja kau masih terus akan menyembunyikannya sampai sekarang, kan?"
Jaemin diam saja mendengarkan semua ucapan Alicia, melangkahkan kakinya mendekat, namun bersamaan dengan itu Alicia pun menjauhkan dirinya.
"Alicia, aku sangat minta maaf dengan apa yang sudah terjadi dan aku menyesal. Sangat menyesal,"
"Tapi, kali ini, aku ingin meminta kesempatan lagi, yang terakhir, aku janji ini yang terakhir,"
"Aku akan pergi sekarang, tunggu aku,"
Alicia menatap Jaemin tidak percaya, "K-Kau akan menemui Sujin lagi?" tanyanya dengan suara bergetar.
Anggukan pelan dari Jaemin membuatnya tidak bisa bertahan dengan emosinya lagi.
Air matanya jatuh begitu saja.
"Jika... sekarang aku benar-benar melarangmu untuk bertemu Sujin?"
"Aku harus menemuinya, sekarang keadaannya sedang sangat tidak memungkinkan untuk-"
"Tidak memungkinkan untuk ditinggalkan?"
"Tidak, bukan. Maksudku adalah-"
"Kalau kau memang tidak berniat sama sekali meninggalkannya katakan! Katakan kalau kau jelas masih mencintainya! Kau mencintai Sujin, bukan aku, kau hanya keliru dengan perasaanmu sendiri,"
"Jaemin, kau tahu bagaimana perasaanku sekarang? Kau mungkin tidak akan percaya jika aku mengatakan bahwa sekarang mungkin aku lebih merasa terluka dibanding Sujin,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Definitely Yours | NA JAEMIN (completed)
FanficNa jaemin, mantan pemain wanita kelas kakap, bersama dengan wanita terakhirnya, Alicia. Namun, bagaimana dengan seseorang di masa lalu yang kemudian datang kembali?